Happy Reading
*****"Dia masih sering menghinamu kayak tadi?" tanya Ismoyo.
Mereka kini duduk di ruang tamu rumah Eyang Nanik. Setelah menyuguhkan kopi favorit si bos, Yanti duduk menemani. Tak perlu lagi bertanya apa yang ingin diminum oleh lelaki itu, jawabannya akan selalu sama di setiap waktu. Kopi adalah minuman kesukaannya.
"Biarin ajalah, Pak. Suka-suka mereka ngomong."
"Selama kamu belum nikah lagi, semua akan terjadi. Dia tetap akan mengganggumu dengan berbagai cara." Ismoyo mengambil kopi yang dibuatkan Yanti. Uapnya sudah mulai berkurang yang menandakan kopi itu bisa diminum.
"Saya nggak bisa ngelakuin itu, Pak," kata
Happy Reading*****Sebuah acara yang cukup sederhana digelar oleh si bos. Cukup mengundang beberapa tetangga, kerabat dan juga sahabat terbaiknya. Pernikahan itu sudah selesai dilaksanakan.Sore hari, Ismoyo sudah memboyong keluarga Yanti untuk tinggal di rumahnya. Chalya dan bagas menyambut baik niat Ayah baru mereka. Rumah yang jauh lebih besar dari milik papanya dulu. Segala perabotan juga terlihat lebih mewah.Dari halaman saja sudah terlihat lebih luas dari rumah yang dulu, meskipun terletak di perumahan. Begitu pintu berwarna kuning gading dibuka oleh si pemilik, terlihat ruang dengan sofa berwarna hitam. Satu berbentuk panjang dan dua lagi sofa tunggal. Ada satu kursi bulat di pojok dinding dekat dengan tanaman pisang-pisangan ber
Happy Reading*****Sayup-sayup suara kokok ayam jago disertai azan berkumandang terdengar oleh Yanti. Dia membuka mata perlahan, menengok ke samping. Di mana suaminya semalam tertidur, tetapi wajah lelaki itu tak terlihat.Perempuan itu bangkit dan gegas ke kamar mandi karena sang suami tak juga ditemukan. Setelah menyelesaikan ritual bersih-bersih diri, Yanti segera keluar kamar mencari Ismoyo. Beberapa ruangan sudah dia jelajahi, lantai atas pun sudah ditengok. Namun, suaminya tak juga terlihat.Dia merasa lelah dan kembali ke kamar, berniat melaksanakan kewajibannya terlebih dahulu baru mencari sang suami. Selesai dengan dua rakaaat, suara salam terdengar. Yanti menengok ke sumber suara.
Happy Reading*****Hawa panas mulai terasa oleh perempuan yang masih sibuk beres-beres rumah. Keringat mulai turun membasahi tubuh, Yanti sedikit lelah. Rumah sebesar itu membuatnya kewalahan untuk bersih-bersih. Tanpa sadar dia tertidur di sofa berbentuk L di depan televisi.Langkah kaki yang sengaja di pelankan agar tak mengganggu tidur sang istri, Ismoyo lakukan. Wajah lelah Yanti sangat kentara sekali, ucapan salam yang sejak tadi dilakukan tak juga direspon oleh perempuan itu. Tangan lelaki itu perlahan menyusuri wajahnya, tetapi tak sampai menyentuh.Maafkan aku, Yan. Lelaki itu berkata dalam hati.Ismoyo mengedarkan pandangan mencari sosok si Mbok yang sedari tadi ta
