Semua Bab Queen of Shield - Putri Sang Duke: Bab 71 - Bab 80

100 Bab

71. Tantangan Duel dari Black

….. Menjelang hari keberangkatan Zehra ke tempat mengasingan, Aylin Otsana mendatangi Zielle, meminta izin supaya diperbolehkan mengunjungi sahabat sekaligus calon adik iparnya untuk terakhir kali. Melihat Aylin yang memohon dengan mata berkaca-kaca, Zielle berusaha tegar dan dengan tegas menolak permohonan tersebut. Sebagai calon raja Elinor di masa depan, Zielle harus menjunjung tinggi aturan yang berlaku. “Biarkan saja Zielle,” ujar Ratu Zelda. Suara tenangnya sarat akan emosi yang tertahan. Bukan barang aneh wanita itu bersedih. Sebentar lagi ia akan kehilangan salah satu anak kesayangannya. Zehra harus menerima hukuman pengasingan karena perannya dalam konspirasi percobaan pembunuhan Koa Dorian. “Janganlah terlalu kaku menjadi seorang pangeran. Adikmu juga butuh satu kesempatan terakhir untuk bicara dengan Aylin.” Saran dari sang ibu membuat perasaan Zielle campur aduk. Ia sayang kepada Zehra, tapi sulit sekali memaafkan perbuatannya. Gadis itu sudah sangat kelewatan, bahkan se
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-22
Baca selengkapnya

72. Hari Tenang Menjelang Duel

….. Pagi ini sekitar pukul sembilan, beberapa kereta barang tiba di halaman Dorian Manor, membawa puluhan kotak hadiah yang semuanya ditujukan kepadaku. Pada surat yang disematkan bersama hadiah, tertulis nama pengirim, Adelaine Denta-Leander. Itu adalah nama ibu Lord Black, dan tentu saja aku mengenalinya meski kami belum pernah sekalipun bertemu. Berikut isi suratnya. Kepada Koa Dorian Tersayang, Saya dengan senang hati mengucapkan selamat atas pertunangan Anda dengan putra saya, Black. Semoga pernikahan ini berjalan lancar dan membawa kebahagiaan yang abadi bagi Anda. Semoga kalian berdua selalu bahagia. Salam hangat, Adelaine Denta-Leander. Astaga, tak kusangka Madam Adelaine mau repot-repot mengirimiku hadiah sebanyak ini. Aku harap beliau juga dapat hadir pada acara pernikahanku besok. “Wah, apa ini?” tanya Madam Cleo begitu melihat hadiah-hadiah yang tertumpuk rapi di sekeliling ruangan. “Hadiah pernikahan dari Madam Adelaine.” “Manis sekali.” Seulas senyum tersungging
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-25
Baca selengkapnya

73. Hadiah Pertama Musim Semi

….. Di pekuburan Elle Kimoni, suasana seakan terasa lebih sunyi daripada yang seharusnya untuk ukuran pemakaman seorang bangsawan. Count Kimoni beserta istrinya yang terkenal dengan reputasi mereka sebagai orang kaya baru, memilih untuk mengubur Elle lebih cepat dan tanpa keramaian. Mereka tidak ingin memberikan kesempatan bagi gosip-gosip baru berkembang di antara tamu-tamu yang hadir. Orangtua Elle berusaha menyembunyikan fakta bahwa Elle pergi dalam keadaan hamil di luar ikatan pernikahan. Terikat oleh ketidakpastian dan rahasia yang mencekam, pemakaman itu menjadi tanda kelam, wujud beban yang tak terucapkan yang dipikul oleh keluarga mereka. “Di mana ayahmu, Lisa?” tanya Leticia pada putri bungsunya dengan nada khawatir, matanya mencari-cari keberadaan suaminya di tengah kerumunan yang berkabut dalam kegelapan. “Ibu ingin mengajaknya pulang sekarang.” “Ayah bilang, dia harus menemui temannya untuk membicarakan masalah serius, Bu.” Gadis berusia sepuluh tahun itu menunjuk ke ara
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-28
Baca selengkapnya

