Raynald memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi. Seusai pembicaraan mereka yang berakhir menyesakkan di cafe beberapa jam lalu, Laura akhirnya memutuskan untuk pulang sendiri. Berkeras hati meski berkali-kali Raynald menolak membiarkannya pergi seorang diri. “Kita sedang sama-sama butuh waktu, ‘kan, Ray? Kita sama-sama sedang butuh ruang. Aku gak apa-apa.” Begitulah alasan Laura. Memang, perempuan itu benar. Dengan konflik hubungan mereka yang seperti ini, siapa juga yang tidak butuh ruang. Bahkan kalau boleh jujur, sejak Laura menyatakan bahwa dirinya belum bisa memutuskan pilihan, ingin rasanya Raynald segera angkat kaki dari hadapan wanita itu. Betapa sulit menerima kenyataan kalau pasanganmu mulai meragukan perasaannya, sementara kamu berteguh hati untuk meminangnya. Raynald memijit keningnya yang berkedut. Usahanya untuk menetap selama ini, tak disangka berakhir penghianatan. Penghianatan yang meski bisa dimaafkan dan diterimanya, tetap saja menyisakan pedih di hati. Pernah di
Baca selengkapnya