Home / Romansa / Salahkah Aku Mencintaimu? / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Salahkah Aku Mencintaimu?: Chapter 61 - Chapter 70

87 Chapters

Bab 61 - Perubahan Sikap Orangtua Anin

Pagi ini tumben-tumbenan sekali suasana rumah Anin begitu adem ayem. Apalagi jika biasanya di pagi hari sudah didominasi suara teriakan sang papa, kini tidak lagi.Acara sarapan yang jarang dilakukan bersama pun kini kembali lagi. Anin terkejut ketika kedua orangtuanya duduk bersama di ruang makan.“Pagi Pa, Ma,” sapa Anin, sedikit kaku menyapa kedua orangtuanya sendiri.“Pagi sayang,” balas Rosa, lembut.“Gimana tidurmu?” tanya Budi, menatap Anin dengan wajah semringah. Biasanya ekspresi Budi sangat suram jika pagi. “Apa nyenyak?”Diperhatikan seperti ini justru membuat Anin merasa kaget luar biasa. Karena sudah lama sekali Budi tidak pernah menanyakan kondisinya. Budi selalu disibukkan oleh pekerjaan yang begitu menyita waktu hingga tidak ada lagi keharmonisan di dalam keluarga kecilnya ini.Dan, pagi ini Anin merasakan kehangatan seperti yang dialami sewaktu dirinya masih duduk di bangku sekolah dasar dulu. Papa-nya selalu perhatian kepadanya dan Mama. Apalagi dulu pekerjaan Papa b
last updateLast Updated : 2023-01-12
Read more

Bab 62 - Undangan Makan Malam

Setelah menekan Anin, Rosa pamit pergi menuju ke dalam kamarnya. Sedangkan Anin masih bingung antara ingin egois atau berkorban perasaan demi Ibu-nya Ares yang memang tidak setuju soal hubungan ini.Dalam tarikan napas yang cukup dalam dan panjang akhirnya Anin kembali menjadi perempuan egois yang ingin anaknya memiliki sesosok Bapak. Anin akhirnya akan melawan Sekar juga Nadia demi mendapatkan restu kedua perempuan itu meski cacian yang sering didapatkan.Kini Anin mengambil ponsel miliknya dan menghubungi Ares. Tak butuh waktu lama sambungan itu langsung diangkat oleh Ares.“Iya, sayang.” “Emm! Papa minta kamu ke rumah nanti malam,” ucap Anin, menahan malu meski Ares tidak melihatnya. Pasalnya Anin seakan menjilat ludah sendiri saat ini. “Papa mau ngajak kamu makan malam bersama,” lanjut Anin, menjelaskan.“Oh, oke! Jam berapa kira-kira?”“Mungkin jam tujuh kamu ke sini.”“Oke! Kamu sendiri pengin dibawain apa?” tanya Ares, lembut.Anin terkejut ketika di
last updateLast Updated : 2023-01-12
Read more

Bab 63 - Mencoba Menerima Meski Sulit

Meski tidak mau memikirkan soal acara makan malam ini, tapi tetap saja Anin menuruti perintah dari Ares untuk berdandan secantik mungkin. Buktinya saat ini ia sedang berdandan di depan cermin yang memantulkan wajah miliknya.Bisa dinilai jika Anin masih sedikit menutupi perasaan yang sesungguhnya soal Ares. Bibirnya sering berkata tidak tapi berbeda akan hati kecil dan sikapnya.Tok! Tok! Tok! “Non Anin,” seru suara asisten rumah tangga yang tengah mengetuk pintu kamar milik Anin.Diketuk seperti itu justru membuat Anin semakin merasa gugup luar biasa. Pasalnya ia belum tahu apakah Ares datang sendiri atau bersama keluarganya. Namun feeling Anin mengatakan jika yang datang ke rumahnya hanya Ares seorang diri. Kalian tahu lah bagaimana sikap Sekar kepadanya.“Iya, Bi.” Anin menyahuti panggilan dari ART-nya itu. “Apa Ares sudah datang?” tanya Anin sedikit lirih. Ia bahkan sampai menggigit ujung kuku miliknya karena merasa gugup luar biasa. Padahal ia sering bertemu denga
last updateLast Updated : 2023-01-12
Read more

