Happy Reading
*****Pulang dari resepsi pernikahan Basuki, Ismoyo tak langsung membawa karyawannya ke minimarket. Namun, dia mengajak ke suatu tempat. Yanti sempat bertanya ke mana lelaki itu mengajaknya, tetapi lagi-lagi si bos berkata untuk diam dan mengikuti semua perintah.
Kalau sudah begitu, bisa apa. Yanti, hanya karyawan biasa yang berusaha patuh agar tidak diberhentikan sebagai pegawai. Masih banyak kebutuhan yang harus dia penuhi, apalagi menyangkut anak-anak. Di sebuah gedung bertuliskan spa dan salon kecantikan, si bos menghentikan laju kendaraan.
"Pak, kita mau ngapain ke sini?"
"Mau main futsal," jawab Ismoyo sambil menarik garis bibir
Happy Reading*****Tepat pukul sepuluh malam, Yanti sampai di rumah. Seandainya si bos tidak mengajak untuk makan di kafe terlebih dahulu mungkin dia tidak akan sampai di rumah selarut ini. Ada-ada saja alasan Ismoyo untuk mengajaknya, ada rekan kerja yang minta ketemuan hari itu juga.Sekali lagi, Yanti tidak bisa menolak permintaan si bos. Masih dengan pakaian yang sama ketika datang ke acara resepsi, dia menemani makan malam. Cara memperkenalkan si bos tentang dirinya juga masih sama seperti tadi, kekasih katanya.Bernapas lega, si karyawan turun dari mobil. "Terima kasih, Pak."Masih tetap duduk di kursi kemudi Ismoyo menatap Yanti. "Aku yang terima kasih. Kamu sudah bersedia me
Happy Reading*****Sampai di halaman parkir minimarket, para karyawan sudah banyak yang menunggu kedatangan mereka. Yanti cepat-cepat turun begitu pintu otomatis mobil dibuka. Sementara Ismoyo, hanya tersenyum menatap sikap malu-malu dan salah tingkah perempuan itu.Ngapain juga dia kayak diuber setan gitu. Kuncinya aja aku yang megang. Si bos turun dari mobil dengan menenteng tas plastik berisi kotak bekal yang dibuat Yanti. Tangan yang lain masuk ke saku celana, berjalan santai dengan senyum tersampir indah. Menyapa semua karyawan dan menyuruh salah satu pramuniaga cowok untuk membuka pintu.Sampai di dalam, lelaki itu bukannya langsung masuk ke ruangan, tetapi
Happy Reading*****"Kamu takut jalan sama aku?" tanya Ismoyo saat mereka perjalanan pulang."Bukan takut, tapi saya berusaha menjaga posisi, jabatan dan marwah njenengan sebagai atasan saya. Lagian nggak baik juga, Pak. Kalau kita sering berduaan gini. Masa idah saya belum selesai," terang Yanti selembut mungkin agar lelaki di sampingnya tidak tersinggung.Ismoyo menanggapinya dengan tersenyum. Sekilas dia melirik perempuan itu. "Kalau masa idahmu selesai berarti kita boleh sering jalan berdua?" tanyanya.Perempuan dengan rambut dikuncir kuda itu menatap Ismoyo. "Ya nggak gitu juga, Pak," jawabnya, "saya itu seorang janda. Tentu setiap gerak-gerik dan tingkah laku
Setelah mengatakan persetujuannya, Rukayah mengajak Yanti ke dapur. Menyiapkan makan siang yang sudah sangat terlambat karena menunggu putra sulungnya. Luwes dan cekatan perempuan yang baru saja diceraikan suaminya itu mengolah makanan di dapur.Rukayah mengulas senyum lebar, dalam hati dia berkata perempuan seperti itulah yang diharapkan sebagai menantu. Namun, dulu Ismoyo tidak mau menuruti keinginanannya. Sang putra lebih mengutamakan cinta pada perempuan yang kini duduk bersebelahan dengan si bungsu.Ada sebuah nasihat dari para orang tua jaman dahulu yang akan selalu diingat oleh Rukayah. Jika mencari seorang istri, carilah perempuan yang tidak begitu mencintai dunia agar bisa mendapatkan anak-anak yang saleh.Seorang perempuan yang tidak begitu mencintai dunia, mak
