Home / Romansa / KASTA HARTA DAN CINTA / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of KASTA HARTA DAN CINTA: Chapter 21 - Chapter 30

38 Chapters

21. Aku Mengenal Diriku

 Setelah Dayu selesai membaca pesan daun pada lontar itu, semua orang yang ada disana tertegun. Tak sepatah katapun keluar dari bibir mereka. Mereka terdiam bagaikan baru saja menerima sebuah berita duka.  Terutama Dayu, sulit baginya menerima kenyataan itu. Ia tak menyangka bahwa dirinya 200 tahun yang lalu, meninggal dengan cara yang tidak wajar. Sangat sedih baginya melihat dirinya di masa lalu alias Iluh Suci yang selalu tampak riang di dalam mimpinya, mengalami takdir hidup yang malang.  Namun bagaimana ceritanya ia mati? semua itu masih menjadi misteri. Terlebih lagi, sekarang Tuhan telah memberikan ingatannya kembali. Hal itu pastilah untuk menggenapi perjanjian yang tersisa dari masa lalunya. 
Read more

22. Cincin Pertunangan

 Ketika kedua mobil itu memasuki perbatasan Denpasar, mereka berhenti sejenak.Dayu berjalan ke arah mobilnya diikuti oleh De Arya.  "Aku pulang dulu ya," ucap Dayu.  De Arya menahan tangan Dayu dan merengkuh pinggang gadis itu.  "Aku akan merindukanmu, kapan kita bisa bertemu? Apakah besok kita bisa makan malam di hotel? aku ingin memperkenalkan ibuku kepadamu." Dayu tidak menyangka akan ada ajakan seperti itu sedemikian cepat. Sesaat gadis itu terlihat bingung, bimbang dan ragu. Dia hanya terdiam saja.  "Mengapa kamu terdiam?
Read more

23. Berkenalan Dengan Calon Mertua

23.Berkenalan dengan calon mertua   Hari Itu Dayu sengaja pulang lebih awal dari mengajar.  Robertus yang selalu setia mendampinginya sesekali melirik ke arahnya.  Tampak olehnya dosen cantik itu sedang tersenyum - senyum menatap layar HP nya.    "Aie, senyum sendiri terus… kenapa tidak bagi sama saya eh?"   "Ah Robertus! kamu terlalu kepo… "   "Aie nona…ceritakanlah apa yang membuatmu tertawa sendiri seperti itu?"   "De Arya mengajakku makan malam, kamu bisa mengantarku kan?"   "Nona beruntung saya belum punya istri, jadi tak masalah lah… "  
Read more

24. Pengakuan

De Arya menggenggam tangan Dayu yang terlihat cemas. Ia menatap wajah gadis itu lekat -lekat dengan bibir yang tersenyum simpul. Dari sorot matanya, ia seolah berkata bahwa semua akan baik saja.  Dayu yang sempat sedikit grogi, akhirnya dapat mengumpulkan keberanian untuk berbicara lagi.  "Ibu, saya masih perlu waktu untuk meyakinkan kedua orang tua saya…." "Jadi mereka memang tidak setuju?" tanya wanita itu sambil meremas jemari tangannya sendiri.  "I- Iya. Kalau ibu saya, sepertinya beliau menyerahkan semua ini pada saya, tetapi ayah saya… masih mengharapkan calon menantu dari griya atau puri…," 
Read more

25. Permohonan Damai Gung Yoga

 "Dayu apa kamu sudah yakin dengan keputusanmu? kalau tekadmu sudah bulat, mengapa kau masih mau makan malam dengan ibuku? untuk apa semua ini ?" kata De Arya dengan wajah memelas.  Pemuda itu melepas genggaman tangannya dan meremas rambutnya.  "De Arya, bu-bukan seperti itu maksudku… aku akan berusaha menjelaskannya sekarang, bisakah kau mendengarkanku?" "Penjelasan apa? sudah jelas bagiku kau tidak akan menjadi istriku, memang aku terlalu banyak berharap…. " kata De Arya dengan tertunduk lesu.  "Aku harus mencari seseorang, aku terikat perjanjian berdarah dengannya dan aku tidak tahu apa isi perjanjian itu." "Omon
Read more