Bab 64 - Kampanye Bersama

Sekar yang mendengar ucapan terima kasih dari Anin hanya diam saja. Sampai akhirnya ia tiba di depan pintu toilet.Sebelum masuk ke dalam sana, Sekar sempat menatap Anin seksama sebelum akhirnya menutup pintu itu dengan berbagai perasaan.Sedangkan Anin hanya tersenyum tipis saja sembari menghela napas panjang. Sampai akhirnya Anin tetap menunggu Sekar sampai selesai.Ceklek!“Harusnya tidak perlu menunggu di depan toilet seperti ini. Kamu bisa ikut bergabung makan dengan mereka,” ucap Sekar sembari terus berjalan fokus ke depan.Anin sendiri terus mengekori Sekar di belakangnya sembari mesam-mesem bahagia karena akhirnya Sekar mengajak berbicara.Tiba di ruang tamu, Sekar masih tetap menampilkan wajah juteknya. Dia kembali duduk di sebelah Ares yang tampak sedang menikmati menu utama makan malam hari ini.Ares pun langsung berinisiatif mengambilkan salah satu lauk pauk kesukaan Ibu-nya.“Terima kasih, Res,” ucap Sekar, tersenyum manis.Untuk beberapa saat tidak ada obrolan yang terci
last updateLast Updated : 2023-01-13
Read more

Bab 65 - Petunjuk Hijrah

Anin yang melihat Ares terdiam saja membuatnya ambil sikap dengan mengecup bibir pria itu terlebih dahulu.Cup!“Ada Bayu datang,” ucap Anin, tersenyum manis yang membuat Ares kian sadar jika di luar sana Bayu tengah berteriak—mencoba menghalangi orang lain masuk ke dalam tenda. “Dia bilang ada kucing kawin,” adu Anin, terkekeh geli.Ares mendengkus sebal ketika disamakan dengan kucing. Pria itu menoleh ke arah pintu dan menatap Bayu sengit.“Ayo kita sudah dipanggil untuk naik ke atas panggung,” ajak Anin.“Aku juga ikut naik ke sana?” Ares masih merasa bingung hingga terasa nyawa-nya baru saja kembali. Sampai-sampai otaknya begitu oleng gara-gara tindakan dari Anin barusan. “Tidak ada konfirmasi soalnya,” lanjut Ares, bergumam.“Kita cuma berdiri saja sambil menyapa para rakyat di sana. Ayo taruh dulu box makannya. Nanti dilanjut lagi.”Anin menarik lengan Ares untuk segera berjalan keluar dari tenda. Hal ini membuat salah satu tim dan Bayu menoleh.“Di dalam ada kucing kawin?” tany
last updateLast Updated : 2023-01-13
Read more

Bab 66 - Perubahan Anin Yang Signifikan

Tiba di depan rumah Regas, Anin langsung saja mengetuk pintu itu dengan keras. Tak lama sesosok Regas keluar dengan ekspresi wajah terkejut.“Eh lo, Nin.”“Balikin akun sosial media gue.”“Enggak bisa dong!” sahut Regas, ngegas.“Apa hak lo?!” debat Anin tidak terima. “Sebelum gue kenal sama lo juga udah dibikin itu akun sama gue! Karena gue kasihan melihat hidup lo yang lontang-lantung akhirnya gue rekrut jadi manager! Harus-nya lo sadar diri Regas!” maki Anin, berani.“Tapi lo besar sama gue!” balas Regas, masih ngegas.“Cih! Sama lo? Sebelum kenal lo juga semua orang udah kenal sama gue! Jadi balikin akun media sosial gue atau ucapan lo sama Rayyan bakalan gue laporkan polisi!” ancam Anin, menatap sengit ke arah Regas.“Laporin aja gue enggak takut! Lagian gue salah apa?!” tantang Regas, songong.Anin mengangguk-angguk kecil karena Regas sudah mulai jemawa saat ini. Padahal dulu-nya dia hanya seorang pelayan bar yang kebetulan baik kepada Anin dan akhirnya direkrut menjadi manager
last updateLast Updated : 2023-01-13
Read more

Bab 67 - Berpisah Untuk Kebaikan Bersama

Setelah mendapat kabar kemenangan membuat Budi serta Rosa kembali sibuk di kantor. Mereka sibuk merayakan serta bersiap-siap untuk bekerja periode lima tahun ke depannya nanti. Soal keputusan Anin yang berhijab serta mengubah penampilan membuat Budi dan Rosa memilih untuk mendukungnya saja. Apalagi semua itu demi kebaikan Anin sendiri serta pesan Budi hanya satu saja. Jangan sampai melepaskan hijab jika sudah mantap menggunakannya. Pasalnya hijab bukan untuk main-main atau mengikuti tren saja.Dan, sekarang di sinilah Anin berada. Sebuah restoran yang cukup asri untuk menemui Ares. Akan tetapi Anin tidak sendirian melainkan mengajak guru ngaji-nya ikut ke restoran ini untuk menemani.Tak di sangka jika kedatangan Ares membuat Anin merasa gugup dan hal ini merupakan godaan bagi Anin. Alhasil Anin buru-buru beristigfar agar tidak luput dari rasa kekagumannya kepada Ares.Lain hal dengan Ares yang justru terkejut melihat penampilan Anin yang begitu berubah total. Entah sekarang Anin seda
last updateLast Updated : 2023-01-15
Read more