74. Sungguh Tidak Manusiawi

….. Dalam tenangnya malam yang semakin larut, keheningan menggelayuti langit seperti selimut gelap yang merangkul dunia. Langkah Black tampak mantap, menuntun Koa menapaki lorong-lorong panjang di kediaman megah Keluarga Dorian. Kilau cahaya lilin yang memainkan bayangan menghangatkan setiap langkah mereka, menciptakan atmosfer magis di sekitarnya. Koa, putri sang tuan rumah, menyelesaikan hari dalam percakapan yang sarat makna bersama Black, di antara gemerlap cahaya dan bayangan misterius. Sentuhan kehangatan membuat malam itu menjadi momen penuh warna yang tak terlupakan. “Sudahkah Anda membaca koran minggu ini?” tanya Koa pada Black. Black mendeteksi kegelisahan yang tersirat dalam pertanyaan Koa. Terdapat suatu getaran tak biasa yang mengambang di udara, dan Black merasa obrolan ini bukan hanya sebatas pertukaran berita saja. “Ya, aku sudah melihat koran minggu ini. Ada sesuatu yang ingin kau diskusikan, Milady?” Koa mengangguk. “Lady Kimoni, dia… meninggal dunia. Bunuh diri,
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-03
Baca selengkapnya

75. Ancaman dari Count Kimoni

….. Angin lembut yang sejuk menyusup masuk melalui jendela kamar, menerbangkan tirai berbahan satin yang kini menari-nari layaknya penari balet yang anggun. Pemandangan itu terasa begitu indah, apalagi saat cahaya matahari pagi yang berkilauan menyoroti setiap detail kamar Koa, mulai dari furnitur antik hingga ornamen kristal yang menggantung di langit-langit. “Bagaimana perasaan Anda hari ini, Milady?” tanya Olga ingin memastikan kondisi tuannya baik-baik saja secara keseluruhan. Ia bertimpuh di depan Koa, seorang lady terhormat yang merupakan tuannya. Sejak hari di mana Koa kembali ke Dorian, rutinitas pelayan itu setiap pagi adalah mengoleskan dengan penuh hati-hati krim racikan dokter pada bekas luka di kaki Koa. Koa yang sedang tenggelam dalam pikirannya sendiri tersentak oleh pertanyaan Olga. Ia menatap sekilas pelayannya sebelum memberikan jawaban. “Terkadang aku merasa tubuhku ini seperti reruntuhan dari masa lalu yang gelap. Singkatnya, perasaanku tidak buruk, tapi juga tid
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-05
Baca selengkapnya

76. Kode Kejutan dari Count Owen Kimoni

….. Pesta akhir musim dingin di kediaman Marchioness Ronan berlangsung dalam kemewahan yang luar biasa. Gemerlap cahaya lilin memantul di setiap dinding ruangan yang dihiasi ratusan bunga dan kain sutra warna-warni. Para tamu bergerak elegan, berkumpul dengan percaya diri, berharap menemukan hiburan yang sesuai dengan kelas mereka. Namun, kegembiraan itu dalam sekejap tergantikan oleh rasa keterkejutan ketika pintu besar aula pesta terbuka. Langkahnya begitu percaya diri, seolah tak peduli lagi pada pandangan orang-orang. Count Kimoni memasuki ruangan, hanya seorang diri. Wajah-wajah para tamu yang sebelummya riang gembira berubah kaku. Mereka tidak bisa menyembunyikan raut keheranan mereka saat melihat sosok kepala keluarga yang belakangan ini memang sengaja mereka jauhi karena reputasi keluarganya hancur. Kabar buruk tentang putri sulung Count Kimoni yang jadi selingkuhan Pangeran Nathaniel telah menjatuhkan nama Keluarga Kimoni ke jurang hina mata masyarakat. Para tamu mengira bah
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-14
Baca selengkapnya

77. Kadang Untuk Bahagia Kita Perlu Egois

….. Pergolakan hebat terjadi dalam diri Koa. Pilihan yang sulit harus dihadapinya, dan keberanian untuk melangkah maju tampaknya seperti cahaya yang meredup di kejauhan. Lebih dari sebulan telah berlalu sejak insiden penculikan. Namun semenjak saat itu, Koa lebih memilih menghindar dan mengabaikan kelas kepemimpinan yang seharusnya menjadi tempatnya mengasah bakat sebagai seorang ahli waris Keluarga Dorian. Setiap langkah Koa terasa berat, setiap tatapannya diisi oleh kecurigaan akan bahaya yang mengintai. Sembari memandangi rak-rak buku yang tertata rapi di ruang perpustakaan, Koa merenungi keputusannya untuk menarik diri dari dunia luar, menyelamatkan jiwanya dari segala sesuatu yang mungkin memburu ketenangannya. “Dasar pengecut,” gumam Koa yang mulai muak pada situasi hidupnya, sembari memandangi surat dari guru kelas kepemimpinannya. “Apa yang harus aku lakukan? Tanganku selalu gemetar setiap kali mimpi buruk itu datang,” ujarnya frustrasi, teringat pada insiden mengerikan yang
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-18
Baca selengkapnya

