Home / Romansa / KEJUTAN UNTUK HARI PERNIKAHAN / Chapter 151 - Chapter 160

All Chapters of KEJUTAN UNTUK HARI PERNIKAHAN: Chapter 151 - Chapter 160

163 Chapters

Bab 151

"Ya sudah ayo, Sayang," sahut Mas Andre.Kami pun, berjalan menghampiri keberadaan Ratna dan Mas Bagas. Sesampainya di tempat mereka berada, aku pun segera menyapa mereka, walau hanya untuk sekedar berbasa-basi saja"Hai, Rat, kamu ternyata ada di sini juga. Kamu mau periksa kehamilan juga ya, sudah berapa bulan sekarang," tanyaku."A-Anisa, kamu kok ada di sini juga?" Ratna bertanya balik. Ia bukannya menjawab pertanyaanku, tetapi Ratna malah balik bertanya kepadaku."Aku ke sini, mau periksa kehamilan. Karena aku sudah ada janji dengan dokternya. Kamu sendiri mau periksa kehamilan juga kan, sudah berapa bulan? Kelihatannya kehamilanku sudah lebih besar dari kehamilanku ya." Akumemberondong pertanyaan kepada Ratna."Iya, Nis, aku juga mau memeriksakan kehamilan. Usia kandunganku sudah memasuki usia delapan bulan," sahut Ratna.Ratna bercerita, kalau dia juga mau periksa kehamilannya. Bahkan kandungannya sudah memasuki usia delapan bulan."Wow ... sudah mau lahirkan ya, jadi kalau be
last updateLast Updated : 2023-02-14
Read more

152

"Begini, Nisa. Sebenarnya, aku malu untuk membicarakan ini sama kamu. Cuma, aku tidak ada pilihan lain." Ratna berkata, sambil memainkan jarinya. Seakan segan sekali untuk berkata."Kamu sebenarnya mau bicara apa, Ratna? Kamu tidak perlu sungkan, ayo bicaralah," pintaku."Begini, Nis, apa boleh aku meminta bantuan sama kamu?" Ratna bertanya kepadaku.Ia seperti sedang kesulitan, tapi entah kesulitan apa yang menimpanya. "Bantuan apa, Ratna?" tanyaku balik."Nis, aku kan sedang hamil. Aku lagi butuh biaya banyak, buat persiapan persalinan nanti. Sedangkan semenjak keluar dari kantor Papamu, kami berdua tidak ada pekerjaan sama sekali. Kami, tidak diterima di perusahaan mana pun," ungkap Ratna"Iya, terus?""Aku mau minta sama kamu, berikan Mas Bagas pekerjaan. Mau di tempatkan di manapun, atau bagian apa pun nggak apa, yang penting ada pekerjaan dan dapat uang, buat menyambung hidup kami." Ratna, memberitahuku maksud dan tujuannya meminta tolong.Rupanya Ratna meminta tolong kepadak
last updateLast Updated : 2023-02-14
Read more

Bab 153

"Iya, Mas, aku merasa kasihan sama dia. Apalagi, saat dia bilang membutuhkan biaya buat bersalin. Aku merasakan diriku, jika ada di posisi bagaimana? Aku nggak bisa ngebayangin bakal seperti apa jadinya," ungkapku.Aku memberitahukan alasan, kenapa aku mau membantu Ratna. Padahal Ratna sudah berbuat jahat kepadaku."Memang pada dasarnya, istriku ini seorang wanita yang baik hati. Hatinya selalu gampang tersentuh, jika melihat orang lain susah. Walaupun orang tersebut, telah berbuat jahat padanya." Mas Andre malah memujiku."Jangan memujiku, Mas, nanti aku malah jadi terbang lho," ujarku, tersipu."Bagaimana, Mas? Apa kamu bisa membantu Ratna?" Aku bertanya kepada Mas Andre, tentang keputusannya tersebut.Aku berharap, jika Mas Andre bisa membantu Ratna. Memberikan pekerjaan, buat Mas Bagas suaminya. "Iya, Sayang, Mas bisa membantu kok. Tapi semua ini Mas lakukan demi kamu, Sayang. Kebetulan juga di kantor Mas sedangada lowongan kerja, tetapi cuma jadi karyawan biasa. Apa Bagasnya ma
last updateLast Updated : 2023-02-14
Read more

