Home / Thriller / Martabak Setan / Chapter 31 - Chapter 33

All Chapters of Martabak Setan: Chapter 31 - Chapter 33

33 Chapters

Extra Part 1

Martabak Setan Extra Part 1 : Masalah Hati Hari lebaran pertama berlangsung menyenangkan bagi Zilga, karena hari ini seluruh keluarga berkumpul dan bermaaf-maafan. Inilah hari yang selalu ia tunggu setiap tahunnya, sebab kini mereka berkumpul di rumah Neneknya. Keluarga yang jauh pun berkumpul di sini, merayakan hari kemenangan bersama. “Assalammualaikum.” Seorang pria betubuh tegap dengan kulit gelap berdiri di depan pintu. Zilga langsung menoleh ke arah suara yang sangat ia kenal itu, ia langsung berlari menghampiri sang Abah yang selalu ia rindu kehadirannya itu. “Waalaikumsalam, Abah.” Zilga langsung menyalami pria berwajah sangar itu, lalu memeluknya. “Maaf lahir batin, ya, Bah.” “Iya, Nak, maaf lahir batin j
Read more

Extra Part 2

Martabak Setan Extra Part 2 : Masalah Hati 2 “Lagi di mana, Yank?” Terdengar suara manja dari Mayang, pacarnya Devin yang ada di Kota tempat kuliahnya. “Lagi lebaran di rumah tetangga. Ada apa lagi sih, May? Bukannya sebelum pergi tadi kamu udah video call juga? Capek tahu gak kalau diteror melulu seperti ini,” ujar Devin dengan sambil menatap layar ponselnya, sedikit malas menatap wajah Mayang yang selalu curiga kepadanya dan terlalu berlebihan itu. “Aku ‘kan kangen sama kamu, Yank, kok jutek gitu nada bicaranya? Kamu lagi ngecengin cewek lain di belakangku, gitu? Aku ganggu kamu begitu, Yank? Tega kamu, ya. Aku begini hanya karena tak mau kehilangan kamu, dan ingin kamu cepat balik ke sini,” jawab Mayang dengan pasang wajah sedih. “Udahlah, M
Read more

Extra Part 3

Martabak Setan Extra Part 3 Hari terus berlalu, suasana di Kampung Banjar berangsur membaik walau jumlah warganya sudah berkurang separuh serta penambahan lokasi TPU semakin diperluas karena banyaknya warga yang meninggal karena korban martabak setan. Zilga melewati hari-hari yang sibuk, karena ia mengikuti banyak les di sekolahnya karena menginginkan nilai yang bagus saat ujian nanti dengan harapan bisa mendapatkan beasiswa yang sudah diincarnya walau kuliahnya nanti akan di Kota dan otomatis akan bertemu dengan Devin, pemuda yang mengaku akan calon imamnya kelak. Ia tersenyum saat mengingat chat Devin kala itu, walau sekarang tiada hari dengan saling mengirimkan kabar. “Zil, ke kantin yuk!” ajak Ulan saat bel istirahat berbunyi. “Hmm ... nggak deh, Lan, gue masih kenyang,
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status