[Jadi benar, kamu bertunangan hari ini? Bukannya kamu sudah menolak pria itu, kenapa sekarang malah tunangan? Kenapa kamu sangat egois, tidak memiliki perasaan Qiara?] Egois katanya. Pria gil*.Eh tapi tunggu dulu, dari mana pria itu tahu aku bertunangan hari ini. Bukan hanya itu, bagaimana bisa dia juga tahu aku pernah menolak Kak Shaka. [Nafisah, jawab!] Mantan suamiku itu masih menggunakan nada tinggi untuk berbicara.Sontak Kak Shaka mengulurkan tangannya. "Berikan padaku!" pintanya dengan rahang mengeras. Ada kilatan amarah di sorot matanya. "Bentar," aku berdiri dan berjalan sedikit menjauh tapi Kak Shaka mengikutiku dan tetap berdiri di belakangku. [Nafisah, kamu dengar suaraku?] katanya dengan nada menantang. [Bisa gak bicaranya lebih sopan?][Nggak.] Tidak bisa. Aku juga bisa marah kalau terus dibentak. [Aku ingatkan kamu ya, Mas. Sekarang kamu bukan lagi siapa-siapa aku. Kamu tidak punya hak bentak-bentak aku. Jadi, jaga ucapan kamu atau aku tutup telponnya!!!] Apa di
Read more