Tidak salah lagi, itu adalah orang yang pernah kulihat terluka di rumah sakit, yang pernah kulihat di sekolah juga sebelum study tour. Dialah lelaki misterius itu. Keadaan yang sebelumnya menegangkan sepertinya telah lebih tenang. “Namanya Faldo,” ucap Shally dari dalam mobil, kacanya sengaja ia buka sedikit agar suaranya bisa kudengar. “Dia selalu mengincarku.” Lelaki yang dimaksud Shally itu menyeringai jahat di depanku. “Sebaiknya kamu jangan ikut campur,” katanya sambil menatapku penuh kebencian. “Jika kamu tidak ingin mati sia-sia di sini.” “Masalahku adalah orangtuaku... kalian telah melukai mereka, dan itu harus dibalas dengan membuat kalian semua menjadi debu!” Shally menatapku penuh duka, seolah-olah apa yang baru saja kukatakan adalah kejutan yang tak diharapkan. “Nan?” suaranya tertahan. “Hahaha...” pria itu tertawa, membuatku semakin berhasrat ingin meleburkan tubuhnya menjadi pasir kotor. Sebuah mobil city car nyaris saja menabrak lelaki yang baru saja terkekeh itu,
Read more