Semua Bab Muslihat Cinta Sang Produser: Bab 81 - Bab 90

97 Bab

81. Masuk Nominasi

Di lokasi shooting semua sedang membahas tentang Hati yang Terpisah, yang masuk nominasi sebagai Sinetron Terfavorit, dalam Festival Film Televisi Indonesia. Bukan cuma itu, Robby pun masuk nominasi sebagai sutradara Terfavorit, begitu juga dengan Cassie, sebagai artis pendatang baru Terfavorit.Cassie menanggapi hal itu cukup dengan bersyukur, dia tidak ingin terlalu euforia dengan apa yang sedang menjadi topik pembicaraan. Semua itu di luar ekspektasinya, karena baginya bukan itu yang menjadi targetnya.Jovanca orang yang pertama kali memberikan ucapan selamat pada Cassie,"Well.. aku salute sama kamu Cassie, ternyata dugaanku gak salah, selamat ya." Jovanca memberikan selamat pada Cassie, saat keduanya ketemu di ruangan Cassie"Terima kasih Jo.. ini di luar dugaan sih, aku kan masih baru di dunia film.""Kualitas akting itu bukan dinilai dari baru atau lama Cassie, kamu berhak atas itu."Puji Jovanca dengan serius, dia tidak main-main, atau pun pura-p
Baca selengkapnya

82. Malam Festival

Kiano, Cassie dan Jovanca menghadiri malam Festival Film Televisi Indonesia 2020, bersama mereka hadir juga Robby sebagai sutradara yang masuk nominasi.Di panggung gemerlap Festival Film Televisi Indonesia 2020, sedang diumumkan berbagai nominator dari berbagai kategori. Tampak Cassie, Kiano, dan Jovanca ada di kursi barisan kedua. Kiano diapit Cassie di sebelah kirinya, dan Jovanca di sebelah kanannya. Bak seorang Don Juan, Kiano tampil penuh percaya diri. Sementara Robby dan beberapa crew dan pemain lainnya berada di barisan ketiga. Raga tidak terlihat hadir pada malam itu, karena kurang sehat. Tibalah saatnya nominator pemeran wanita terfavorit diumumkan, Cassie menatap ke arah panggung dengan harap-harap cemas. Begitu juga dengan Kiano dan Jovanca pandangannya terfokus kepanggung. "Inilah nominee artis terfavorit Festival Film Televisi Indonesia.. Raina Anastasha, dalam sinetron Cinta Putih!!" Teriak sepasang artis terkenal yang kebagian untuk mengu
Baca selengkapnya

83. Pendirian Cassie

Cassie merasa gemerlap dunia keartisan itu sangat jauh dari kehidupan dia yang sebenarnya. Terjun ke dunia hiburan itu karena sesuatu yang tidak disengaja, bukanlah keinginan hatinya. Sementara Kiano menganggap Cassie adalah tambang emas yang perlu terus digali.Kiano mengikuti keinginan Cassie, dia tidak memaksa Cassie untuk terus berkarir di film, tapi dia sangat berharap suatu saat Cassie berubah pikiran. Bagi Kiano, saat ini yang terpenting dia harus 'maintain' tayangan, agar tidak ada alasan untuk menghentikan tayangan yang terus berlangsung.Masih dalam perjalanan pulang, Kiano mengingatkan Cassie, "bulan depan kita sudah melangsung Pernikahan dan semua keluarga sudah sepakat ya." Kiano mengatakan itu sambil terus menatap kedepan"Kamu sendiri sudah siap mas? Gimana dengan kesehatan kamu?" Tanya Cassie sambil menatap KianoDengan penuh keyakinan Kiano menjawab, "In Sha Allah aku sudah siap Cassie, kamu gak usah cemas.""Aku maunya setelah menikah kita
Baca selengkapnya