Happy Reading****Ismoyo memarkirkan mobil tepat di depan rumah Yanti yang tidak berpagar. Hari sudah sore saat mereka datang, sebagian tetangga mulai pulang dari sawah dan setiap melihat mobil si bos, bisik-bisik terdengar. Sesekali Yanti menyapa mereka sekedar basa-basi."Aku langsung pulang, Yan. Nggak usah mikir macam-macam. Kalau emang keberatan sama perkataanku tadi, lupain aja. Jalani hidup dengan baik, itu aja intinya." Selesai berkata Ismoyo masuk kembali ke mobil.Masakan yang diberi oleh Rukayah lumayan membantu meringankan Yanti. Sore ini, dia tidak perlu memasak untuk makan malam. Tersenyum, perempuan itu masuk dan anak-anak menyambut dengan bahagia pula."Mama diantar
Happy Reading*****"Dia masih sering menghinamu kayak tadi?" tanya Ismoyo.Mereka kini duduk di ruang tamu rumah Eyang Nanik. Setelah menyuguhkan kopi favorit si bos, Yanti duduk menemani. Tak perlu lagi bertanya apa yang ingin diminum oleh lelaki itu, jawabannya akan selalu sama di setiap waktu. Kopi adalah minuman kesukaannya."Biarin ajalah, Pak. Suka-suka mereka ngomong.""Selama kamu belum nikah lagi, semua akan terjadi. Dia tetap akan mengganggumu dengan berbagai cara." Ismoyo mengambil kopi yang dibuatkan Yanti. Uapnya sudah mulai berkurang yang menandakan kopi itu bisa diminum."Saya nggak bisa ngelakuin itu, Pak," kata
Happy Reading*****Sebuah acara yang cukup sederhana digelar oleh si bos. Cukup mengundang beberapa tetangga, kerabat dan juga sahabat terbaiknya. Pernikahan itu sudah selesai dilaksanakan.Sore hari, Ismoyo sudah memboyong keluarga Yanti untuk tinggal di rumahnya. Chalya dan bagas menyambut baik niat Ayah baru mereka. Rumah yang jauh lebih besar dari milik papanya dulu. Segala perabotan juga terlihat lebih mewah.Dari halaman saja sudah terlihat lebih luas dari rumah yang dulu, meskipun terletak di perumahan. Begitu pintu berwarna kuning gading dibuka oleh si pemilik, terlihat ruang dengan sofa berwarna hitam. Satu berbentuk panjang dan dua lagi sofa tunggal. Ada satu kursi bulat di pojok dinding dekat dengan tanaman pisang-pisangan ber
Happy Reading*****Sayup-sayup suara kokok ayam jago disertai azan berkumandang terdengar oleh Yanti. Dia membuka mata perlahan, menengok ke samping. Di mana suaminya semalam tertidur, tetapi wajah lelaki itu tak terlihat.Perempuan itu bangkit dan gegas ke kamar mandi karena sang suami tak juga ditemukan. Setelah menyelesaikan ritual bersih-bersih diri, Yanti segera keluar kamar mencari Ismoyo. Beberapa ruangan sudah dia jelajahi, lantai atas pun sudah ditengok. Namun, suaminya tak juga terlihat.Dia merasa lelah dan kembali ke kamar, berniat melaksanakan kewajibannya terlebih dahulu baru mencari sang suami. Selesai dengan dua rakaaat, suara salam terdengar. Yanti menengok ke sumber suara.
