Home / Romansa / Jerat Cinta Duda Bucin / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Jerat Cinta Duda Bucin: Chapter 51 - Chapter 60

135 Chapters

Calon Ulat Bulu

Sussana mengeratkan pelukannya, "Siapa sih Mas?" Akbar terkejut ternyata istrinya mendengar dering ponselnya. Apa jadinya kalau dia jawab, Nola yang menelpon dan mengiriminya pesan. "Eh, sudah bangun." Akbar berusaha mengalihkan pembicaraan. Sussana yang sedang menggerakan tubuhnya, "Masih ngantuk," ujarnya. "Mau enggak aku buat kamu langsung terjaga." Sussana memukul lengan Akbar, ternyata sudah teralihkan dan lupa pada pertanyaannya tadi. "Pasti minta jatah deh," sahut Sussana. Akbar tersenyum nakal lalu melepaskan kaos yang ia pakai langsung mengungkung Sussana. "Mau disini atau kamar mandi?" Sussana belum menjawab, "Ya sudah di sini saja," ujar Akbar lalu membenamkan wajahnya pada ceruk leher Sussana. Hembusan nafasnya membuat Sussana begidik apalagi saat Akbar menyesap kulitnya, Sussana hanya bisa mendesah pelan. Akbar meloloskan daster yang Sussana kenakan lalu menatap tubuh seksih istrinya. "Mas Akbar, lihatin apa sih?" tanya Sussana yang membuat Akbar tertawa. "Body kamu
last updateLast Updated : 2022-04-30
Read more

Tidak Akan Memafkan Kalian

Sussana berdecak, "Calon ulat bulu," ucap Sussana. "Ulat bulu?" tanya Akbar masih menggenggam erat tangan Sussana. "Iya ulat bulu yang suka nempel dan gatal. Teman Mas Akbar itu modelan kayak ulat bulu." Akbar mengajak Sussana berbelok pada toko pakaian khusus wanita, "Kita mau ngapain ke sini?" tanya Sussana menoleh pada suaminya. "Belanja pakaian hamil untuk kamu, aku lihat kamu masih sering pakai baju ngepress. Kasihan anak aku kejepit." Akbar mengelus perut buncit Sussana. "Ya enggaklah Mas, celana dan rok yang aku pakai pinggangnya karet," sahut Sussana. Mereka sudah berada di counter maternity. Akbar bertanya pada pramuniaga, “Model dress dan setelan maternity terbaru yang mana saja, biar istri saya pilih.” Pramuniaga itu mengangguk lalu menujukkan beberapa model pakaian hamil. Akbar mengikuti Sussana yang asyik memilih pakaian, salah satu tangannya masih membawa goodybag berisi dessert seakan benda berharga yang dijaga agar tidak hilang. Akbar menjadi pusat perhatian par
last updateLast Updated : 2022-04-30
Read more

Kondisi Sussana

Plakk Tamparan Maya berhasil mendarat di pipi Sussana, ujung bibirnya terlihat mengeluarkan darah karena tamparan yang cukup keras. “Sebaiknya kalian lepaskan aku, dari pada aku ditemukan di sini. Mas Akbar dan keluarganya juga keluargaku tidak akan memaafkan kalian,” ancam Sussana. Maya tertawa, "Mereka tidak akan berani macam-macam kalau kami punya kartu AS yang bisa buat kalian bungkam," ujar Maya. "Aldi sebaiknya kita cepat siapkan," titah Maya pada Aldi. Sedangkan Pak Cipto yang sudah mendapatkan pesan dari Sussana bahwa majikannya itu sudah selesai urusan di kampus dan minta diantar pulang. Namun Sussana tidak kunjung datang, ia pun menghubungi Ponsel Sussana tidak dijawab. Pak Cipta bergegas menemui orang yang ditugaskan mengawasi Sussana. Mobil mereka hanya berjarak tiga mobil dari mobil yang dibawa Pak Cipto. "Kita cek gps yang dipasang di ponsel Nona Sussana." Mengutak atik ponselnya lalu terpampang keberadaan lewat sebuah titik yang bergerak. "Dari GPS ini terlihat N
last updateLast Updated : 2022-05-01
Read more

