Home / Romansa / Salahkah Aku Mencintaimu? / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Salahkah Aku Mencintaimu?: Chapter 21 - Chapter 30

87 Chapters

Bab 21 - Membuat Syok!

Nadia yang melihat berita infotaiment di televisi langsung merasa terkejut luar biasa. Mulutnya bahkan menganga saking kagetnya. Kakaknya—Antares sudah mulai terekspose di media yang membuat Nadia merasa sedih juga khawatir jika semua orang akan berlomba-lomba mencari tahu seluk beluk soal keluarganya ini.“Bagaimana kalau Ibu tahu. Tidak mungkin ditutupi terus. Teman-teman Ibu pasti ada yang tahu dan nanti memberikan informasi,” gumam Nadia, memikirkan perasaan Ibu-nya itu.Pikirannya yang kusut membuat Nadia tidak bisa berpikir jernih saat ini. Buru-buru Nadia langsung berkemas—membereskan semua keperluan Kalla juga Ghaisan. Nadia akan menginap kembali di rumah Ibu-nya jika seperti ini.“Jam segini biasanya Ibu suka nonton tv lagi,” cicit Nadia, cemas.Selesai membereskan segala keperluan kedua anaknya, Nadia segera menggendong Ghaisan dan menuntun Kalla keluar dari dalam rumahnya.Sembari menunggu taksi online
last updateLast Updated : 2022-04-22
Read more

Bab 22 - Terjerat Skandal Dengan Seorang Selebritis

Nadia tidak mungkin langsung melabrak Anin sendirian. Tentu saja ia akan mencari dukungan dan koalisi untuk menjatuhkan Anin.“Lo yakin, Wid?” tanya Nadia, memastikan.“Gue yakin, Nad. Anin pasti akan kewalahan dengan berita ini.”“Tapi ini jahat banget enggak, sih? Takutnya orang ngira kalau cowoknya itu Mas Ares lagi!”“Enggak bakalan! Kita edit muka ceweknya menjadi wajah itu jalang.”Nadia pun akhirnya menurut saja dengan ide gila Widi. Perempuan itu memberikan ide gila dengan membuat editan video syur dengan wajah yang dibuat semirip Anin.Setelah menelepon seseorang yang bisa dipercaya, kedua perempuan itu langsung pergi ke salah satu kafe—tempat yang akan dijadikan pertemuan untuk melakukan sebuah projek jebakan untuk Anin.“Apa ini enggak terlalu jahat, Wid?” tanya Nadia, masih takut-takut.“Udahlah. Lagian kalau video ini viral pasti Anin akan malu dan lebih dihujat lagi seluruh Indonesia.”Tak lama datang dua orang pria yang akan menjalankan aksi perintah Widi juga Nadia. Me
last updateLast Updated : 2022-05-06
Read more

Bab 23 - Murkanya Seorang Ibu

Ares keluar dari ruangan meeting dengan ekspresi wajah yang sangat sulit dijabarkan. Datar. Tak berekspresi.  Pria itu berjalan begitu fokus menuju ke dalam ruangan kerjanya. Sampai akhirnya ketika melewati meja kerja milik Bayu, Ares terhenti sejenak karena ucapan Bayu yang membuatnya berhenti.“Pak, tadi Ibu Sekar telepon,” kata Bayu, memberitahukan.“Oh, oke!”“Suruh telepon balik, Pak.”“Hm.”Ares kembali melanjutkan langkah kakinya menuju ke dalam ruangan kerja. Pria itu tampak memijat kedua pelipis yang terasa pening. Terlebih meeting barusan begitu menguras perasaan hatinya karena selalu saja sang klien tampak sengaja ingin memancing emosinya saja. Tidak benar-benar ingin menjalin kerjasama dengan baik.Sampai akhirnya Ares memutuskan untuk tidak melanjutkan kontrak kerjasama-nya karena pihak klien tampak tidak serius. Ares tidak mau membuang dana sekaligus waktunya dengan begitu si
last updateLast Updated : 2022-08-20
Read more