Happy Reading*****Sampai malam, Ismoyo enggan beranjak dari ranjang. Sang istri masih telaten memenuhi segala kebutuhannya. Berkali-kali ponsel lelaki itu berdering, tetapi pemiliknya tak peduli.Seruan Pemilik Hidup untuk menjalankan kewajiban juga diabaikan oleh lelaki itu. Yanti makin bertanya-tanya mengapa suaminya seperti itu dan sakit apa sebenarnya dia."Ma, besok ikut aku nemui salah satu rekan yang bakal jadi partner usahamu," kata Ismoyo sebelum memejamkan mata malam ini."Mas, beneran ngelakuin itu?" Yanti memiringkan badan, menghadap suaminya."Beneran. Aku udah janji, 'kan. Tadi sore sebenarnya aku udah janjian sa
Happy Reading*****Mengesampingkan segala ego dan rasa khawatir yang menyelimuti, Yanti menyapa sahabat suaminya. Saling menyebutkan nama masing-masing dan mulai berdiskusi tentang pekerjaan. Bagaimana cara memasarkan, pemetaan segmen konsumen yang akan menjadi target produk. Semua dibahas oleh perempuan itu.Supplier barang-barang yang akan memasok pada usahanya dan juga penjual barang setengah jadi. Nama-nama orang tersebut dan asal kota mereka diinfokan pada Yanti."Jadi, kamu beneran mau pindah haluan, Yo?" tanya sahabat Ismoyo, Safira."Aku sih nggak pindah haluan. Istriku yang akan menjalankan usaha itu nantinya," jawab si lelaki yang sejak tadi setia menemani Yanti.
Happy Reading*****Yanti memijat pelipisnya ringan. Ada banyak kekhawatiran yang akhir-akhir ini mengganjal pada hatinya. Foto-foto sang suami dengan beberapa perempuan terus dikirimkan oleh Ilyana. Namun, anehnya Ismoyo tetap memperlakukan perempuan itu dengan manis.Jadwal kerja dan pulang juga teratur, tak ada perubahan yang mencolok dalam diri lelaki itu. Jadi, bagaimana dia harus bertindak. Siapa yang harus dipercaya oleh perempuan itu? Semua jawabannya masih mengambang.Dua bulan ini, Ismoyo memang terlihat lebih sibuk. Hal itu dikarenakan dia sedang mencari tempat untuk membuka usaha bagi Yanti. Sikap dan perlakuaannya juga makin hari makin romantis dan terasa sekali rasa sayangnya pada si istri.
Happy Reading*****Sampai di rumah, Yanti enggan mengajak suaminya berbicara. Emosinya masih bergejolak saat mengetahui orang yang dipercaya berbuat seperti tadi di depan mata. Perempuan itu segera menyiapkan makan malam untuk keluarga karena mereka datang setelah azan magrib berkumandang."Ma, aku bisa jelasin semua. Ini nggak seperti bayanganmu," kata Ismoyo sambil memegang tangan si istri yang sibuk memanaskan makanan mereka. "Kita bicara nanti, Mas. Setelah ini aku mau salat dulu." Yanti membuang muka."Sayang, denger dulu." Ismoyo mencengkeram tangan Yanti."Mas, aku bakalan denger penjelasan njenengan setelah ini, tapi aku mau salat dulu. Nggeh?"
