"Kenapa kesini?"Memindai suasana luar yang terlihat cukup ramai, Alana menengok kearah Arkasa yang tengah memarkirkan mobil. Lelaki itu mematikan mesin lalu balas melirik Alana, "saya lapar, kita berdua juga baru sarapan roti satu slice tadi pagi," jawabnya datar.Alana tak mau banyak mendebat Arkasa, terutama setelah bantuan lelaki itu. Sungguh, Alana belum bisa melupakan wajah panik Saddam dan cengo Veronica di depan cafe tadi. Karena ia cukup puas dengan hasil kerja Arkasa, kini Alana berniat membayarnya setidaknya dengan mengikuti saja kemana Arkasa membawanya. Keduanya masuk kedalam rumah makan yang cukup sederhana. Arkasa memang lama tinggal di negeri orang, tapi kalau sudah kembali ke tanah air, dia jadi lebih suka makanan-makanan khas disini. Tipikal yang meskipun sultan namun tetap merakyat. Untuk makan sendiri, Arkasa juga bukan tipikal yang pilih-pilih dan harus di resto
Last Updated : 2022-04-07 Read more