Home / Fiksi Sejarah / Istri manis Jenderal Perang / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of Istri manis Jenderal Perang: Chapter 91 - Chapter 100

103 Chapters

Ia telah ditipu

Bayan memandang laut yang biru dengan perasaan sedikit gelisah. Sepanjang perjalanan ia melihat bahwa tidak ada satupun tenda yang didirikan untuk berkemah seperti yang adik-adiknya katakan. "Di pantai mana mereka berkemah?" ucapnya heran.Dalam perjalanan pulang dari perbatasan, Bayan berfikir untuk mengunjungi adiknya yang sedang berkemah. Ia khawatir akan kesedihan mereka atas meninggalnya Raka. Selain itu juga ia sangat merindukan ketiga adiknya itu. Akan tetapi apa yang ia lihat sekarang, pantai sangat kosong dan sepi seperti tidak pernah ada kehidupan yang pernah singgah di dalamnya.Bayan pun menekan kepalanya yang mulai sakit dan pusing. Menurut pemahamannya sebagai seorang kakak selama belasan tahun, ia tau betul bahwa adik-adiknya telah menipunya saat ini. Ia pun menendang batu di depannya dengan keras. Hal tersebut membuat prajurit di belakangnya mundur beberapa langkah karena takut. Mereka kaget melihat Bayan yang tiba-tiba marah dan menendang sesuatu.Urat di dahi Bayan
Read more

Rencana luar biasa

Di rumah bordil terjadi sebuah keributan. Semua orang berlari keluar dan berteriak ketakutan. Hal ini disebabkan oleh lepasnya ular berbisa yang berkeliaran di sekitar rumah."Ada ular!!""Ada ular!""Ada ular!!"Semua orang yang panik berhamburan keluar. Sedangkan sang pemilik ular sedang mengamuk menjambak rambut kedua saudaranya. Jiru sangat marah pada Daka dan Sian hingga ia tidak bisa menahan kemarahannya lagi."Kalian dua anjing sialan. Beraninya kalian menyuruhku menari ular untuk menyusup ke istana hanya untuk mengoleskan minyak ulat bulu!"Rencana Sian adalah menyusup ke istana untuk memberi Raja Senggrala minyak ulat bulu di kemaluannya. Inspirasi ini ia dapatkan dari cerita kakaknya Raka dan Bayan saat mengerjai Raja Badra. Ia pun langsung memiliki ide gila untuk melakukan hal yang sama.Sedangkan Jiru berbeda, ia berfikir akan menyusup ke istana dengan begitu serius untuk melakukan hal-hal kriminal, seperti pembunuhan atau penyiksaan kejam lainnya. Akan tetapi ia justru me
Read more

Tarian ular

Raja Senggrala mengalami suasana hati yang begitu suram. Ia benar-benar kesal dengan kompensasi yang harus ia berikan pada Mahapatih Kerta yang begitu luar biasa. Sekarang ia hanya bisa mengandalkan kompensasi yang akan diberikan Malaka padanya. Setidaknya itu bisa mengurangi kerugian yang telah ia alami beberapa waktu ini.Raja Senggrala yang tak senang dengan semua hal yang terjadi saat ini, merasa bahwa semua hal telah berjalan diluar kendalinya. Sebagai seorang Raja yang arogan, tentu saja ia tidak menyukai hal semacam ini terjadi padanya. Untuk menyenangkan perasaannya yang tak karuan. Raja Senggrala pun mengosongkan sebuah ruangan di istana. Disana ia akan mengadakan pertunjukan seni untuk menghibur dirinya sendiri. Kebetulan ada seniman jalanan baru yang akan tampil sebentar lagi."Apakah kalian benar-benar membawa seniman yang bagus kali ini?""Tentu saja yang Mulia. Seniman kali berasal dari luar pulau dan tariannya sangat menggairahkan. Dia akan menari dengan ular di depan Y
Read more