Happy Reading*****Hari berganti begitu cepat bagi Ismoyo dan Yanti. Perempuan itu tak lagi pusing memikirkan sang suami yang masih belum berubah, meskipun perlakuan lelaki itu tak sedikit pun berkurang bahkan mungkin lebih dari hari-hari sebelumnya. Namun, setiap kali perempuan itu ingin sepenuhnya mempercayai, saat itu juga Ilyana selalu mengirimkan foto kemesraan Ismoyo dengan perempuan lain.Usaha perempuan itu juga sudah mulai berjalan, meskipun masih banyak yang membeli lewat aplikasi online. Namun, Yanti sangat bersyukur laba penjualan produknya bisa memenuhi kebutuhan anak-anak. Berbekal ilmu yang sudah diajarkan oleh sahabat suaminya, dia terus berinovasi dalam usaha.Tak mengapa jika toko yang dimilikinya kini masih be
Happy Reading*****Bulan terus berganti, perut Yanti kian terlihat membesar seiring kesehatan Ismoyo yang makin membaik. Keluarga mereka semakin hari juga semakin bahagia. Segala gangguan dalam rumah tangga bisa teratasi dengan baik.Perihal uang untuk melunasi kredit macet ke bank juga sudah diceritakan. Ismoyo juga sudah memulai bekerja sejak sebulan lalu. Minimarket online yang digagas oleh istrinya juga berjalan baik dengan hasil yang lebih maksimal. Usaha pasangan itu kian hari kian berkembang.Tentang Dania, dia sudah jauh lebih bertanggung jawab dan tertata dal
Happy Reading*****Suara azan Asar berkumandang, Ismoyo beranjak dari kursi rodanya. Menuju kamar mandi, sementara sang istri masih bekerja di depan laptop. Mencatat satu per satu pesanan masuk dari minimarket. Untuk sementara waktu Yanti membantu menangani pesanan-pesanan dari toko online usaha suaminya.Tak tega melihat cara berjalan sang suami yang tertatih, Yanti mendekat. "Mas kenapa nggak minta tolong?""Aku takut ngganggu kamu, Sayang. Kerjaanmu jadi dobel karena aku sakit. Masak iya aku masih ngerepotin kamu dengan aktifitas kecil seperti ini," ucap Ismoyo.
*****Pagi-pagi sekali, Yanti sudah disibukkan dengan pekerjaan. Baik itu pekerjaan rumah sampai perkerjaan di toko miliknya. Selesai mengurus sang suami dia pamit berangkat kerja."Mas, nanti sebelum makan siang aku dah pulang. Njenengan di rumah ditemani sama Mbok Asri, nggeh. Aku cuma mau cek stok dan ngirim barang orderan toko online," pamit Yanti pada Ismoyo yang tengah berjemur di halaman samping rumah. Ada ruang hijau di sebelah garasi mobil mereka. Sengaja dibuat untuk tempat bermain anak-anak, begitu pikir Ismoyo dahulu. Tak disangka halaman yang tak seberapa luasnya itu kini bisa dimanfaat sebagai tempat terapi baginya.Sejak di rawat di rumah sakit, dokter menyarankan agar dia sering-sering berjalan-jalan tanpa alas kaki. Hal itu dilakukan untuk memperlancar peredaran darah. Be
Happy Reading*****Bias kemerahan mulai tampak di langit kabupaten dengan sejuta mistis yang sangat terkenal. Keluarga kecil Ismoyo berkumpul semua di teras atas tempat favorit Mbok Asri. Bukan pesta, tetapi sebuah ungkapan rasa syukur dari Rukayah karena kedua buah hatinya kembali rukun. Mereka mengadakan acara makan malam sederhana.Acara dimulai dari menikmati senja disertai obrolan ringan sambil menunggu masakan yang masih diolah. Ketika azan magrib berkumandang, keluarga itu melaksanakan kewajiban terlebih dahulu baru menikmati hidangan. Naina dan keluarganya juga masih di rumah Ismoyo.Karpet motif abstrak warna dasar hitam sudah digelar dengan ra