Happy Reading*****Bulan terus berganti, perut Yanti kian terlihat membesar seiring kesehatan Ismoyo yang makin membaik. Keluarga mereka semakin hari juga semakin bahagia. Segala gangguan dalam rumah tangga bisa teratasi dengan baik.Perihal uang untuk melunasi kredit macet ke bank juga sudah diceritakan. Ismoyo juga sudah memulai bekerja sejak sebulan lalu. Minimarket online yang digagas oleh istrinya juga berjalan baik dengan hasil yang lebih maksimal. Usaha pasangan itu kian hari kian berkembang.Tentang Dania, dia sudah jauh lebih bertanggung jawab dan tertata dal
Happy Reading*****Suara azan Asar berkumandang, Ismoyo beranjak dari kursi rodanya. Menuju kamar mandi, sementara sang istri masih bekerja di depan laptop. Mencatat satu per satu pesanan masuk dari minimarket. Untuk sementara waktu Yanti membantu menangani pesanan-pesanan dari toko online usaha suaminya.Tak tega melihat cara berjalan sang suami yang tertatih, Yanti mendekat. "Mas kenapa nggak minta tolong?""Aku takut ngganggu kamu, Sayang. Kerjaanmu jadi dobel karena aku sakit. Masak iya aku masih ngerepotin kamu dengan aktifitas kecil seperti ini," ucap Ismoyo.
*****Pagi-pagi sekali, Yanti sudah disibukkan dengan pekerjaan. Baik itu pekerjaan rumah sampai perkerjaan di toko miliknya. Selesai mengurus sang suami dia pamit berangkat kerja."Mas, nanti sebelum makan siang aku dah pulang. Njenengan di rumah ditemani sama Mbok Asri, nggeh. Aku cuma mau cek stok dan ngirim barang orderan toko online," pamit Yanti pada Ismoyo yang tengah berjemur di halaman samping rumah. Ada ruang hijau di sebelah garasi mobil mereka. Sengaja dibuat untuk tempat bermain anak-anak, begitu pikir Ismoyo dahulu. Tak disangka halaman yang tak seberapa luasnya itu kini bisa dimanfaat sebagai tempat terapi baginya.Sejak di rawat di rumah sakit, dokter menyarankan agar dia sering-sering berjalan-jalan tanpa alas kaki. Hal itu dilakukan untuk memperlancar peredaran darah. Be
Happy Reading*****Bias kemerahan mulai tampak di langit kabupaten dengan sejuta mistis yang sangat terkenal. Keluarga kecil Ismoyo berkumpul semua di teras atas tempat favorit Mbok Asri. Bukan pesta, tetapi sebuah ungkapan rasa syukur dari Rukayah karena kedua buah hatinya kembali rukun. Mereka mengadakan acara makan malam sederhana.Acara dimulai dari menikmati senja disertai obrolan ringan sambil menunggu masakan yang masih diolah. Ketika azan magrib berkumandang, keluarga itu melaksanakan kewajiban terlebih dahulu baru menikmati hidangan. Naina dan keluarganya juga masih di rumah Ismoyo.Karpet motif abstrak warna dasar hitam sudah digelar dengan ra
Happy Reading*****Ketika akad nikah telah diucap, menandakan bahwa seorang lelaki dan perempuan telah menemukan sigaraning nyawa atau lebih sering disebut garwa. Maka, saat itu juga baik suami ataupun istri harus bisa menerima dengan segenap rasa syukur bagaimanapun sosok dan kondisi pasangannya. Tidak layak bagi keduanya saling mencela dan mencari-cari kesalahan pasangan karena keduanya adalah satu kesatuan yang utuh sebagai belahan jiwa.Seorang suami istri harus berada dalam satu pihak dalam menyikapi setiap proses fase kehidupan. Jika ada masalah yang timbul di kemudian hari, keduanya harus bisa menyelesaikan dan saling mendekat satu sama lain. Jangan ada sekat atau sesuatu yang disembunyikan agar rumah tangga yang sakinah, mawaddah warohmah senantiasa tercipta.Sigaraning nyawa menyiratkan adanya keseimbangan antara suami istri. Saling melengkapi, memberi dan menguatkan. Jika sudah seperti itu seakan istri tidak bisa hidup tanpa sua