Berani Bermain Dengan Keluarga Mahesa

“Cepat susul istrimu, urusan di sini biar Papih yang handle,” titah Yudha. Akbar baru sampai di rumah Sakit, Sussana sudah berada di UGD untuk pemeriksaan. Zudith lebih khawatir dengan kondisi kejiawaan Sussana juga keadaan kandungannya. Orangtua Sussana sudah dihubungi dan sedang dalam perjalanan menuju Rumah Sakit. "Keluarga pasien atas nama Sussana," panggil suster. "Saya suaminya." Akbar ikut dengan perawat untuk menemui dokter. "Sesuai permintaan keluarga, pasien sudah divisum untuk beberapa luka di tubuhnya. Saya sarankan rawat inap karena harus diobservasi oleh obgyn. Lagi pula pasien sepertinya masih trauma tadi masih sempat histeris. Sebenarnya, pasien telah berada dalam situasi apa, biar bisa kami sesuaikan untuk kelanjutan terapinya." "Istri saya diculik, juga menerima kekerasan fisik." Penjelasan Akbar membuat dokter memberikan kelanjutan terapi yang tepat untuk Sussana. Akbar menemui Zudith karena Sussana akan diantar ke ruang rawat bertepatan dengan kedatangan Gery
last updateLast Updated : 2022-05-03
Read more

Layanan Spesial

“Istirahatlah, besok kita akan bertemu dengan Om Ronald termasuk Ayah dan Bunda untuk membicarakan tuntutan pada dua orang bodoh yang berani bermain-main dengan keluarga Mahesa.” "Usapin punggung aku," pinta Sussana. Akbar tentu saja tidak menolak permintaan istri kecilnya. Tangannya terus mengusap punggung sang istri sampai terdengar dengkuran halus lalu membenarkan posisi selimut yang menutupi tubuh Sussana. Keesokan hari, setelah mendapatkan kunjungan dokter obgyn, Sussana diperbolehkan pulang karena tidak ada hal yang membahayakan baik bagi bayi dalam kandungan dan ibunya. Akbar membawa Sussana pulang ke kediaman Mahesa, disana sudah berkumpul Yudha, Zudith, Gery dan Halimah, serta pengacara keluarga Mahesa. "Bisa diceritakan detail kejadiannya seperti apa, saya juga akan merekam apa yang akan Ibu Sussana sampaikan," ujar Ronald. Sussana sempat menoleh pada suaminya, Akbar mengangguk seakan menyampaikan untuk Sussana mengatakan secara rinci kejadian yang dialaminya, sambil me
last updateLast Updated : 2022-05-04
Read more

Mood Yang Ambyar

Cukup lama sahabat-sahabat Sussana datang untuk melihat keadaan Sussana dan menghiburnya. Sussana baru saja masuk kamar mandi untuk membersihkan diri, saat Akbar tiba. Tidak menemukan istrinya di kamar namun mendengar suara gemericik air di kamar mandi, Akbar tersenyum simpul lalu menyusul ke kamar mandi. Akbar memeluk dari belakang tubuh Sussana yang polos dan basah, membuat pemilik tubuh itu terkejut. Sussana menoleh, “Mas Akbar, mau ngapain?” tanya Sussana. “Mau mandilah, sekaligus layanan spesial untuk kamu.” Akbar membenamkan wajahnya diceruk leher Sussana yang basah dan licin karena sabun. Menyapukan sabun pada tubuhnya lalu memperbesar aliran air yang keluar dari shower agar sabun ditubuh mereka cepat luruh. Akbar membenamkan dan menyesap bahu, leher dan beberapa tempat di tubuh Sussana meninggalkan jejak cinta pada kulit putih tersebut. Akbar membalik tubuh Sussana, kini mereka berhadapan, menatap dua buah gundukan yang ukurannya terlihat semakin besar dan menantang. Kedua
last updateLast Updated : 2022-05-06
Read more

Lepas Semua

Sussana berada di apartement Akbar, sebenarnya orangtua Akbar maupun Sussana tidak setuju jika anak dan menantu mereka kembali ke apartemen. Dengan alasan Sussana ingin fokus menyelesaikan skripsinya, akhirnya mereka menyetujui. Sedang fokus pada laptop dihadapannya, namun konsentrasi itu terpecah karena bunyi bel. Berjalan perlahan membukakan pintu, Sussana menghela nafas melihat siapa yang ada di depan pintu. “Hai, Sussana, apa kabar?” tanya Inggrid. “Sebelumnya baik, tapi lihat tante Inggrid mood aku langsung ambyar.” Inggrid tertawa, “Boleh aku masuk!” pinta Inggrid. Sussana menggelengkan kepalanya, “Aku sedang sibuk, ada urusan apa?” tanya Sussana pada Inggrid. “Makanya ijinkan aku masuk, masa kita bicara di pintu begini,” sahut Inggrid. Mau tidak mau Sussana mempersilahkan Inggrid masuk, keduanya duduk pada sofa bersebrangan. “Jangan harap aku akan sediakan minum apalagi camilan, kami di sini hanya sementara karena aku sedang fokus menyelesaikan skripsi.” Inggrid mengedikkan
last updateLast Updated : 2022-05-07
Read more

