Semua Bab GAGAL MENIKAH KARENA ORANG KETIGA: Bab 81 - Bab 90

100 Bab

Bab 81

Setelah kepergian Mas Ilham, aku kembali masuk kamar dan bersandar di kepala ranjang beralaskan bantal sebagai penyangga. Sedikit lega, tetapi kepala nyut-nyut juga.Andin sejak tadi diam mendengar jawaban penolakanku, begitu juga dengan ibu. Aku tahu bagaimana terlukanya hati Mas Ilham. Sebenarnya tidak tega dan ada sedikit rasa untuk menerima, tetapi aku lebih memilih mengejar cinta penuh rida Ilahi dan kedua orangtua."Kira-kira Mas Ilham sedang apa, ya?""Aku tidak tahu itu. Lagian kenala akhir-akhir ini kamu sangat membelanya? Jangan-jangan ....""Jangan-jangan apa?"Aku tertawa kecil tidak meneruskan kalimat tadi. Ya, ada prasangka bahwa Andin bekerjasama dengan Mas Ilham. Namun, aku tidak ingin mengutarakan, bisa menjadi masalah besar.Mata kembali terpejam. Hanya terpejam karena ketika ada masalah, aku selalu kesulitan untuk terlelap bahkan hingga hari ini. Dulu, aku selalu meraih buku atau berinteraksi dengan al-qur'an untuk membunu
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-04-24
Baca selengkapnya

Bab 82

Langkahku beringsut mundur. Dalam hati aku selalu meminta kepada Tuhan agar mengirim hamba-Nya untuk menyelamatkanku paling tidak al-qur'an dalam tas yang sedang kupeluk.Tawa Nurul memekakkan telinga. Aku melirik kanan dan kiri, tidak ada orang sementara Bram terus mendekat. Tuhan! Selamatkan aku atau ayat sucimu! teriakku dalam hati dengan air mata membendung.Langkahku harus terhenti karena ada tembok besar di belakang. Bram yang berdiri dengan jarak dua meter dariku tertawa. "Ketakutan?"Aku tidak menjawab, hanya bisa menelan saliva sambil terus memohon pertolongan. Sungguh, aku lebih takut kepada Allah. Tidak mengapa tewas dibunuh hari ini asalkan al-qur'an selamat."Rusakkan dulu sepeda butut ini, Yang!" perintah Nurul.Bram mengerling nakal padaku, kemudian mendekati Nurul yang sejak tadi menginjak-injak sepeda pemberian ibu. Hatiku teriris, harga diri sudah tidak ada di hadapan mereka. Sepeda itu benar-benar hancur ditimpuk batu besar.
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-04-24
Baca selengkapnya

Bab 83

"Maafkan mas yang tidak bisa menjagamu, atau sekadar mengantar jemput karena harus kerja," ucap Mas Dika tulus setelah kami makan malam."Ndak apa-apa, Mas. Kan harus kerja karena adikmu yang cantik ini butuh uang!" selorohku dengan gaya sok manis."Nyesal aku ngomong kayak tadi." Mas Dika mendelik, kemudian menarik tanganku ke ruang tamu soalnya volune televisi sedikit mengganggu. "Mas penasaran sama laki-laki yang menolongmu itu. Apa jangan-jangan Kevin?""Tidak mungkin. Malam itu dia juga yang menolong sementara Kevin ada di belakangmu, toh?"Mas Dika memijit kening, dia ikut penasaran siapa lelaki yang seperti menjagaku dari jauh. Di luar daripada itu dia sempat membahas Amel.Ya, Amel lagi Amel lagi."Apa berdosa rindu pada istri orang?"Aku menatap Mas Dika tidak percaya karena selama ini dia cuek pada perempuan. Sekalinya jatuh cinta malah ditinggal menikah dan suami dari perempuan itu sekali lagi adalah teman kerjanya yang bis
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-04-24
Baca selengkapnya

