Home / Romansa / Garwa, Satu Hati Sampai Nanti / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Garwa, Satu Hati Sampai Nanti: Chapter 11 - Chapter 20

42 Chapters

11. Resmi Bergelar Janda

Happy Reading*****Mengalah bukan berarti kalah, sesuatu yang dipaksakan hasilnya tentu tidak akan bagus. Bertahan belasan tahun sudah dijalani oleh Yanti. Menjadi istri yang begitu pengertian dan memaafkan setiap kesalahan Basuki pun sudah perempuan itu lakukan. Namun, sikap si lelaki yang berstatus suami tak juga berubah.Benar bijak berkata, pengertian itu tidak cukup dilakukan oleh salah satu pihak saja. Jika hal itu tetap dipaksakan, maka akan ada pihak yang terluka. Seperti posisi Yanti pada pernikahannya dengan Basuki, hanya perempuan itu saja yang selalu mengerti dan belajar memahami segala kelakuan dan sikap suaminya, tetapi tidak begitu dengan sang lelaki.Sebuah surat yang dikirimkan oleh seseorang atas suruhan Basuki membuat
Read more

12. Awal, Tetapi Akhir

Happy Reading*****"Pak, saya mau diajak ke mana?" tanya Yanti dan lagi-lagi Ismoyo tidak merespon pertanyaannya.Lelaki itu malah dengan cepat melajukan mobil ke arah yang tidak diketahui si karyawati. Nyaris tak ada penjelasan apa pun dari Ismoyo. Sewaktu masuk ke ruangan Gaza pun, lelaki itu cuma meminta sang sahabat mencatat kehadiran Yanti dan menghitung lembur jika nanti dia balik ke minimarket lebih dari jam kerja yang ditetapkan.Sampai di sebuah perumahan yang cukup bagus, pelan-pelan lelaki itu mengendarai mobilnya. Menyapa satpam yang menjaga gapura perumahan dan memberi uang tips, lalu melanjutkan lagi perjalanan. Sampai di sebuah rumah paling pojok dengan pohon anggur menaungi halaman depan, Ismoyo menghentika
Read more

13. Tuduhan Keji

Happy Reading*****"Tarik napas dalam-dalam. Tenangkan hati dan pikiran menghadapi mereka. Aku ada untukmu," kata Ismoyo memberi semangat.Yanti mengikuti instruksi si bos, mengembuskan napas dalam-dalam dan mulai melangkah. Berniat menyalami raja dan ratu sehari, Ismoyo berjalan santai di sebelah karyawannya. Tangan kiri si lelaki masih setia menggenggam.Ilyana terlihat membisikkan sesuatu pada Basuki. Sang mantan akhirnya menatap tajam ke arah Yanti yang mengantri di barisan para tamu untuk menyalami mereka. Tatapan itu turun pada genggaman tangan keduanya dan membuat emosi si mantan tersulut.Tepat giliran Ismoyo di depan sang pengantin perempuan. Lelaki itu mengucapkan se
Read more

14. Terima Kasih

Happy Reading***** Pulang dari resepsi pernikahan Basuki, Ismoyo tak langsung membawa karyawannya ke minimarket. Namun, dia mengajak ke suatu tempat. Yanti sempat bertanya ke mana lelaki itu mengajaknya, tetapi lagi-lagi si bos berkata untuk diam dan mengikuti semua perintah.Kalau sudah begitu, bisa apa. Yanti, hanya karyawan biasa yang berusaha patuh agar tidak diberhentikan sebagai pegawai. Masih banyak kebutuhan yang harus dia penuhi, apalagi menyangkut anak-anak. Di sebuah gedung bertuliskan spa dan salon kecantikan, si bos menghentikan laju kendaraan."Pak, kita mau ngapain ke sini?""Mau main futsal," jawab Ismoyo sambil menarik garis bibir
Read more

15. Semakin Dekat

Happy Reading*****Tepat pukul sepuluh malam, Yanti sampai di rumah. Seandainya si bos tidak mengajak untuk makan di kafe terlebih dahulu mungkin dia tidak akan sampai di rumah selarut ini. Ada-ada saja alasan Ismoyo untuk mengajaknya, ada rekan kerja yang minta ketemuan hari itu juga.Sekali lagi, Yanti tidak bisa menolak permintaan si bos. Masih dengan pakaian yang sama ketika datang ke acara resepsi, dia menemani makan malam. Cara memperkenalkan si bos tentang dirinya juga masih sama seperti tadi, kekasih katanya.Bernapas lega, si karyawan turun dari mobil. "Terima kasih, Pak."Masih tetap duduk di kursi kemudi Ismoyo menatap Yanti. "Aku yang terima kasih. Kamu sudah bersedia me
Read more

