Home / Romansa / Garwa, Satu Hati Sampai Nanti / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Garwa, Satu Hati Sampai Nanti: Chapter 21 - Chapter 30

42 Chapters

21. Hidup Baru

Happy Reading*****Sebuah acara yang cukup sederhana digelar oleh si bos. Cukup mengundang beberapa tetangga, kerabat dan juga sahabat terbaiknya. Pernikahan itu sudah selesai dilaksanakan.Sore hari, Ismoyo sudah memboyong keluarga Yanti untuk tinggal di rumahnya. Chalya dan bagas menyambut baik niat Ayah baru mereka. Rumah yang jauh lebih besar dari milik papanya dulu. Segala perabotan juga terlihat lebih mewah.Dari halaman saja sudah terlihat lebih luas dari rumah yang dulu, meskipun terletak di perumahan. Begitu pintu berwarna kuning gading dibuka oleh si pemilik, terlihat ruang dengan sofa berwarna hitam. Satu berbentuk panjang dan dua lagi sofa tunggal. Ada satu kursi bulat di pojok dinding dekat dengan tanaman pisang-pisangan ber
Read more

22. Harus Belajar

Happy Reading*****Sayup-sayup suara kokok ayam jago disertai azan berkumandang terdengar oleh Yanti. Dia membuka mata perlahan, menengok ke samping. Di mana suaminya semalam tertidur, tetapi wajah lelaki itu tak terlihat.Perempuan itu bangkit dan gegas ke kamar mandi karena sang suami tak juga ditemukan. Setelah menyelesaikan ritual bersih-bersih diri, Yanti segera keluar kamar mencari Ismoyo. Beberapa ruangan sudah dia jelajahi, lantai atas pun sudah ditengok. Namun, suaminya tak juga terlihat.Dia merasa lelah dan kembali ke kamar, berniat melaksanakan kewajibannya terlebih dahulu baru mencari sang suami. Selesai dengan dua rakaaat, suara salam terdengar. Yanti menengok ke sumber suara.
Read more

23. Penyesuaian

Happy Reading*****Hawa panas mulai terasa oleh perempuan yang masih sibuk beres-beres rumah. Keringat mulai turun membasahi tubuh, Yanti sedikit lelah. Rumah sebesar itu membuatnya kewalahan untuk bersih-bersih. Tanpa sadar dia tertidur di sofa berbentuk L di depan televisi.Langkah kaki yang sengaja di pelankan agar tak mengganggu tidur sang istri, Ismoyo lakukan. Wajah lelah Yanti sangat kentara sekali, ucapan salam yang sejak tadi dilakukan tak juga direspon oleh perempuan itu. Tangan lelaki itu perlahan menyusuri wajahnya, tetapi tak sampai menyentuh.Maafkan aku, Yan. Lelaki itu berkata dalam hati.Ismoyo mengedarkan pandangan mencari sosok si Mbok yang sedari tadi ta
Read more

24. Khawatir

Happy Reading*****Sampai malam, Ismoyo enggan beranjak dari ranjang. Sang istri masih telaten memenuhi segala kebutuhannya. Berkali-kali ponsel lelaki itu berdering, tetapi pemiliknya tak peduli.Seruan Pemilik Hidup untuk menjalankan kewajiban juga diabaikan oleh lelaki itu. Yanti makin bertanya-tanya mengapa suaminya seperti itu dan sakit apa sebenarnya dia."Ma, besok ikut aku nemui salah satu rekan yang bakal jadi partner usahamu," kata Ismoyo sebelum memejamkan mata malam ini."Mas, beneran ngelakuin itu?" Yanti memiringkan badan, menghadap suaminya."Beneran. Aku udah janji, 'kan. Tadi sore sebenarnya aku udah janjian sa
Read more

25. Cinta = Percaya

Happy Reading*****Mengesampingkan segala ego dan rasa khawatir yang menyelimuti, Yanti menyapa sahabat suaminya. Saling menyebutkan nama masing-masing dan mulai berdiskusi tentang pekerjaan. Bagaimana cara memasarkan, pemetaan segmen konsumen yang akan menjadi target produk. Semua dibahas oleh perempuan itu.Supplier barang-barang yang akan memasok pada usahanya dan juga penjual barang setengah jadi. Nama-nama orang tersebut dan asal kota mereka diinfokan pada Yanti."Jadi, kamu beneran mau pindah haluan, Yo?" tanya sahabat Ismoyo, Safira."Aku sih nggak pindah haluan. Istriku yang akan menjalankan usaha itu nantinya," jawab si lelaki yang sejak tadi setia menemani Yanti.
Read more