Bab 84

Gus Qabil sangat lama, aku sedikit kesal dibuatnya. Untung anak Kyai, coba kalau bukan. Ada rasa gamang menyelimuti diri. "Apa kamu mau menjadi calon adik iparku?" "Eh?" Aku membuka mata menatap beliau tidak percaya. Namun, Gus Qabil malah langsung menunduk menjaga pandangan. Ketika aku beralih menatap Gus Hanan, dia tersenyum ramah. Hanya sekilas. Kalau menjadi calon adik ipar berarti lamaran ini untuk sang adik. Sejenak aku terhenyak. Hati dan pikiran berkecamuk tanpa henti. Gelombang air mata kini tidak mampu aku tepis. "Maafkan kami yang tidak membawa keluarga untuk meminang karena Romo Haji sedang sibuk. Tapi nanti kalau Yumna mengiyakan, kami akan sangat berterimakasih." Gus Qabil kembali membuka suara. Aku tergugu sambil terus membaca istigfar. Apakah ini saatnya mengikhlaskan segalanya bahwa kami tidak ditakdirkan bersama? "Yumna!" Ayah menepuk pundak ini sedikit kasar membuatku tersadar dari lamunan. "Iya, Ayah?" "Gus Qabil nanya, kamu mau ndak dengar siapa yang menja
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-04-24
Baca selengkapnya

Bab 85

Buku Gus Hanan ibu beri padaku. Katanya minta diisi sama beliau. Aku menerima dengan hati nelangsa, tidak tahu harus menulis apa di dalamnya.Dengan langkah gontai aku menuju kamar berakhir duduk di kursi belajar. Buku hampir setebal satu sentimeter itu aku buka perlahan. Pena telah siap di jari kananku.~~~Hari ini kamu datang melamar aku, tetapi masmu yang menyampaikan. Saat itu aku merasa bukan kenyataan melainkan halu. Memintamu menunggu bukan berarti aku berat menerima, Gus.Setelah kalian pulang, sore harinya aku bercerita pada Mas Dika. Dia begitu antusias, tetapi mengatakan kalau Gus Hanan rugi jika menikah denganku gara-gara senang ngeledekin mas sendiri."Gus, apa aku pantas untukmu?"Jawab:Bukan hanya Mas Dika. Ibu pun mengaku kalau Gus rugi jika harus menikah denganku yang pemalas. Engkau tidak perlu dipertanyakan lagi masalah akhlak, agama serta keturunan. Semua sudah jelas.Hehe, lucu yah Gus?Kenapa sih ha
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-04-25
Baca selengkapnya

Bab 86

Aku terpaku di tempat. Pelan, mata memindai kamar yang didominasi warna merah muda. Kelak kamar ini akan aku tinggal ketika sudah menikah nanti karena seorang istri sepatutnya ikut suami.Jum'at pagi aku lari-lari kecil di depan rumah karena sudah lama tidak berolahraga. Cukup mengenakan training longgar dan tebal, kaos lengan panjang serta jilbab rabbani ukuran L.Mentari pagi ini sangat benderang, kicau burung pun terdengar seperti nyanyian. Langit berhias awan tebal berwarna putih bersih. Langit seperti sedang tersenyum padaku."Mbak!"Aku menoleh. Tidak jauh dari tempatku berdiri, ada seorang anak lelaki yang kutaksir berumur sepuluh tahun. Kaki mengayun pelan, mengikis jarak hingga kami bisa saling pukul kalau mau."Ini ada surat buat Mbak Yumna!" seru anak itu. Sepertinya dia orang sini, tetapi aku kurang ingat."Dari siapa, Dek?""Mas-nya bilang rahasia Mbak." Anak itu tertawa kecil. Giginya yang ompong hampir membuatku ikut me
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-04-25
Baca selengkapnya

Bab 87

POV AUTHOR***Pintu rumah terbuka, senyum Amel langsung memudar ketika mengetahui siapa yang hendak bertamu. Baru saja perempuan itu ingin menutup kembali, Nurul mencegah kemudian menyeringai tipis."Apa?" Mata Amel sedikit melotot. Dia sangat tidak suka berada di sekitar Nurul karena selalu merusak mood."Boleh aku masuk dulu?" tanya Nurul sambil menunjukkan surat di tangannya.Karena penasaran, akhirnya Amel membuka pintu lebar-lebar. Perempuan penyihir yang tak lain adalah Nurul melangkah anggun sambil kembali memindai sekitar berharap ada orang lain di sini.Mereka duduk saling berhadapan. Amel memasang wajah tak suka agar tamu tak diundang di depannya cepat pergi."Ada urusan apa kamu ke sini?" ketus Amel melipat kedua tangan di depan dada."Ou, ou, ou, santai. Kamu jangan ketus begitu, okey?" Nurul mengarahkan kedua telapak tangan ke Amel yang mendelik kesal. "Aku ketakutan melihatmu, Amel.""Katakan, apa yang mem
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-04-25
Baca selengkapnya