Menunggu hukuman

Sret..... Sret..... Sret.....Bayan terus mengasah golok miliknya sambil merapalkan sumpah serapah. Ia sangat marah saat menyadari bahwa tiga monyet kecil itu telah menipunya. Apalagi ia telah mengeluarkan banyak uang untuk mereka bersenang-senang. Ia sebenarnya tidak memiliki masalah dengan berapa jumlah uang yang ia keluarkan, akan tetapi ia paling benci jika ditipu oleh orang lain, apalagi jika itu oleh adiknya sendiri.Setelah mengasahnya, Bayan langsung melihat hasilnya dan masih belum puas."Belum terlalu tajam."Ia pun mengasah goloknya kembali.Ayudisha yang melihat tingkah suaminya yang tidak normal hanya menghembuskan nafas pelan sambil memakan mangga miliknya. Entah sejak kapan ia telah terbiasa dengan sikap Bayan yang terlampau kasar. Dulu ia sangat takut dan khawatir saat melihat Bayan memasang wajah datar. Sekarang ia merasa tidak takut sama sekali bahkan jika Bayan mengacungkan golok ke arahnya. Mungkin karena ia terbiasa atau karena ia tau bahwa Bayan hanya mengomel da
Read more

Menghadapi Bayan

Matahari telah terbit dibalik bukit perbatasan Malaka. Akan tetapi mereka masih berdiri sambil menunduk dan berdoa pada orang-orang yang telah meninggal di bukit ini.Ratusan prajurit telah gugur di medan pertempuran tanpa ada kemenangan yang mereka bawa. Keduanya meninggal tangis dan luka pada orang-orang yang telah mereka tinggalkan.Keempatnya menangis dalam diam sambil mengingat kakak mereka yang telah meninggal dengan cara yang begitu menyakitkan. Setelah itu, Yuda pun menatap ketiga adik Bayan sambil mengucapkan perpisahan."Senang berkenalan dengan kalian.""Kami juga senang berkenalan denganmu.""Ya, aku harap kita akan bertemu lagi tapi tidak di medan perang."Jiru, Daka, Sian dan Yuda. Mereka adalah calon prajurit tangguh yang akan memimpin pasukan di kerajaan mereka masing-masing. Selama perjalanan mereka telah berkenalan dan sudah saling mengenal. Akan tetapi mereka selalu tau bahwa persahabatan mereka ditakdirkan untuk berlalu dalam waktu yang sangat singkat.Keempatnya a
Read more

Istana kerajaan

Di Senggrala hampir semua tabib dikumpulkan untuk menyembuhkan penyakit Raja. Akan tetapi hingga kini masih belum ada solusinya. Menurut keterangan tabib, hal tersebut dikarenakan ada ulat bulu langka yang menyerang burung Yang Mulia. Hal tersebut membuat Sang Raja pun tak terima dengan tuduhan itu. Ia sangat yakin bahwa wanita itu menaruh racun di tubuhnya hingga membuat tubuhnya menjadi seperti ini."Maaf Yang Mulia, tapi hasil dari pemeriksaan saya hampir sama dengan tabib yang lainnya."Mendengar hal tersebut, Raja Senggrala langsung berteriak marah. Ia memarahi semua orang, akan tetapi ia masih terbaring lemah dan tak bisa bangun untuk melampiaskan nya secara fisik.Tak lama Raja merintih lagi, ia kesakitan dan hal tersebut membuat para tabib menjadi panik dan khawatir. Ulat bulu memang dapat membuat gatal-gatal, akan tetapi entah kenapa sangat sulit disembuhkan hingga membuat bengkak dan panas. Jadi para tabib semakin bingung bagaimana cara menyembuhkannya. Mereka pun berusaha u
Read more

Keluarga

Para anggota keluarga kini telah berkumpul. Walaupun tidak semuanya tapi itu cukup ramai mengingat sebentar lagi mereka akan menyambut kedatangan anggota keluarga yang baru. Apalagi anak Ayudisha dan Bayan akan menjadi cucu pertama di keluarga masing-masing.Umur kandungan Ayudisha sudah sembilan bulan dan tinggal menghitung hari untuk melihat bayi itu dilahirkan ke dunia. Hal tersebut membuat anggota keluarga sangat antusias untuk mempersiapkan banyak hal untuk kelahiran nanti. "Apakah persiapannya sudah cukup?"Mendengar pertanyaan ibunya, Amor pun menggelengkan kepala dengan pasrah."Ibu telah menanyakan itu sebanyak tiga kali dan jawabannya masih tetap sama. Persiapan sudah cukup dan kita hanya tinggal menunggu Ayudisha melahirkan."Putri Minah yang melihat Amor dengan tatapan tidak suka. Ia sering bertanya-tanya terus menerus karena ia sebenarnya sangat gugup. Maklum saja ini pertama kalinya ia akan menjadi nenek, walaupun ia sangat berharap bahwa cucu pertamanya akan berasal da
Read more

