Semua Bab TERPAKSA MENIKAH KARENA SKENARIO GILA SAHABATKU: Bab 51 - Bab 60

123 Bab

51. Hadiah Ulang Tahun

Siapapun tahu bahwa tatapan memuja si sulung Pradipta itu tengah mengarah kemana. Tangan besarnya lagi- lagi membelai halusnya Alana, seolah gadis itu adalah benda rawan pecah yang harus dirawat super hati- hati. Bahkan tekanan di kedua ranum mereka yang perlahan menyatu benar- benar lembut. Tak ada paksaan disana, hanya sebuah tautan lembut yang memabukkan. Entah siapa yang memulai namun yang jelas, makin berusaha bertaut lembut, makin berdesir pula darah keduanya terasa. Menangkup pelan pipi tirus istrinya sembari menarik pinggangnya untuk kian merapat. Seolah tak ingin ada sedikitpun jarak diantara keduanya yang tengah larut dalam ciuman lembut memabukkan. Arkasa setengah tak rela melepaskan sebentar ciumannya hanya untuk memandangi wajah terengah gadisnya yang manis. Kedua mata itu terbuka perlahan setelah menyadari bahwa Arkasa tak lagi bermain dengan bibir manis Alana. Sial, Alana kini justru nampak super menggemaskan. Bila dia bisa, rasanya Arkasa benar- benar ingin menyim
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-05-15
Baca selengkapnya

52. One Fine Morning

Cahaya menyelinap masuk memaksa dua insan yang masih bergelung dibawah selimut bergerak tak nyaman. Salah satunya perlahan membuka mata, dengan kesadaran yang belum terkumpul sepenuhnya mengerjap dan memindai sekitarnya. Mendapati cahaya matahari diluar kamar sudah sangat terang. Namun hal itu tak membuatnya bergerak untuk segera bangkit dan turun dari ranjang. Presensi manusia lain yang kini memunggunginya perlahan memancing senyum kecilnya untuk terbit. Memberi kecupan kecil di puncak kepala dan bahu polos sang gadis—maksudnya si istri yang baru saja dia renggut. Sekarang ini bahkan dirinya sendiri tak paham mengapa jadi sesenang ini. Satu hal yang pasti, Arkasa jadi makin tak mau jauh dari Alana. Lanjut menyurai penuh kasih helaian halus sang istri yang tergerai berantakan. Tangannya juga tergerak untuk menaikkan selimut lebih tinggi untuk menutupi bagian tubuh istrinya yang sempat tersingkap. Bisa bahaya kalau pagi- pagi begini dia terpancing. Setelah gempuran beberapa kali tad
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-05-16
Baca selengkapnya

53. Berenang

Matahari belum naik terlalu tinggi selain itu udara sekitar rasanya cukup mendukung dua insan itu untuk berjalan- jalan kecil. Tadinya Arkasa hendak membawa Alana bersepeda ke hutan, namun dia urungkan karena sepertinya Alana tak akan kuat berjalan jauh sekarang ini. Alhasil, mereka hanya keluar dari cottage dan menikmati semilir segar yang akan sulit ditemukan ditengah hiruk pikuk perkotaan.Bibir Alana melengkung senang karena melihat pemandangan pagi. Semalam dia tak bisa mengamati secara jelas, namun kali ini semua keindahan itu terpampang nyata. Tak menyangka tempatnya seindah ini, benar- benar tempat melarikan diri yang sempurna, pikirnya.Menghirup nafas rakus, sudah lama sekali sejak Alana pergi meninggalkan kepenatan perkotaan. Dia menyusuri jembatan kayu yang menghubungkan pondok dengan jalanan tanah tepi hutan. Alana menengadah, menyadari langit hari ini cukup cerah namun tak begitu terik. Meskipun dia berjalan-jalan dibawahnya, semilir sejuk menjaganya tetap nyaman.Arkasa
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-05-19
Baca selengkapnya