Happy Reading*****Ketika akad nikah telah diucap, menandakan bahwa seorang lelaki dan perempuan telah menemukan sigaraning nyawa atau lebih sering disebut garwa. Maka, saat itu juga baik suami ataupun istri harus bisa menerima dengan segenap rasa syukur bagaimanapun sosok dan kondisi pasangannya. Tidak layak bagi keduanya saling mencela dan mencari-cari kesalahan pasangan karena keduanya adalah satu kesatuan yang utuh sebagai belahan jiwa.Seorang suami istri harus berada dalam satu pihak dalam menyikapi setiap proses fase kehidupan. Jika ada masalah yang timbul di kemudian hari, keduanya harus bisa menyelesaikan dan saling mendekat satu sama lain. Jangan ada sekat atau sesuatu yang disembunyikan agar rumah tangga yang sakinah, mawaddah warohmah senantiasa tercipta.Sigaraning nyawa menyiratkan adanya keseimbangan antara suami istri. Saling melengkapi, memberi dan menguatkan. Jika sudah seperti itu seakan istri tidak bisa hidup tanpa sua
Happy Reading *****Suara pecahan kaca dari meja yang dilempari asbak terdengar begitu nyaring. Suami Widya marah karena merasa dikhianati oleh istrinya. Sebuah video percakapan perempuan itu dengan Dania yang mengatakan keinginannya untuk kembali pada Ismoyo terekam. Siapa lagi kalau bukan Yanti yang mengirimkan.Rekaman video itu didapat masih dari CCTV kantor Pak Asrul ketika mereka berniat mengibuli Ismoyo. Atas bantuan Rukayah, Yanti mendapat nomor ponsel lelaki itu. Semua tipu muslihat Widya telah terendus kini."Berani kamu ninggalin aku?" kata lelaki yang bernama Anton."Bukan gitu, Mas. Aku cuma mau menguasai harta Ismoyo aja, nggak lebih, kok. Usahamu hampir koit, lalu aku makan apa kalau terus-terusan ngandelin kamu." Widya membuat alasan."Halah! Itu cuma akal-akalanmu aja. Cuma masalah makan aku masih bisa mencukupinya. Dulu aja, kamu bilang dia mandul nggak bisa muasin. Sekarang?" Anton meninggalkan istrinya keluar. Men
*****Lelaki itu masih betah duduk di mobil sambil memandangi rumah yang sudah bukan miliknya lagi. Terbayang kenangan indah bersama keluarga kecilnya dulu sebelum semua berubah. Tiap kali Basuki pulang kerja, Yanti dan Chalya sudah menyambut. Sulung kecil begitu riang menyambut kedatangannya, meskipun dirinya tak membawa oleh-oleh.Semua membahagiakan saat itu walau gajinya tak seberapa karena belum diangkat menjadi ASN. Basuki memukulkan keningnya pada setir, menyesali perbuatannya dahulu. Setelah menikah dengan Ilyana perasaan bahagia itu tidak pernah dirasakan. Tiap kali pulang kerja, istrinya tak pernah ada di rumah. Jangankan makanan yang sudah tersedia di meja, kehadirannya sebagai pelepas lelah saja tak pernah ada.Sekarang dia harus melepaskan semua kenangan ber
Happy Reading*****Pulang menjenguk suaminya, Yanti segera menemui Basuki. Menyelesaikan permasalahan terakhir mereka. Setelah itu baru dia mengurus masalah Ismoyo. Perempuan itu sudah bekerja sama dengan Gaza berusaha melunasi kredit macetnya."Aku sudah di tempat yang kamu tentukan," kata Yanti di telepon."Aku di gazebo pojok nomor dua dari ujung kafe," ucap seseorang.Yanti menutup telepon dan berjalan sesuai petunjuk dari lelaki yang di teleponnya. Dia tidak sendiri, ada Gaza yang menemani saat bertemu dengan Basuki. Tak mau ambil resiko jika nanti ada mulut-mulut seseorang yang memfitnah dirinya, apalagi istri sang mantan selalu saja be
Happy Reading*****"Jadi, di mana istrimu sekarang?" tanya Ismoyo tak sabar."___""Share alamatnya kalau nggak mau aku laporkan ke polisi. Kamu juga pasti terlibat persekongkolan dengan istrimu itu. Aku tunggu secepatnya.""___"Ismoyo menutup telepon setelah lelaki yang berstatus suami Widya itu menyelesaikan perkataan. Tak lama kemudian suami Yanti menerima notif chat, sebuah alamat dikirimkan oleh orang yang diteleponnya tadi. Dia segera pamit pada sahabatnya."Za, aku niti