"Ia masih sama. Sabar dan tabah. Sampai dia benar-benar menerimanya." *** Amanda terus diam. Ia bingung dengan pikirannya sendiri, meskipun teman satu ruangannya sedang adu pendapat ia tidak merasa tersusik. Hanya satu yang dia pikirkan, Direktur Utama baru yang pagi tadi datang ke kantor dan akan menjadi atasannya. 'Tunggu! Bukannya tadi Pak Heri bilang, pindahan dari kantor pusat, berarti kantor ini cabangnya. Astaga! Kenapa aku baru tahu coba, dan sekarang hampir setiap saat aku harus bertemu sama dia,' keluh Amanda dalam hati sambil memejamkan mata, menarik napas dalam-dalam supaya rasa sesak segera menguap. "Kamu sakit, Nda?" tanya Ifa khawatir, karena Amanda terus saja diam. "Iya, kok diam terus sih dari tadi. Kenapa?" tanya Lina juga sama khawatirnya. "Pasti lagi mikirin Pak Dirut kita yang baru itu, ya," tuduh Adisty disertai tatapan jahil. "Pak Dirut?" ulang Amanda bingung mendengar ucapan Adisty.
Last Updated : 2022-02-08 Read more