54. Perdebatan Tahta

"Serius aku boleh ikut masuk?"Arkasa menelisik resto dihadapannya dari dalam mobil. Sekembalinya dari 'tempat persembunyian', kedua insan tersebut langsung menuju resto yang katanya menjadi tempat pertemuan antara Alana dan Rosaline.Alana yang tengah memulas ulang lipstik coralnya menoleh singkat kearah suaminya yang baru saja mematikan mesin mobil. "Daripada kamu bosan menunggu sendirian disini, bukannya lebih baik ikut menunggu di dalam?" ujar Alana.Arkasa menaikkan sebelah alisnya, namun tak mau terlalu berlarut dalam beragam pikiran karena sepertinya yang ditawarkan Alana bukanlah ide buruk.Keduanya melangkah berdammpingan masuk kedalam. Naik ke lantai dua yang sepertinya lebih sepi lagi—lebih tepatnya benar- benar tak ada manusia sama sekali. Sepertinya Rosaline juga belum sampai."Aku ke toilet sebentar," Alana berjalan menjauhi suaminya menuju salah satu bilik kecil dibelakang tembok. Masih celingak celinguk karena sepertinya tidak ada pelayan yang menerima pesanan disini
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-05-25
Baca selengkapnya

55. Reservasi Posisi

Tak habis pikir bagaimana bisa Arkasa melewatkan sebuah kesempatan yang mungkin banyak diidam-idamkan ribuan manusia lainnya?Disaat Alana harus merintis dari awal, suaminya itu punya kesempatan untuk meneruskan perusahaan besar milik keluarga. Dengan segala kecakapan yang dimiliki sekarang, Alana juga yakin bahwa Arkasa pasti akan mampu beradaptasi dan menjadi pemimpin yang luar biasa. Bukannya Alana silau harta, hanya saja— ah entahlah."Saya masih setia dengan keputusan awal, ayah. Saya harap ayah bisa mengerti hal itu," tuturnya tegas. Ketegasan yang tak kian melunak di wajah suaminya itu ikut menghipnotis Alana sekarang. Satu yang akhirnya dia pahami sekarang bahwa alasan terbesar lelaki itu adalah karena dia benar- benar menyukai penelitian. Arkasa benar- benar teguh dan hanya ingin berkecimpung di dunia itu saja, tak mau berbisnis. Ada sedikit rasa salut yang hinggap karena bagi Alana hal tersebut menambah wibawa Arkasa Dean Pradipta. Dia terlihat seksi karena mengetahui dan
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-05-27
Baca selengkapnya

56. Don't Leave Me

Pukul sembilan malam saat mobil yang dikendarai Arkasa akhirnya memasuki komplek perumahan. Perjalanan dari resto memakan waktu sekitar tiga puluh menit dan terasa senyap sunyi karena dua manusia didalamnya memilih untuk mengelana di pikiran masing-masing.Suasana hati Arkasa jelas sedang tak begitu baik. Sepulangnya mereka dari resto, Alana masih dapat melihat jejak kesal di wajah Arkasa dan bagaimana Adara nampak menunduk takut-takut. Ia hendak bertanya, namun waktunya seperti tidak mendukung. Dia tidak mau memperkeruh suasana.Sungguh perubahan suasana bisa sedrastis ini. Alana ingat bagaimana mereka mengawali pagi dengan manis dan bahagia namun bisa terbanting seratus delapan puluh derajat hanya dalam beberapa jam setelahnya. Alana memicing menatap mobil asing yang berada tepat di depan gerbang rumahnya. Setelah melihat seseorang berdiri di dekat pintunya, ia menaikkan satu alisnya. Beralih melirik Arkasa yang membalasnya dengan tatapan dingin saat menyadari siapa manusia yang be
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-06-02
Baca selengkapnya

57. Pergerakan Bawah Tanah

"Selamat pagi!"Masih pagi dan keberadaan mantan kekasihnya itu telah berhasil membuat mood Alana memburuk. Dia menghela nafas kasar, kedepannya dia akan sering bertemu dengan manusia ini, jadi Alana harus mulai membiasakan diri. Sebuah senyum dia paksakan untuk terbit, "apa yang membawa tuan Saddam yang terhormat bertandang kemari pagi- pagi begini?" ucapnya.Saddam menaikkan sebelah alisnya lalu berjalan mendekati meja, meletakkan satu cup large kopi. Mendorongnya perlahan diatas meja hingga berada tepat di depan sang wanita."Ini kompensasi dariku, kemunculanku disini mungkin membuatmu tidak nyaman," balasnya.Alana kembali mengernyit heran, "tidak perlu repot- repot membawakan kopi kalau kamu sendiri sudah tahu penyebab buruknya suasana adalah keberadaanmu itu sendiri," pungkas Alana.Saddam menarik tangannya, kembali menyelipkan keduanya di dalam saku tanpa terpengaruh oleh ucapan sarkas Alana. Dia menyunggingkan satu senyuman kecil."Tapi itu tidak terelakkan. Kamu harus menah
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-06-02
Baca selengkapnya