Bab 154

"Baik, Non," sahutnya.Setelah itu, aku memanggil Mas Andre. Sedangkan, Bi Ijah memanggil Pak Edi. Setelah semuanya kumpul, kami makan bersama. Pak Edi dan Bi Ijah pun, makan di meja yang sama denganku. Karena aku yang memaksa mereka, supaya makan bareng. Sebulan pun telah berlalu, kini telah sampai ke tanggal yang ditentukan Papa untuk acara pernikahan Papa dan Mbak Maya. Lebih tepatnya, akan memberi pelajaran untuk Mbak Maya beserta ganknya. Persiapan untuk acara tersebut, telah dipersiapkan secara matang dan juga rahasia. Hanya orang-orang yang ditunjuk saja, yang mengetahui rencana kami ini. Rumah Papa juga sudah di dekor, walaupun secara sederhana. Semua ini dilakukan, supaya Mbak Maya and the gank tidak merasa curiga, kalau mereka semua sedang di jebak."Bagaimana, Pah, apa semuanya telah selesai?" Aku bertanya kepada Papa, yang sudah bersiap memakai tuxedo warna hitam, serta dilengkapi dengan kopiah hitam juga."Iya, Nis, alhamdulillah sudah selesai. Semuanya ini kareba berk
last updateLast Updated : 2023-02-15
Read more

Bab 155

"Oh, jadi kamu mau menikah sama aku, hanya karena ingin menguasai hartaku, ya Maya? Setelah semuanya kamu miliki, aku akan ditendang dari kehidupanmu. Enak sekali mimpimu itu, kamu nggak perlu cape kerja, tapi ingin hidup enak. Mimpi kamu Maya," ujar Papa dengan dada emosiPadahal dari awal Papa sudah tahu, tentang niat Mbak Maya tersebut. Namun, ternyata Papa tetap saja terpancing emosinya, apalagi orang yang berniat jahat tersebut bernada^^ di depan mata."Itu nggak bener, Mas. Semua ini hanya fitnah, dari orang yang ingin merusak rencana pernikahan kita. Aku beneran sayang sama kamu dan juga anakmu Nisa, Mas. Aku ingin menjadi istri dan ibu sambung yang baik untuk kalian. Kamu jangan terpengaruh, oleh vidio editan serta murahan model begini, dong Mas! Aku sungguh sayang sama kamu dan juga Nisa," ucap Mbak Maya sambil tergugu. Sungguh pandai Mbak Maya ini, akting yang ia perankan juga luar biasa memukau."Sudahlah, Maya, kamu nggak usah mengelak lagi! Sudah jelas-jelas terbukti, k
last updateLast Updated : 2023-02-15
Read more

Bab 156

"Ya, jelaslah aku tau, Mbak. Karena, aku sendiri yang merekam Vidio ini." Aku oun berterus terang kepada Mbak Maya, sebab ku tidak takut dengan ancamannya."Oh ... jadi kamu yang telah merekamnya, Anisa? Kok kamu tega banget sih, padahal niatku baik ingin merawat Papamu dan menjadi ibu sambung buat kamu." Mbak Maya berkelit, ia tetap tidak mau mengakui kesalahannya.Mbak Maya, tetap tidak merasa bersalah, walaupun sudah ada bukti yang jelas nyata. "Sudahlah, Mbak, nggak perlu mengelak lagi! Sebab emua bukti juga sudah jelas dan itu murni, bukan rekayasa ataupun editan, seperti yang Mbak Maya bilang tadi." "Kalau memang benar, kami yang melakukannya, terus kamu mau apa Anisa? Kamu mau memenjarakan kami, silakan, kalau itu maumu, kami tidak takut. Kami akan meminta bantuan pengacara kami, buat mengurus kasus ini." Sindi berkata dengan sangat jumawa."Ok, kalau begitu. Ayo, Pah, kita bawa saja mereka ke kantor polisi. Toh kita sudah mengantongi bukti yang kongkrit. Ayo kita bawa mereka
last updateLast Updated : 2023-02-15
Read more

Bab 157

"Baik, Anisa, kami menyetujuinya," ucap mereka bertiga serempak."Bagus ... kalau begitu, silakan kalian tandatangani surat perjanjian, yang dibawa oleh Pak Danu!" Mas Andre memerintahkan mereka bertiga untuk menandatangani surat perjanjian.Setelah mendengar perintah dari Mas Andre, mereka bertiga pun menandatangani surat, yang disodorkan oleh Pak Danu. Bahkan mereka tandatangan tanpa membacanya terlebih dulu."Oke, kalian bertiga sekarang telah menandatangani surat perjanjian ini. Jadi jika kalian melanggar, maka kalian harus menerima akibatnya," ujar Papa.Ia menegaskan kepada mereka bertiga, tentang konsekuensinya jika melanggar surat perjanjian tersebut."Iya, Mas, kami sudah paham kok." Mbak Maya berkata, mewakili kedua temannya."Kalau begitu, kalian bertiga segera tinggalkan rumah Papaku! Tetapi biarkan Gio bersama kami," perintahku."Iya, Anisa, kami akan pergi. Tetapi maafkanlah semua kesalahan kami. Aku takut, jika umurku tidak akan lama lagi. Aku titipkan Gio kepada kalian
last updateLast Updated : 2023-02-16
Read more