26. Kebahagiaan Semu

Happy Reading*****Yanti memijat pelipisnya ringan. Ada banyak kekhawatiran yang akhir-akhir ini mengganjal pada hatinya. Foto-foto sang suami dengan beberapa perempuan terus dikirimkan oleh Ilyana. Namun, anehnya Ismoyo tetap memperlakukan perempuan itu dengan manis.Jadwal kerja dan pulang juga teratur, tak ada perubahan yang mencolok dalam diri lelaki itu. Jadi, bagaimana dia harus bertindak. Siapa yang harus dipercaya oleh perempuan itu? Semua jawabannya masih mengambang.Dua bulan ini, Ismoyo memang terlihat lebih sibuk. Hal itu dikarenakan dia sedang mencari tempat untuk membuka usaha bagi Yanti. Sikap dan perlakuaannya juga makin hari makin romantis dan terasa sekali rasa sayangnya pada si istri.
Read more

27. Terjadi Lagi

Happy Reading*****Sampai di rumah, Yanti enggan mengajak suaminya berbicara. Emosinya masih bergejolak saat mengetahui orang yang dipercaya berbuat seperti tadi di depan mata. Perempuan itu segera menyiapkan makan malam untuk keluarga karena mereka datang setelah azan magrib berkumandang."Ma, aku bisa jelasin semua. Ini nggak seperti bayanganmu," kata Ismoyo sambil memegang tangan si istri yang sibuk memanaskan makanan mereka. "Kita bicara nanti, Mas. Setelah ini aku mau salat dulu." Yanti membuang muka."Sayang, denger dulu." Ismoyo mencengkeram tangan Yanti."Mas, aku bakalan denger penjelasan njenengan setelah ini, tapi aku mau salat dulu. Nggeh?"
Read more

28. Bukan CLBK

Happy Reading*****Hari berganti begitu cepat bagi Ismoyo dan Yanti. Perempuan itu tak lagi pusing memikirkan sang suami yang masih belum berubah, meskipun perlakuan lelaki itu tak sedikit pun berkurang bahkan mungkin lebih dari hari-hari sebelumnya. Namun, setiap kali perempuan itu ingin sepenuhnya mempercayai, saat itu juga Ilyana selalu mengirimkan foto kemesraan Ismoyo dengan perempuan lain.Usaha perempuan itu juga sudah mulai berjalan, meskipun masih banyak yang membeli lewat aplikasi online. Namun, Yanti sangat bersyukur laba penjualan produknya bisa memenuhi kebutuhan anak-anak. Berbekal ilmu yang sudah diajarkan oleh sahabat suaminya, dia terus berinovasi dalam usaha.Tak mengapa jika toko yang dimilikinya kini masih be
Read more

29. Sisi Lain

Happy Reading*****"Mas aku bisa jelaskan semua," pinta Yanti sekali lagi.Lelaki yang bergelar suami itu menarik paksa istrinya untuk pulang. Beberapa pengunjung sempat mendekati ketiganya dan menonton pertikaian itu. Namun, saat Ismoyo mengusir, mereka segera membubarkan diri.Basuki terdiam, walau bagaimanapun dia ikut andil bersalah dalam hal ini. Sekalipun Yanti adalah mantan istri, tak seharusnya lelaki itu memegang tangan. Ingin menjelaskan pada Ismoyo, nyali menciut. Wajah kemarahan si bos jelas memperkeruh suasana nantinya."Tutup toko tepat seperti biasa. Kuncinya kamu bawa pulang, besok Ibu berangkat agak siangan," perintah Ismoyo pada si karyawan yang terbengong di meja
Read more

30. Renungan

Happy Reading*****Dalam keadaan setengah sadar, Ismoyo mengoceh tak karuan. Mulai dari mencaci Basuki dan Ilyana hingga mencaci sang mantan sendiri. Yanti dan Rukayah, hanya diam menanggapi. Membalas perkataan orang mabuk sama dengan kesia-siaan.Kebiasaan suaminya yang seperti ini terus terang baru diketahui Yanti. Perkenalan selama enam bulan dengan lelaki itu, sama sekali tak ditemukan perangai buruk. Namun, yang dilihatnya kini satu sisi berbeda dari Ismoyo. Tak sadar air mata turun membasahi pipi, betapa perempuan itu sungguh tidak beruntung.Dua kali menikah, dua kali pula dia mendapatkan suami yang kurang baik. Walupun sikap Basuki dan Ismoyo sangat ja
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status