Keinginan Nola

Akbar menciumi leher jenjang Sussana, tangannya meremas dada Sussana. Sedangkan tangan yang satunya lagi menelusup ke dalam baby doll yang Sussana kenakan. Kini bibir Akbar berpindah dari leher ke bahu, menyesap meninggalkan jejak cinta di sana. Lalu naik lagi ke bibir, menyesap bibir atas dan bawah bergantian bahkan lidah mereka saling membelit.Akbar melepaskan pagutannya karena Sussana yang sudah kehabisan nafas, bahkan wanita itu kini terengah meraup oksigen. “Lepas semuanya,” ujar Akbar sambil melepaskan satu persatu penutup tubuh Sussana.Akbar kembali melumat bibir Sussana yang membuatnya candu, membuat tubuh Sussana menegang. Bahkan tangan Akbar mulai mengarah ke bagian inti tubuh Sussana.“Mas Akbar,” ucap Sussana saat mereka melepaskan pagutannya, “Kenapa?” jawab Akbar.Tangan Akbar menyentuh pusat tubuh Sussana yang sudah basah dan titik-titik sensitif lainnya. Bahkan kini Akbar menggeser tubuhnya berada tepat di bawah perut Sussana, sedikit melebarkan kedua paha Sussana.
last updateLast Updated : 2022-05-10
Read more

Ke Rumah Sakit

"Masalah itu harusnya dengan penanggung jawab proyek, kenapa harus bertemu aku." "Sebenarnya itu hanya alasan, intinya dia mau bertemu dengan Akbar Putra Mahesa," ujar Bowo.Akbar berdecak, "Jadwalkan tapi aku tidak mau bertemu dengan Nola sendiri, kamu harus ikut dalam pertemuan tersebut.""Kenapa sih? Kayaknya takut banget, padahal hanya bertemu Nola," ujar Bowo."Bukan masalah takut, tapi aku tau maksudnya bertemu untuk apa? Saat dia tau aku dan Inggrid ternyata sudah pisah, Nola agak agresif. Bahkan dia seperti mengabaikan Sussana, sedangkan aku tidak mungkin berpaling dari Sussana.""Pesona sang Casanova," ledek Bowo."Kamu makin ke sini makin berani ya, mau dimutasi kali," sahut Akbar."Jangan dong," ujar Bowo sambil terkekeh. Tidak lama interkom dimeja Akbar berbunyi. "Pak Akbar ada Ibu Nola ingin bertemu, tapi tidak ada janji sebelumnya." Akbar menghela nafasnya, "Suruh masuk," ujar Akbar. "Kamu tetap di sini," pinta Akbar pada Bowo.Pintu ruangan Akbar terbuka, "Hai, apa kab
last updateLast Updated : 2022-05-12
Read more

Mau Ke Mana?

"Bu, ini kita ke mana ya?" tanya Pak Cipto Supir Akbar. "Kita pu... aduhhhh. Shhhh," desis Sussana merasakan sakit dan perutnya yang mengencang. Bahkan kini nafasnya terasa sesak. "Kita ke rumah sakit aja pak." Pria paruh baya itu segera melajukan mobilnya menuju Rumah Sakit sesuai perintah Sussana. Merasakan perutnya tidak nyaman, yang mungkin pengaruh dari emosinya tadi akhirnya Sussana langsung memutuskan ke Rumah Sakit. Sampainya di depan UGD, “Bu Sussana mau melahirkan? Saya hubungi Pak Akbar atau bagaimana?” tanya Pak Cipto terlihat khawatir. “Enggak usah, Pak Cipto langsung pulang aja. Nanti saya minta Pak Akbar yang jemput. Perut saya sakit tapi belum waktunya melahirkan.” “Kalau Pak Akbar hubungi saya, saya jawab apa Bu?” tanya Pak Cipto lagi karena dia melihat kedua majikannya tadi sempat berdebat. “Enggak akan, saya yang hubungi beliau. Kalau perlu ponsel Pak Cipto non aktifkan aja,” sahut Sussana sambil membuka pintu mobil. Seorang perawat UGD menyambut Sussana dan
last updateLast Updated : 2022-05-14
Read more
PREV
1
...
45678
...
14
DMCA.com Protection Status