Happy Reading *****Suara pecahan kaca dari meja yang dilempari asbak terdengar begitu nyaring. Suami Widya marah karena merasa dikhianati oleh istrinya. Sebuah video percakapan perempuan itu dengan Dania yang mengatakan keinginannya untuk kembali pada Ismoyo terekam. Siapa lagi kalau bukan Yanti yang mengirimkan.Rekaman video itu didapat masih dari CCTV kantor Pak Asrul ketika mereka berniat mengibuli Ismoyo. Atas bantuan Rukayah, Yanti mendapat nomor ponsel lelaki itu. Semua tipu muslihat Widya telah terendus kini."Berani kamu ninggalin aku?" kata lelaki yang bernama Anton."Bukan gitu, Mas. Aku cuma mau menguasai harta Ismoyo aja, nggak lebih, kok. Usahamu hampir koit, lalu aku makan apa kalau terus-terusan ngandelin kamu." Widya membuat alasan."Halah! Itu cuma akal-akalanmu aja. Cuma masalah makan aku masih bisa mencukupinya. Dulu aja, kamu bilang dia mandul nggak bisa muasin. Sekarang?" Anton meninggalkan istrinya keluar. Men
*****Lelaki itu masih betah duduk di mobil sambil memandangi rumah yang sudah bukan miliknya lagi. Terbayang kenangan indah bersama keluarga kecilnya dulu sebelum semua berubah. Tiap kali Basuki pulang kerja, Yanti dan Chalya sudah menyambut. Sulung kecil begitu riang menyambut kedatangannya, meskipun dirinya tak membawa oleh-oleh.Semua membahagiakan saat itu walau gajinya tak seberapa karena belum diangkat menjadi ASN. Basuki memukulkan keningnya pada setir, menyesali perbuatannya dahulu. Setelah menikah dengan Ilyana perasaan bahagia itu tidak pernah dirasakan. Tiap kali pulang kerja, istrinya tak pernah ada di rumah. Jangankan makanan yang sudah tersedia di meja, kehadirannya sebagai pelepas lelah saja tak pernah ada.Sekarang dia harus melepaskan semua kenangan ber
Happy Reading*****Pulang menjenguk suaminya, Yanti segera menemui Basuki. Menyelesaikan permasalahan terakhir mereka. Setelah itu baru dia mengurus masalah Ismoyo. Perempuan itu sudah bekerja sama dengan Gaza berusaha melunasi kredit macetnya."Aku sudah di tempat yang kamu tentukan," kata Yanti di telepon."Aku di gazebo pojok nomor dua dari ujung kafe," ucap seseorang.Yanti menutup telepon dan berjalan sesuai petunjuk dari lelaki yang di teleponnya. Dia tidak sendiri, ada Gaza yang menemani saat bertemu dengan Basuki. Tak mau ambil resiko jika nanti ada mulut-mulut seseorang yang memfitnah dirinya, apalagi istri sang mantan selalu saja be
Happy Reading*****"Jadi, di mana istrimu sekarang?" tanya Ismoyo tak sabar."___""Share alamatnya kalau nggak mau aku laporkan ke polisi. Kamu juga pasti terlibat persekongkolan dengan istrimu itu. Aku tunggu secepatnya.""___"Ismoyo menutup telepon setelah lelaki yang berstatus suami Widya itu menyelesaikan perkataan. Tak lama kemudian suami Yanti menerima notif chat, sebuah alamat dikirimkan oleh orang yang diteleponnya tadi. Dia segera pamit pada sahabatnya."Za, aku niti