Bab 24 - Nekatnya Seorang Antares Sastrowidjojo

Ares yang sudah mulai membelah jalanan kota Jakarta langsung merasa resah sendiri. Pria itu takut kalau kondisi Anin saat ini terguncang. Terlebih Ares pernah memergoki Anin ingin bunuh diri waktu itu.“Oh … shit!” umpat Ares ketika mobilnya terjebak macet. Pria itu memukul setirnya karena merasa kesal. “Sial!”Tin!Ketika menekan klakson mobil pun terasa seperti sia-sia saja. Karena mobil yang berada di depannya tidak bisa jalan sama sekali.Ares pun menatap kaca spion untuk melihat ke arah belakang yang sudah begitu penuh—hingga ia tidak bisa memutar balik mobilnya. Hal inilah yang membuat Ares semakin merasa gregetan sendiri.Pria itu langsung menghubungi media sosial milik Anin, akan tetapi media sosial itu sedang tidak online.“Shit!” umpat Ares merasa kesal sendiri dengan keadaan seperti ini. “Anin, apa kamu baik-baik saja?” gumam Ares, mengkhawatirkan Anin,Setelah mobil mulai bisa berjalan pelan-pelan, Ares merasa lega. Pria itu akan menuju ke apartemen milik Anin.Untung saja
last updateLast Updated : 2022-08-23
Read more

Bab 25 - Sama-sama Saling Mengkhawatirkan

Tak berapa lama, pintu apartemen itu terbuka dan Ares terkejut ketika Anin menariknya masuk dengan cepat.“Kamu ngapain ke sini? Kamu memangnya enggak lihat kalau banyak wartawan di bawah sana?!” cerocos Anin, mengomel.Ares hanya diam saja ketika Anin terus menatapnya dengan khawatir. Bahkan Ares tersenyum kecil dan tipis ketika Anin tampak kesal kepadanya karena terlalu nekat menemui perempuan itu.“Gimana ceritanya kamu bisa lolos ke sini? Sedangkan wajah kamu lagi dicari-cari banget sama mereka buat nongol di tv dan akun gosip di media sosial!”“Tentu saja aku mengubah penampilanku menjadi seperti ini. Memangnya kamu tidak melihat kalau penampilanku begitu santai?”Anin baru sadar kalau Ares menemui dirinya dengan pakaian santai. Kemeja kotak-kotak berbahan flannel dan celana bahan. Yang lebih membuat Anin kaget ingin tertawa karena sandal yang digunakan Ares seperti sandal perempuan.“Kamu pakai sandal siapa? Bukannya itu sandal perem—““Ini punya Nadia! Adik aku suka sekali meni
last updateLast Updated : 2022-08-24
Read more

Bab 26 - Terjebak Oleh Keadaan

Anin yang panik sampai tidak bisa berpikir jernih saat ini. Yang dilakukannya hanya jadi penonton saja.Untung saja sakit keram itu berangsur-angsur pulih. Ares mulai bisa menggerakkan kaki sebelah kirinya dan mencoba untuk bangun yang dibantu oleh Anin.“Kayaknya ini efek aku kurang olahraga akhir-akhir ini,” celetuk Ares, memberitahukan Anin penyebab kakinya keram. “Maaf sudah buat kamu panik barusan.”Anin yang memang ketakutan dan khawatir hanya bisa menatap Ares sebal. Apalagi pria itu sekarang tampak biasa-biasa aja setelah membuat jantung miliknya ingin copot.“Au ah sebel!” rajuk Anin, sembari memanyunkan bibirnya.Ares tersenyum dan terkekeh kecil. “So-sorry Anin,” katanya lagi meminta maaf. “Nanti aku traktir es krim sebagai bentuk permintaan maafku deh.”Anin yang dirayu seperti itu merasa tersipu malu sendiri. Namun, tidak bisa dipungkiri kalau rayuan dari Ares membuat hatinya senang.Dengan ekspresi sok jual mahalnya, Anin menatap Ares. “Emangnya aku anak kecil pakai diso
last updateLast Updated : 2022-08-25
Read more

Bab 27 - Ketahuan

Merasa ikut hanyut dalam situasi ini membuat Anin pun membalas pelukan yang diberikan oleh Ares. Anin bahkan merasakan kenyamanan ketika berada di dekapan pria yang baru dikenalnya belum lama ini.Ketika merasa sudah tenang, Anin akhirnya melepaskan pelukannya itu. Ares pun menatap Anin dengan tatapan lembut.“Jangan pernah berpikiran seperti itu lagi. Aku ikhlas kalau memang ini sudah jalan hidupku. Kita tinggal jalani saja semua scenario yang Tuhan berikan.”Anin mendongak—manatap Ares dengan tatapan tak kalah lembut dan dalam. Anin merasa beruntung sekali dipertemukan dan dikenalkan pria seperti Ares.“Makasih,” sahutnya dengan suara serak.Ares pun hanya tersenyum saja. Pria itu langsung menekan tombol untuk kembali melanjutkan ke lantai tujuan.Anin baru menyadari jika Ares tadi menghentikan lift-nya. Merasa dalam kondisi normal, Anin merasa canggung juga malu. Mereka berdua pun sama-sama terdiam—memandang kotak besi itu yang memantulkan wajah keduanya yang tampak sama-sama mal
last updateLast Updated : 2022-08-28
Read more