Bab 88

POV YUMNA***Setelah mengantar Mas Dika sampai depan rumah, aku menyapu halaman karena tadi malam angin sedikit kencang. Daun kering pun jatuh meninggalkan pohon. Takdir berpihak karena tidak terlalu banyak."Rajin amat mantan sahabatnya Amel!"Aku menoleh. Lagi-lagi Nurul datang mengusik pekerjaan. Kalimatnya barusan menyinggung perasaan karena memang Amel tidak membalas pesan yang aku kirim kemarin. Entah fitnah apa saja yang sudah dikatakan pada Amel.Pekerjaan aku teruskan hingga sepuluh menit tidak mengindahkan semua ocehan Nurul. Bagiku itu hanyalah angin lalu yang sama sekali tidak penting. Semua rumput sudah masuk di kantong plastik hitam, aku tinggal membawanya ke penampungan sampah nanti."Ngapain kamu ke sini?" tanyaku sambil melangkah menjauh sekaligus menyimpan sapu yang mirip punya nenek sihir dalam dongeng."Untuk menyaksikan pertunjukan antara kamu dan Amel!"Aku memejamkan mata untuk menenangkan diri. Pasti Nu
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-04-25
Baca selengkapnya

Bab 89

"Aku melakukan drama tadi itu untuk memberi Nurul pelajaran bahwa tidak enak rasanya dijebak dan dipermalukan dj depan umum!" Lagi, Amel berucap lantang."Benar, sejak kemarin kami bersandiwara di depan Nurul. Untung saja aku bisa membaca kode dari Amel," tambah Kevin.Nurul menjauh dari Amel hendak melampar, tetapi tangan ibu mencegah. "Sampai kapan kamu mau merusak nama baik anakku, Nurul?"Para tetangga malah meneriaki Nurul. Aku kasihan, tetapi ini sebagai pelajaran agar dia tidak terus berulah seenaknya. Setelah itu dia lari tanpa sepatah kata pun, mungkin sudah sangat malu.Kevin juga pamit karena harus kembali bekerja. Ternyata demi berhasilnya rencana Amel, dia rela izin sebentar. Aku bernapas lega sekalipun masih belum percaya kalau tadi hanya sandiwara."Amel, maafkan aku!" isakku memeluknya."Hadeh, kirain pertunjukan apa, ternyata mempermalukan diri sendiri!" Samar terdengar cerocos Bu Arin mengajak komplotannya pulang."T
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-04-25
Baca selengkapnya

Bab 90

"Apa?" "Yumna harus mati agar impas!" Nurul mendekat padaku, kemudian berusaha mencekik leher ini. Aku berusaha menghindar, tetapi gagal. Hingga ibu mendorong Nurul sampai terhuyung ke belakang. "Ada satu hal yang belum terungkap selama ini!" Aku gemetar melihat ibu melotot seperti itu. Mungkinkah ibu akan memberitahu semua orang kalau Anisa mati bunuh diri gara-hara sedang mengandung? Sekalipun bukan Mas Dika pelakunya, tetap saja kasihan karena ketahuan pernah berzina. Aku menggeleng pelan menatap ibu yang tidak balas menatapku. Matanya memerah menyimpan linangan. "Muhammad Andika Akbar bin Fajar bin Abdullah. Itu nama putraku bernasab pada ayahnya, sementara putriku Yumna Alishba Nazafarin binti Ismail bin Sudirman." Jantungku seakan berhenti berdegup, kenapa ibu sampai membeberkan kalau aku dan Mas Dika hanya saudara seibu? Ya, kami beda ayah karena ayahnya Mas Dika meninggal dalam kecelakaan beruntun. "Sementara ka
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-04-25
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
5678910
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status