Sempat Hendra ragu mendengar permintaan Juwi. Dia terdiam beberapa detik sampai Juwita memiringkan cangkir itu hingga teh di dalamnya menyentuh bibir Hendra. Saat itu lah dia berani mencicipi teh yang seharusnya untuk Juwi.“Enak?” tanya Juwi, suaranya yang lembut menyejukkan telinga yang mendengarnya, membawa rasa sejuk itu merambat ke hati Hendra.“Enak, kok. Gulanya pas, nggak terlalu manis dan nggak hambar, seperti kesukaan kamu,” kata Hendra, setelah mencicip dua kali tehnya.Juwita mengambil cangkir itu kembali. Dia putar dengan tangan kirinya lantas meminum dari bekas bibir Hendra. Juwi merasa tersanjung, belum lama dia menikah dengan Hendra tapi suaminya tahu selera Juwi.“Gimana, pas nggak?”“Ini enak, sangat enak.” Juwi tersenyum sangat manis, lebih manis dari rasa teh yang Hendra buatkan. Selama menjadi suami, Hendra tidak pernah mendapat perhatian seperti ini. Dia adalah suam
Last Updated : 2022-04-27 Read more