Bab 28 - Penawaran Seorang Ares

Saking lamanya diam-diaman, akhirnya Anin mulai merasa ngantuk dan tertidur di sofa. Ares sendiri sibuk mengeceki email pekerjaannya sejak tadi.Sampai akhirnya Ares menyadari ketika suara dengkuran kecil milik Anin terdengar ke telinganya. Ares tersenyum kecil ketika melihat mulut Anin yang sedikit melongo hingga tampak terlihat begitu menggemaskan.“Maaf, Pa, Ma. Ampun, hiks!” rancau Anin, sembari kedua matanya terpejam. Yang membuat Ares semakin kaget, Anin menangis dalam tidurnya. “Ampun, Pa, Ma,” imbuhnya sembari menangis tergugu.Melihat Anin yang terus menangis dalam tidur membuat Ares merasa benar-benar tidak tega. Entah kenapa hatinya ikut terasa sakit luar biasa.Air mata yang berjatuhan membasahi pipi membuat Ares langsung mengusapinya dengan lembut. Dibelainya pipinya itu perlahan-lahan.Isak tangis Anin benar-benar membuat hati Ares sangat nyeri. “Kamu kenapa, Nin? Apa setiap tidur selalu menangis seperti ini?” gumam Ares, terus memandangi wajah ayu perempuan itu.Setelah
last updateLast Updated : 2022-09-04
Read more

Bab 29 - Ciuman Pertama

Mendengar penawaran konyol dari Ares justru membuat Anin kini langsung tertawa begitu terbahak-bahak. Bukan hanya itu saja. Tetapi air matanya ikut keluar dengan begitu deras.Ares yang melihat Anin seperti ini justru merasa sedih dan kasihan. “Kamu bilang apa? Mau jadi Bapak untuk anak ini?” Anin menuding perutnya sendiri dengan telunjuk. “Apa kamu sudah gila?! Kamu itu tampan. Sukses. Mau dapatin model perempuan kayak gimana juga bakalan dapat. Sedangkan aku hanya perempuan kotor yang hamil di luar nikah! Perempuan murahan!” imbuh Anin, mulai merancau dengan tatapan mata kosong.Ares yang mendengar ucapan caci maki Anin kepada tubuhnya sendiri membuat hatinya tergores.Tanpa banyak kata, Ares langsung memeluk Anin ke dalam pelukannya. Anin yang kaget langsung saja berontak minta dilepaskan.“Lepas.”“Enggak.”“Ares!”“Enggak, Anindya!”“Aku itu perempuan kotor!”“Kamu perempuan berharga! Kamu itu spesial buat aku!” teriak Ares, saking emosinya. “Aku nyaman sama kamu, Anin.”Anin yan
last updateLast Updated : 2022-09-05
Read more

Bab 30 - Penyesalan

Ares merasa bingung sendiri ingin mengatakan keinginannya itu. Ares takut akan membuat Anin merasa keberatan.“Ares,” panggil Anin, lembut.“Enggak jadi,” jawabnya sembari tersenyum. Tangannya mengusapi rambut milik Anin dengan pelan dan penuh kelembutan.“Ih tuhkan!” Anin merajuk sebal jika seperti ini. Pasalnya ia sudah dibuat penasaran tetapi dengan enak dan gampangnya Ares mengatakan ‘tidak jadi’ benar-benar menjengkelkan.Ares yang melihat Anin cemberut seperti itu justru tampak lucu dan menggemaskan. Ingin rasanya terus meledek tetapi naluri dan hati kecilnya merasa tidak tega.“Aku ingin kamu manggil aku dengan panggilan Mas.” Ares mendadak jujur mengungkapkan keinginannya ini. Meski malu, tapi biarlah dari pada melihat Anin mengambek seperti itu. Lagipula ia tidak pandai merayu atau membujuk wanita mengambek.“Oh … gitu? Jadi pengin dipanggil Mas?” goda Anin, tampak meledek Ares yang langsung bersikap seolah-olah tengah sibuk menatap gawainya. “Ciye … ekhem!”Ares yang diledek
last updateLast Updated : 2022-10-14
Read more
PREV
123456
...
9
DMCA.com Protection Status