16. Bisik - Bisik Menyakitkan

Happy Reading*****Sampai di halaman parkir minimarket, para karyawan sudah banyak yang menunggu kedatangan mereka. Yanti cepat-cepat turun begitu pintu otomatis mobil dibuka. Sementara Ismoyo, hanya tersenyum menatap sikap malu-malu dan salah tingkah perempuan itu.Ngapain juga dia kayak diuber setan gitu. Kuncinya aja aku yang megang. Si bos turun dari mobil dengan menenteng tas plastik berisi kotak bekal yang dibuat Yanti. Tangan yang lain masuk ke saku celana, berjalan santai dengan senyum tersampir indah. Menyapa semua karyawan dan menyuruh salah satu pramuniaga cowok untuk membuka pintu.Sampai di dalam, lelaki itu bukannya langsung masuk ke ruangan, tetapi
Read more

17. Kode-kodean

Happy Reading*****"Kamu takut jalan sama aku?" tanya Ismoyo saat mereka perjalanan pulang."Bukan takut, tapi saya berusaha menjaga posisi, jabatan dan marwah njenengan sebagai atasan saya. Lagian nggak baik juga, Pak. Kalau kita sering berduaan gini. Masa idah saya belum selesai," terang Yanti selembut mungkin agar lelaki di sampingnya tidak tersinggung.Ismoyo menanggapinya dengan tersenyum. Sekilas dia melirik perempuan itu. "Kalau masa idahmu selesai berarti kita boleh sering jalan berdua?" tanyanya.Perempuan dengan rambut dikuncir kuda itu menatap Ismoyo. "Ya nggak gitu juga, Pak," jawabnya, "saya itu seorang janda. Tentu setiap gerak-gerik dan tingkah laku
Read more

18. Terpesona

Setelah mengatakan persetujuannya, Rukayah mengajak Yanti ke dapur. Menyiapkan makan siang yang sudah sangat terlambat karena menunggu putra sulungnya. Luwes dan cekatan perempuan yang baru saja diceraikan suaminya itu mengolah makanan di dapur.Rukayah mengulas senyum lebar, dalam hati dia berkata perempuan seperti itulah yang diharapkan sebagai menantu. Namun, dulu Ismoyo tidak mau menuruti keinginanannya. Sang putra lebih mengutamakan cinta pada perempuan yang kini duduk bersebelahan dengan si bungsu.Ada sebuah nasihat dari para orang tua jaman dahulu yang akan selalu diingat oleh Rukayah. Jika mencari seorang istri, carilah perempuan yang tidak begitu mencintai dunia agar bisa mendapatkan anak-anak yang saleh.Seorang perempuan yang tidak begitu mencintai dunia, mak
Read more

19. Rencana Masa Depan

Happy Reading****Ismoyo memarkirkan mobil tepat di depan rumah Yanti yang tidak berpagar. Hari sudah sore saat mereka datang, sebagian tetangga mulai pulang dari sawah dan setiap melihat mobil si bos, bisik-bisik terdengar. Sesekali Yanti menyapa mereka sekedar basa-basi."Aku langsung pulang, Yan. Nggak usah mikir macam-macam. Kalau emang keberatan sama perkataanku tadi, lupain aja. Jalani hidup dengan baik, itu aja intinya." Selesai berkata Ismoyo masuk kembali ke mobil.Masakan yang diberi oleh Rukayah lumayan membantu meringankan Yanti. Sore ini, dia tidak perlu memasak untuk makan malam. Tersenyum, perempuan itu masuk dan anak-anak menyambut dengan bahagia pula."Mama diantar
Read more

20. Keputusan Final

Happy Reading*****"Dia masih sering menghinamu kayak tadi?" tanya Ismoyo.Mereka kini duduk di ruang tamu rumah Eyang Nanik. Setelah menyuguhkan kopi favorit si bos, Yanti duduk menemani. Tak perlu lagi bertanya apa yang ingin diminum oleh lelaki itu, jawabannya akan selalu sama di setiap waktu. Kopi adalah minuman kesukaannya."Biarin ajalah, Pak. Suka-suka mereka ngomong.""Selama kamu belum nikah lagi, semua akan terjadi. Dia tetap akan mengganggumu dengan berbagai cara." Ismoyo mengambil kopi yang dibuatkan Yanti. Uapnya sudah mulai berkurang yang menandakan kopi itu bisa diminum."Saya nggak bisa ngelakuin itu, Pak," kata
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status