84. Bonus

Sebuah mobil box katering datang ke lokasi shooting menjelang makan siang. Mobil berhenti persis didepan gedung utama. Dibelakang mobil box ada sebuah mobil mini bus. Dari mobil mini bus beberapa orang karyawan berseragam turun, dan langsung membuka mobil box. Mereka mengeluarkan beberapa benda berbentuk meja lipat empat persegi dan kain taplak meja. Sebagian dari mereka langsung menata meja prasmanan di dalam gedung, sebagian yang lainnya menurunkan makanan dan alat prasmanan. Dalam sekejap makanan prasmanan tersebut sudah tersaji dengan rapi. Crew dan pemain sangat surprise dengan adanya kiriman makanan dari kantor. Tidak lama berselang, mobil Kiano masuk ke lokasi shooting dan berhenti di depan gedung utama. Tidak ada yang tahu kalau hari itu akan ada makanan prasmanan, dan tidak ada yang menduga Kiano pun akan datang. Begitu turun dari mobil Kiano langsung menghimbau pemain dan crew untuk berkumpul di gedung utama, "Teman-teman semua kita kumpu
Baca selengkapnya

85. Pertemuan Tak Terduga

Keesokan harinya Kiano ke Mall untuk ketemuan sama orang stasiun tv, membicarakan konsep tayangan berikutnya. Sudah menjadi kebiasaan pihak stasiun ajak kongkow di Mall, supaya tidak terlalu formil.Acara ini biasanya merupakan perjamuan khusus pihak PH dengan pihak stasiun tv. Hari itu kebetulan shooting break, sehingga Kiano leluasa untuk menghabiskan waktunya dengan pihak stasiun.Setelah acara makan siang, Kiano mengunjungi sebuah counter parfum langganannya. Ternyata Jovanca pun ada di dalam counter yang cukup luas itu, Kiano tidak melihat keberadaan Jovanca, tapi Jovanca melihat Kiano.Jovanca sangat senang ketemu Kiano, dia tidak langsung menyapa Kiano. Jovanca mencari tahu terlebih dahulu siapa yang menemani Kiano. Setelah dia yakin Kiano hanya sendirian, Jovanca menyapa Kiano,"Hai mas.. tumben nih sendirian." Sapa JovancaKiano gak nyangka kalau ketemu Jovanca di counter tersebut, "hei Jo!! Sama siapa kamu?" Tanya Kiano sambil menghampiri Jovanca,
Baca selengkapnya

86. Terperangkap

Kiano kehilangan keseimbangan saat Jovanca menarik lehernya dan jatuh di atas tubuh Jovanca. Kiano berusaha untuk berdiri, tapi Jovanca mendekap lehernya. Wajah keduanya begitu dekat, Kiano sangat merasakan hangatnya tubuh Jovanca."Kenapa kamu harus lakukan ini Jo? Apa kamu tidak punya cara yang lain?""Aku tidak yakin dengan cara yang lain mas, karena kamu sangat mencintai Cassie."Kiano melepaskan dekapan Jovanca di lehernya, dia jatuhkan tubuhnya di sisi Jovanca. Pandangannya menatap langit-langit kamar,"Dengan cara ini pun, kamu gak bisa memisahkan aku dari Cassie Jo.""Tapi setidaknya aku bisa bersama kamu mas.. aku cuma inginkan itu, aku sadar kalau aku cuma bisa berhayal tentang kamu."Kiano hanya terdiam di sisi Jovanca dia begitu dilematis, waktu pernikahannya dengan Cassie tinggal menghitung hari. Jovanca memang sangat menggoda, tapi Jovanca bukanlah wanita idamannya."Mas.. aku tidak menuntut apa pun, aku cuma ingin merasakan bersama kamu, aku sanga
Baca selengkapnya

87. Firasat

Dua firasat yang dialami Cassie hari ini, membuat dia sangat mencemaskan keadaan Kiano. Dia terus berpikir tentang Kiano, ada keinginannya untuk telepon Kiano, menanyakan keadaannya, namun keinginan itu tidak dia wujudkan.Cassie berbaring di tempat tidur, telapak tangannya berkeringat sedari tadi. Cassie sangat gelisah, sesekali dia mengelap keringat yang ada di telapak tangannya ke seprai tempat tidurnya.Kiano sepulang dari apartemen Jovanca rupanya langsung menuju kerumah Cassie. Perasaan bersalahnya terhadap Cassie sangat mengganggu pikirannya. Dia tidak ingin menceritakan pertemuannya dengan Jovanca, dia tidak ingin Cassie salah pengertian.Mobil Kiano sampai di depan rumah Cassie, adik Cassie membukakan pintu pagar. Kiano turun dari mobilnya dengan tergesa-gesa, dia bertanya pada adik Cassie,"Mbak Cassie ada di rumah?""Ada mas.. lagi di kamar." Jawab adik Cassie Cassie yang mendengar suara mobil segera keluar dari kamarnya menuju ruang de
Baca selengkapnya