58. Aliansi Gelap

"Aku rasa dia sudah mulai curiga."Seorang wanita menghembuskan asap dari lintingan yang diapit dua jemarinya. Rambutnya dicepol asal, hanya mengenakan tank top dan celana pendek super santai yang membalut tubuh sintalnya. Tubuhnya kini bersandar penuh pada tembok dibelakangnya. Netranya tenang menanggapi laporan dari laki- laki berpenampilan klimis yang baru saja masuk kedalam kamarnya. "Ck, kamu pasti gegabah!" tuduhnya.Si lelaki nampak gusar, dia menarik dasinya hingga terlepas secara paksa. Dengan kasar merebahkan diri diatas ranjang single tanpa peduli bahwa pembungkus kasur ikut tertarik dan berantakan. Wanita dengan kulit pucat itu melirik sekilas lelaki yang tadinya masuk dengan setelan rapi itu. Dia bangkit dari duduknya lalu melangkah menuju jendela, membukanya sehingga udara penuh polusi itu ikut hinggap memenuhi pernafasannya. Namun setidaknya itu masih lebih baik daripada harus terus menerus mengurung diri dalam ruangan pengap ini.Pandangannya menerawang, memperhatik
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-06-05
Baca selengkapnya

59. Konferensi Virtual

Satu cangkir kopi mendarat diatas meja kerja lengkap dengan kepulan asapnya. Alana meliriknya sekilas sembari menyajikan senyum kecil kearah si pembuat kopi yang tengah mengusak lembut pucuk kepalanya. "Makasih, mas!" ucapnya tanpa suara sembari kembali lagi fokus pada laptop dihadapannya yang sudah mencuri fokusnya selama kurang lebih tiga puluh menit. Menampakkan wajah para perwakilan perusahaan baik dalam maupun luar negeri. Alana saat ini tengah mengikuti konferensi secara virtual yang masih berlangsung hingga diluar jam kerja. Karena sudah tak banyak lagi yang perlu Alana presentasikan, ditambah lagi sempat ada jeda dua jam, Alana memilih untuk melanjutkan di rumah saja. Lagipula dia tak ingin membuat Rosaline juga ikut lembur bersamanya. Sisa konferensi ini masih bisa dia ikuti sendiri. Arkasa yang masih rapi dengan pakaian kerjanya masih sempat membuat dua cangkir kopi untuk menemani istrinya itu. Dia jelas melihat lingkar kebosanan dan kelelahan di wajah Alana meskipun m
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-06-07
Baca selengkapnya

60. Permainan Baru

"Aku mau buat kesepakatan!"Nada tegas Alana Diandra Yasmin bergema. Arkasa yang baru saja keluar dari kamar mandi mendapati istrinya sudah menyilangkan tangan sembari duduk di ujung ranjang dengan tatapan tajam menghunus. Bukannya terintimidasi, Arkasa justru terkekeh pelan. Ia mengusak rambutnya yang masih basah, pun bulir air masih mengalir di kulitnya. Lelaki itu muncul dari kamar mandi masih dengan menggunakan celana tanpa atasan. "Kesepakatan apa?" tanyanya sembari bersandar di depan lemari, berhadapan langsung dengan Alana yang sepertinya sedang berada dalam mode maung. "Kita harus buat kesepakatan supaya kamu tidak bisa ciam-cium sembarangan!" ujar Alana dibubuhi satu dengusan kesal diakhir. Kedua alis Arkasa tertaut, "kalau aku menolak, bagaimana?" tantangnya. Alana menatapnya dengan tajam, "aku tidak mau tau. Aku gak suka ya kamu pamer cium atau menyentuhku di depan umum begitu," keluhnya lagi. Konferensi Virtual baru saja usai dan Alana mendapati beberapa rekannya men
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-06-08
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
13
DMCA.com Protection Status