26. Persekongkolan Intim

 Semua yang ada di ruangan itu terdiam setelah Dayu selesai membacakan surat kesaksian tersebut.Gung Yoga dan Gek Trisha yang merupakan keturunan langsung dari Puri Ngawetan, tenggelam dalam perasaan masing-masing.  Gung Yoga menghela nafasnya sambil memandang Gek Trisha sedang membimbing pelanggan barunya untuk duduk di sebelah Dayu. Setelahnya, ia mengambil krim dan mulai memijat kepala gadis itu.  "Jadi itulah misteri kematian Gusti Agung Hutama, menyedihkan sekali…., " ungkap Gung Yoga.  "Akhirnya kita tahu bagaimana salah satu nenek moyang kita meninggal, selama ini yang kita tahu, beliau sakit mendadak dan mangkat. Rupanya ia tewas diracun calon istrinya. sungguh tragis," sahut Gek Trisha
Read more

27. Serangan Balik Gung Yoga

 "Aaaah!, apa yang kau lakukan Gung Yoga! kamu kurang ajar!" ucap Mang Selly sambil mendorong kepala pemuda yang mendarat di atas dadanya.  Maka otomatis pria itu terjengkang ke belakang.  "Dayu… he.. he.. kamu cantik sekali!" ujarnya sambil tertawa - tawa tidak jelas.  "Dayu? aku ini Mang Selly! bukan Dayu!" "Hee… he… kamu pasti Dayu! kesini lah kau cantik… !" ucap Gung Yoga sambil merangkak mendekati Mang Selly namun Ia terjerembab tak sadarkan diri.  "Sial! rupanya dia sudah mabuk! apa yang harus aku lakukan?" Pada saat yang tepat, terdengar suara nada dering dari ponsel pria itu. Mang Selly se
Read more

28. Patah Hati

 Malam itu setelah mengantarkan Dayu bertemu Robertus, De Arya langsung pulang ke rumahnya. Setelah membersihkan diri, pria yang tampak kelelahan itu langsung merebahkan dirinya di atas sofa kamar tidurnya.  Beberapa saat setelahnya, matanya terpejam dan ia tertidur pulas. Jiwa yang tertidur itu terbawa kedalam sebuah kejadian yang sangat mengerikan.  Mayat mayat bergelimpangan, warna merah darah memenuhi parit yang melintas didepan rumah orang miskin.  Binatang buas semacam apa yang sanggup melakukan semua ini?  Aku bersumpah atas nama hidupku, akan ku buru para manusia keturunan setan itu.  
Read more

29. Siapakah Gung Arya

"Maafkan aku Dayu, semua ini salahku," ujar Gung Yoga sambil memeluk gadis itu.  Senyum kemenangan terukir di sudut bibir pemuda berambut sebahu dan berbadan kekar tersebut.   "Bukan Gung Yoga, itu bukan salahmu. Ini murni masalah pribadiku dengan De Arya," kata Dayu dengan melepaskan diri dari pelukan pemuda itu.   "Ini ambilah, perkamen ini milik salah satu nenek moyangku yang juga meninggal tanpa keturunan. Namanya Agung Aryajaya Cakra,"   "Itu pangeran yang disukai oleh Putri Mara? jadi ia juga mati muda?" tanya Dayu    "Sepertinya begitu, di dalam pohon keluargaku, tidak terlihat ada keturunan, dia mati sangat muda, entah karena sakit atau apa, aku tidak
Read more

30. Kehilangan

 "Iya kak Dayu, beliau baru saja menghembuskan nafas terakhirnya. Sebelumnya ia sempat bertanya kapan kakek akan datang kemari lagi," ucap Mang Arini di kejauhan.  Berita tentang meninggalnya kakek gadis itu membuat Dayu shock. Dia tidak menyangka pertemuan pertamanya dengan orang yang mengenalinya sebagai Iluh Suci, juga menjadi pertemuan terakhirnya. Padahal ia masih sangat ingin bercerita dan bercengkrama dengan sosok tua renta itu.  "Kapan upacara Ngaben nya?" tanya Dayu.  " Menurut pak Mangku, bisa dilaksanakan dua hari lagi," jawab Mang Arini.  "Aku akan kesana besok pagi untuk melihat beliau terakhir kalinya, Terima kasih Man
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status