Bab 68 - Anin Jujur Kepada Sekar

Anin yang sudah memutuskan hubungan dengan Ares secara baik-baik merasa lega. Ia sekarang tinggal pergi menuju ke rumah Sekar untuk menjelaskan semua meski sangat berisiko tinggi. Sudah pasti perempuan paruh baya itu akan sangat membenci-nya kembali.“Kamu yakin akan pergi sendirian ke sana?” tanya Bu Fatimah, khawatir.“Iya, Bu. Lagian beliau perempuan dan takutnya tidak nyaman kalau saya membawa orang lain ke rumahnya. Saya mohon maaf ya, Bu.” Anin merasa tidak enak hingga meminta maaf kepada Fatimah karena sudah merepotkan dengan minta ditemani bertemu dengan Ares barusan.Ibu Fatimah terkekeh kecil saja mendengar ucapan dari Anin. “Kamu kayak siapa saja. Santai saja sama Ibu. Kalau butuh bantuan lainnya jangan pernah sungkan nantinya.”Anin tersenyum sembari mengangguk kecil karena merasa senang bisa bertemu kembali dengan guru ngaji-nya sewaktu kecil.Dan, kini Anin pamit pergi setelah tidak ada obrolan lagi dengan Ibu Fatimah. Tidak lupa Anin mampir ke sebuah toko kue untuk memb
last updateLast Updated : 2023-01-16
Read more

Bab 69 - Sekar Masuk Rumah Sakit

Anin merasa kebingungan sendiri ketika melihat Sekar jatuh pingsan. Mengingat di rumah hanya berdua saja membuat Anin menelepon Ares. Tangan milik Anin bahkan begitu bergetar ketika memegang ponsel itu.Untung saja sambungan telepon milik Anin langsung diangkat oleh Ares. Hal ini membuat Anin merasa lega sendiri. Akan tetapi ketika ingin mengatakan membuat Anin merasa susah karena terus menangis.“Anin, ada apa?” tanya Ares, khawatir di seberang telepon sana.“Ibu … Ibu,” ucap Anin masih terus menangis sembari menatap wajah Sekar yang sudah lemas itu. “Ibu….”“Ibu kenapa?” tanya Ares, makin merasa khawatir. “Kita ganti video call kalau begitu.”Tidak mendapat jawaban yang cepat membuat Ares mengubah panggilan telepon biasa menjadi video call. Alhasil ketika sudah tersambung membuat Ares ternganga tidak menyangka jika Anin sedang bersama ibu-nya.Melihat kondisi ibunya yang terkapar seperti itu membuat Ares tidak banyak tanya lagi. Pria itu segera mematikan sambungan video call dan men
last updateLast Updated : 2023-01-16
Read more

Bab 70 - Terkena Skandal Korupsi

Hari ini Anin akan berangkat ke salah satu negara timur tengah sesuai yang sudah direncanakan. Soal hubungan dengan Ares sudah berakhir dan membuat Anin lega karena tidak memiliki beban apapun.“Kamu yakin akan pergi ke sana?” tanya Rosa, merasa cemas dengan putrinya. “Apa enggak di Indonesia saja gitu?”“Yakin, Ma. Lagian Anin ke sana bersama anak dari Ibu Fatimah yang kebetulam mondok di sana. Anin mau belajar lebih dalam hal agama.”Budi yang mendengar ketekadan putrinya hanya bisa mendukung saja tanpa memaksa kehendaknya. Lagipula tujuan hidupnya sudah tercapai saat ini. Menjadi salah satu pemimpin rakyat di salah satu daerah Pulau Jawa.“Soal Ares gimana?” tanya Budi, masih merasa berat soal kandasnya hubungan Anin dengan pria baik itu. Budi masih berharap jika Anin berjodoh dengan Ares.Anin tersenyum penuh arti tanpa mengatakan apapun. Akan tetapi untungnya Budi dan Rosa mengerti soal senyuman dari Anin.Sampai akhirnya Anin pamit pergi dengan diantar sopir pribadi. Sedangkan B
last updateLast Updated : 2023-01-16
Read more
PREV
1
...
456789
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status