78. Calon Duchess di Masa Depan

….. Embun-embun musim semi menyentuh puncak perbukitan yang menjulang tinggi di sekitar Dorian Manor. Mereka membawakan pesona kehidupan baru pada tanah mati yang perlahan mulai terbangun dari tidur panjangnya di musim dingin. Hangat cahaya matahari pagi menyentuh jubah kebesaran sang duke, membuat setiap pegawai di kediaman Keluarga Dorian terpesona oleh kehadirannya yang gemilang. Pahlawan perang yang dijuluki Singa Elinor itu melangkah mantap menuju kereta kudanya, diiringi tatapan penghormatan para pelayan dan para ksatria. Dari balkon kamar, Koa Dorian memandang dengan bangga manusia hebat yang sebentar lagi akan menjadi suaminya. Pelukan terakhir mereka meninggalkan harum pinus hutan pada gaunnya. Ia bersyukur, keberangkatan sang duke ditaburi ribuan doa dan harapan semua orang. Semoga Tuhan melindungi jiwa dan raganya. Amen. ….. Beberapa hari belakangan ini, Nathaniel merasakan keanehan pada kondisi kesehatannya. Lemas dan lesu menjadi kawan setia, merayapi hari-hari yang
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-23
Baca selengkapnya

79. Duel yang Ditunggu-Tunggu

….. Kereta kuda beraksen perak dengan lambang singa meluncur gagah melewati gerbang Istana Dahlia. Kaki-kaki kudanya menghentak mantap di jalanan berbata, membuat ketegangan terasa teramat kuat di udara. Nampak di teras istana, sosok Zielle dan Aylin, sang tuan rumah, telah menunggu kedatangan Black dengan sambutan hangat. “Kau tiba lebih cepat daripada perkiraanku,” seru Zielle kepada Black. “Selamat datang di ibu kota, kawan.” Black melepaskan sarung tangan hitamnya, lalu mengajak Zielle berjabat tangan. “Sudah saya bilang, Anda tak perlu repot-repot menyambut saya.” Pria itu kemudian menoleh ke arah Aylin dan memberikan senyuman ala kadarnya. “Bagaimana kabar Anda, Lady Otsana?” Aylin menganggukkan kepala seraya membalas, “Kabar saya baik, Lord. Senang bisa bertemu dengan Anda lagi.” Lelah karena telah lama berdiri di luar, Zielle mengajak Black masuk ke dalam istana. Aylin mengira, Zielle akan mengantarkan Black ke kamar tamu, tetapi pria itu justru mengajak sang duke ke tempa
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-26
Baca selengkapnya

80. Ketegangan di Arena Duel

….. Diikuti Jeremy dan Taylor, Black keluar dari dalam tenda, lalu berjalan cepat menghampiri Zielle yang telah menunggunya di dekat panggung. Suasana lapangan seketika riuh begitu sang duke menampakkan batang hidungnya. Sorakan bernada memuja menggema di penjuru lapangan sampai membuat Raja Alden yang tengah duduk gelisah di kursi kebesarannya terlihat keheranan. “Sudah kuduga. Pria dingin, kaya dan tampan sepertimu pasti diidolakan banyak orang,” goda Zielle sambil menepuk-nepuk ramah bahu kiri sang duke. “Oh ya, kawan. Persiapanmu sudah beres?” Black mengencangkan sabuk pedangnya seraya memamerkan menyeringai miring. “Di mana lawan saya, Yang Mulia? Sopankah membuat saya menunggu seperti ini?” Zielle sontak tertawa, tetapi buru-buru membisukan diri kala teringat bahwa keluarga besarnya juga berada di panggung yang sama. Ia tak ingin terlihat bahagia di acara duel saudaranya dan memberikan bahan gosip baru pada mereka yang berhati picik. Lebih dari itu, Zielle sangat beruntung ka
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-01
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
5678910
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status