Home / Romansa / TAKDIR KEDUA / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of TAKDIR KEDUA: Chapter 21 - Chapter 30

122 Chapters

19: TERHINA

"Jadi, kamu sudah atau belum pernah menikah?" Hamdan memulai pertanyaan barunya.  "Saya duda, Om." jawab Dirga singkat.  Hamdan diam sesaat. Memperbaiki posisi duduknya hingga sedikit menyamping agar berhadapan dengan pria yang dicintai puterinya tersebut.  "Cerai hidup atau cerai mati?"  "Cerai hidup, sekitar lima tahun yang lalu, Om."
last updateLast Updated : 2022-03-02
Read more

20: CALON MANTU

"Perempuan itu menjauh?" tanya Hamdan lagi. Ia ingin memastikan perjalan cinta puterinya kali kedua ini. Memastikan kepantasan dari pria yang dalam waktu singkat bisa meluluhkan hati beku puterinya kembali.  "Lucunya, Medusa itu gencar meminta saya kembali. Setelah laki-laki yang menghamilinya lebih memilih istri dan keluarga kecilnya. Setelah akhirnya dia kehilangan janinnya karena keguguran." Dirga menjawab pertanyaan Hamdan dengan tersenyum sinis.  Hamdan memijit pelipisnya. Perasaannya tidak enak. Bukan karena pemuda ini, tapi karena julukan Medusa yang diberikan oleh Dirga. Artinya, perempuan itu amat sangat mungkin mengganggu hidup puterinya kan?
last updateLast Updated : 2022-03-03
Read more

21: KERUSUHAN

"Papaaaaaa... banun! Mmmaah!"  "Mmmaah!"  "Papaaaaa"  Bocah kecil itu terus saja berceloteh memanggil Dirga seraya menepuk-nepuk pipi Dirga dengan tangan kecilnya. Bibir kecilnya berulang kali menciumi pipi pria yang dengan senang hati dipanggilnya Papa. Sang Ibu hanya terkekeh mengamati kelakuan lucu bocah itu sambil duduk di meja di samping sofa yang dijadikan tempat terlelap oleh Dirga. 
last updateLast Updated : 2022-03-04
Read more

22: BAYANGAN

Dirga sampai di kantor nyaris pukul sepuluh. Kemacetan sepanjang jalan Bogor - Jakarta nyaris menghabiskan mood dan tenaganya pagi itu. Borne masuk ke ruangnya, membawa segelas es kopi susu ukuran large yang ia pesan lewat aplikasi di ponselnya.  "Buat balikin mood lo!" ujar Borne seraya meyodorkan gelas kopi itu kepada Dirga.  Dirga menerimanya, mengaduk cairan itu, menancapkan
last updateLast Updated : 2022-03-05
Read more

23: PENGUNTIT

Ian masuk ke ruangan CEO 3D Design Corp tepat pukul dua siang. Ia mengetuk meja kerja Borne - yang masih sibuk double checking beberapa dokumen dan design sebelum masuk ke meja CEO.  "Bentar, nanggung dikit lagi!" ucap Borne tanpa menengok ke arah Ian. "Lo masuk aja langsung."  "Lo ikut, bro! Penting ini." perintah Ian sambil melangkahkan kakinya ke ruang kerja Dirga. Mengetuk kayu kokoh itu beberapa kali, Ian lantas langsung
last updateLast Updated : 2022-03-10
Read more

24: ALATE

Sementara di tempat lain, seorang pria terus memukuli samsak di hadapannya hingga buku-buku jarinya memerah, meradang, perih. Kesal bukan main setelah melihat perempuan yang sejak lama ia cintai keluar dari gedung perkantoran di mana sang mantan suami mengembangkan usahanya.  "AAAAAAARRRRRGGGHHHHH!!!" teriaknya nyaring. Ia menghentikan aksi brutalnya dan membaringkan dirinya yang masih terengah-engah di atas lantai kayu.  Ingatannya memutar kembali berbagai kejadian bahagia yang sempat ia lalui dengan perempuan itu. Masa-masa sebelum Dirga datang mengganggu tali kasihnya dengan Viona. Berkali-kali Ditya berusaha mendapatkan hati Viona kembali, berkali-
last updateLast Updated : 2022-03-12
Read more

25: PENGAKUAN

Menjelang akhir pekan, Andien membawa Cantika ke poli Spesialis Anak untuk pengulangan imunisasi campak-nya kali ke dua.  Tadinya ia ingin membawa Cantika esok hari, karena khawatir terlalu lama berada di rumah sakit. Ia bahkan harus berangkat sebelum tengah hari, selain karena Rumah Sakit yang mereka tuju ada di Jakarta, pun karena Andien memiliki janji di poli lain sebelum lanjut memeriksakan tumbuh kembang Cantika dan imunisasi di poli Pediatri.  Mau bagaimana lagi, esok hari Ummah dan Abah sudah harus kembali ke tempat keduanya tinggal. Harus membantu tetangga yang akan menikahkan anaknya, kata Abah semalam, saat Andien meminta agar mereka bisa leb
last updateLast Updated : 2022-03-14
Read more

26: TERCEKAT

Andien mengerti maksud Alex. Tapi ia sedang tak ingin memberikan alasan-alasan yang terkesan membumbungkan ego Alex, kemudian membuat jarak sungkan yang terlalu besar antara dirinya dengan dokter penyelamat nyawanya. Singkat kata, ia tak ingin merusak hubungannya dengan Alex yang selama ini baik-baik saja hanya karena ia harus memberikan penolakan.  "Bang Alex sudah pernah menikah?" tanya Andien.  "Belum."  "Pernah tinggal bareng tanpa pernikahan?"
last updateLast Updated : 2022-03-16
Read more

27: KOSONG

DIRGA Point of View  Setelah menunaikan ibadah selepas senja tadi, aku segera melangkahkan kakiku ke roda empat mungil berwarna putih yang diberi nama panggilan "Shiro" oleh Andien. Tadi, terlebih dahulu aku meletakkan puteri kecilku perlahan di car seat, memastikan agar ia nyaman selama perjalanan kami nanti. Sudahlah, tak perlu lagi menyematkan kata 'calon anak' pada ketiga malaikat kecil itu, toh aku sudah bertekad akan menjadikan Ibu mereka sebagai kekasihku selamanya.  Setelah memastikan Cantika tetap terlel
last updateLast Updated : 2022-03-18
Read more

28: KERAGUAN

Dirga Point of View Di sinilah kami sekarang, tepat di depan rumah Andien. Aku menepikan mobil tepat di depan pagar yang menutup taman rumahnya. Melirik ke jok belakang, melihat Cantika yang masih terlelap pulas, sepertinya bayiku itu terlampau lelah. Andien masih saja diam, bahkan sepertinya ia belum sadar jika kami sudah sampai di tujuan.  Setelah melepas sabuk pengamanku, aku sengaja tak mematikan mesin mobil, masih menatap perempuan yang sejak dulu kucintai, sementara wajahnya membelakangiku menatap ke jalanan di balik kaca. Aku melepas sabuk pengamannya, suara yang ditimbulkan benda itu membawanya kembali ke saat ini, wajahnya berputar ke arahku, menatapku yang berjarak intim dengannya. Aku bertahan pada posisiku yang sesungguhnya tak nyaman, tapi tak kuasa melepas
last updateLast Updated : 2022-03-20
Read more
PREV
123456
...
13
DMCA.com Protection Status