88. Kebimbangan

Ucapan-ucapan Cassie itu bagi Kiano memperlihatkan keraguannya, meskipun secara terang-terangan Cassie mengaku siap menikah. Kiano merasa kalau Cassie mempunyai firasat tentang perilakunya dengan Jovanca. Ada keinginanny untuk berterus terang pada Cassie, tapi dia tahu kalau Cassie sangat sulit menerimnya. Kiano terlihat melamun setelah mendengar ucapan Cassie, dan Cassie menegur Kiano, "Kamu melamunkan apa mas? Ucapan aku mengganggu pikiran kamu ya?" Ucap Cassie sambil menatap wajah Kiano yang begitu dekat dengan wajahnya"Aku aneh aja Cassie, kok semakin dekat hari pernikahan kita tapi kok semakin runyam.. ada apa ini?" Kiano mengakhiri jawabannya dengan balik bertanyaKiano terus memandang kedepan, Cassie memegang dagu Kiano dan menariknya kearah wajahnya, "Mas.. kamu gak usah bimbang, berdoa aja semoga tidak ada halangan pernikahan kita ya?""Ucapan kamu tadi membuat aku bimbang Cassie, kok tiba-tiba kamu berubah pikiran
Baca selengkapnya

89. Kecurigaan yang Beralasan

Cassie tanya Jovanca tentang petemuannya dengan Kiano, namun Jovanca tetap tidak ingin menceritakan peristiwa yang sebenarnya. Jovanca tidak ingin masalah itu akan mengganggu karirnya, banyak yang dirahasiakan Jovanca."Aku sih gak sengaja ketemu, aku sudah duluan di toko parfum, eh.. gak lama aku lihat ada mas Kiano, ya aku ngobrol deh." Cerita Jovanca"Cuma ngobrol di toko parfum ya Jo?"Jovanca masih duduk di kursi lipatnya, begitu juga dengan Cassie. Jovanca menjawab pertanyaan Cassie dengan santai,"Ya cuma gitu deh.. habis itu aku pulang, mas Kiano masih di toko parfum."Berbeda antara ucapan dan kata hatinya, meskipun dia mengatakan tidak mempermasalahkan pertemuan Jovanca dan Kiano, tapi hatinya terus gelisah. Cassie sangat terganggu dengan firasat yang diterimanya.Cassie tidak percaya dengan cerita Jovanca, meskipun Jovanca sikapnya baik terhadapa Cassie. Dia merasa kalau Jovanca belum menceritakan tentang pertemuannya dengan Kiano secara leng
Baca selengkapnya

90. Kiano Cemas

“Cassie.. mumpung ada mas Kiano aku akan jelaskan semua.” Ujar Jovanca tiba-tiba. Jovanca menceritakan semua kronologisnya sesuai dengan apa yang dikatakan Kiano pada Cassie. Memang pada akhirnya Cassie percaya dengan cerita Jovanca, karena cerita Jovanca persis sama dengan penjelasan Kiano. Hanya saja kejadian Kiano memeluk Jovanca sampai ke mobil tidak masuk dalam cerita Jovanca. Cassie hanya terdiam mendengar kronologis kejadian yang diceritakan Jovanca. Sesekali Cassie menatap ke arah Kiano untuk melihat reaksi Kiano saat mendengar cerita Jovanca. “Cassie.. kamu sudah dengar Semua kan apa yang diceritakan Jovanca.” Tanya Kiano sambil menatap Cassie. Cassie hanya menjawab dengan anggukan kepala. Jovanca mengatakan kepada Cassie kalau dia sangat beruntung dicintai Kiano, karena menurutnya Kiano adalah laki-laki yang setia dan tidak mudah tergoda wanita lain. “Aku menjadi saksi Cassie bahwa, mas Ki
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status