Bab 158

"Gio sayang, kamu yang sabar ya. Kamu harus ikhlas, dengan apapun yang terjadi. Gio jangan sedih, masih ada Om dan Tante, yang akan merawat serta menyayangi Gio." Mas Andre menenangkan Gio, serta memeluknya erat."Ya sudah, lebih baik sekarang kita pergi ke tempat kejadian, atau langsung ke rumah sakit." Papa memberi saran, supaya kami segera melihat keadaan Mbak Maya."Kita langsung ke rumah sakit saja, Pah. Tadi, polisinya bilang, mereka sudah langsung di bawa ke rumah sakit umum empat lima." Mas Andre memberitahu, rumah sakit tempat Mbak Maya berada. Kami semua pergi, menuju rumah sakit umum empat lima untuk mengurus jenazahnya Mbak Maya. Sepanjang perjalanan, Gio terus menangis. Aku pun sudah mencoba menbujuknya, tetapi tetap saja ya menangis. Sesampainya ke rumah sakit, kami menuju tempat resepsionis rumah sakit. Kami, menanyakan keberadaan Mbak Maya, yang korban kecelakaan tadi. Setelah, mendapatkan informasi, kami segera menuju ruangan, yang di tunjuk oleh resepsionis tadi.
last updateLast Updated : 2023-02-16
Read more

Bab 159

"Iya, Om, Gio ikut sama Om Andre saja. Biarkan rumah ini, di tempatin sama Om Wira," sahut Gio, ia menyetujui ajakan Mas Andre.Rumah peninggalan orang tua Mas Andre ini, sudah ada yang mengontrak. Rumah ini di kontrak oleh Mas Wira, ia merupakan rekan kerja Mas Andre. Sedangkan Gio akan di bawa oleh kami, ke Rumah tempat tinggal kami. Karena selain Gio sebatangkara, Gio juga sekarang merupakan anak angkatku."Den, kalau rumah ini, sudah ada yang mengontrak, terus Den Gio dibawa Den Andre, berarti Bibi sekarang sudah tidak dibutuhkan lagi, ya Den. Berarti Bibi harus pulang kampung," ucap Bi Asih."Bi Asih, Bibi tidak perlu khawatir. Biarpun rumah ini sudah ada yang ngontrak, serta Gio dibawa ke rumahku. Bibi tetap boleh bekerja denganku kok, Bibi Asih nanti bisa membantu pekerjaan Bi Ijah di rumahku. Apalagi nanti Anisa mau lahiran, pasti Bi Ijah kerepotan, kalau bekerja sendiri. Jadi Bi Asih bisa bekerja di rumahku bersama dengan Bi ijah, Bibi mau kan bekerja denganku? Biar nanti k
last updateLast Updated : 2023-02-19
Read more

Bab 160

"Iya, Den," sahut Bi Asih serta Bi Ijah serempak."Bibi, sini," ajakku.Mereka berdua pun menghampiriku, sedangkan Bi Asih datang menghimpiriku, sambil menarik kopernya."Non, banyak betul orang yang mengangkut barangnya ya." Bi Ijah berkomentar, tentang pengangkut barang."Iya, Bi, Mas Andre bilang, supaya barangnya cepet selesai diangkutnya. Kalau barangnya sudah selesai diangkut, rumahnya mau sekalian dibersihkan, serta dirapikan sama mereka. Soalnya lusa Mas Wira dan keluarganya akan datang untuk menempatinya." Aku menjelaskan kepada Bi Ijah, alasan Mas Andre sampai meminta banyak orang untuk mengangkut barangnya tersebut."Oh, jadi begitu, ya Non," sahut Bi Ijah.Ia baru mengerti, dengan apa yang aku sampaikan."Iya, Bi, seperti itu," sahutku."Pasti rumah ini di kontraknya mahal ya, Non? Soalnya rumahnya saja semewah dan sebesar ini," tanya Bi Asih.Ia menanyakan soal harga sewa rumah orang tua Mas Andre tersebut."Lumayanlah, Bi, buat tabungannya Gio. Mas Wira, mengontak rumah
last updateLast Updated : 2023-02-19
Read more
PREV
1
...
121314151617
DMCA.com Protection Status