Rasa sakit

Bayan memeluk Ayudisha dan membuat tubuh Ayudisha lebih nyaman saat berbaring. Setiap malam Bayan akan mengatur cara Ayudisha tidur karena Ayudisha sudah tidak nyaman dengan perut besarnya. Terkadang Ayudisha akan memiliki nafas yang sedikit pendek karena kesulitan saat bernafas."Lebih nyaman?" tanya Bayan lembut.Ayudisha pun mengangguk dan tersenyum. Ia benar-benar dilayani oleh suaminya dengan sangat baik. Setiap ketidaknyaman yang ia alami selalu Bayan perhatikan. "Kalau begitu selamat tidur istriku yang cantik." ucap Bayan sambil mencium kening istrinya."Selamat tidur juga suamiku yang tampan."Keduanya saling merayu tanpa ada rasa malu terlihat di wajah mereka. Sangat berbeda ketika mereka masih pengantin baru. Sekarang mereka lebih leluasa dalam mengungkapkan rasa cinta hingga tidak ada kecanggungan.Setelah itu keduanya tertidur sambil berpelukan. Malam ini sangat ramai mengingat hampir setiap anggota keluarga berada di tempat yang sama. Ayudisha sebenarnya tidak terlalu ny
Read more

Terimakasih

Semua orang khawatir akan keadaan Ayudisha, mereka takut karena merasa Ayudisha lemah dan tak tahan dengan rasa sakit. Akan tetapi hanya Ayudisha yang tau bagaimana ia menikmati rasa sakitnya dengan perasaan bahagia. Rasa sakit itu membuatnya sadar bahwa bayi di dalam perutnya benar-benar hidup. Bayi itu benar-benar ada dan itu terjadi dalam hidupnya di kehidupan ini.Hampir setiap detik dalam hidup Ayudisha di kehidupan sebelumnya, ia merasa kesepian dan cemburu melihat anak orang lain. Ia mengalami banyak kesedihan dan rasa sakit hanya karena ia tidak bisa memiliki anaknya sendiri. Terkadang wanita menjadi begitu tidak berharga ketika mereka tidak bisa memiliki seorang anak untuk suaminya. Seolah mereka adalah sebuah benda yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Seolah ia adalah benda yang cacat dan mereka sangat menyesal setelah membelinya.Akan tetapi sekarang ia memiliki seorang laki-laki yang menerimanya bahkan jika ia tidak akan memiliki anak seumur hidupnya. Ia memiliki lak
Read more

Matahari Malaka

Suara tangisan seorang bayi yang terdengar nyaring telah berhasil membuat semua orang di istana merasa bersyukur. Mereka pun langsung tersenyum dan mengucapkan selamat pada masing-masing anggota keluarga. Tak lupa mereka mengucapkan syukur yang mendalam pada Tuhan yang telah menitipkan sebuah kehidupan baru untuk keluarga mereka.Setelah itu pintu ruang persalinan pun terbuka dan Bibi Bayan menatap semua anggota keluarganya dengan senyum merekah. "Seorang bayi laki-laki telah lahir dengan selamat.""Bayi laki-laki?!!"Setelah itu ibu Ayudisha pun keluar dan membawa bayi di pelukannya yang telah bersih oleh air hangat. Hal tersebut membuat semua orang langsung bersorak bahagia. Bayi itu berkulit putih dengan hidung yang mancung. Mengingatkan Putri Minah dengan Amor ketika dilahirkan pertama kalinya.Sian, Daka dan Jiru pun tak kalah girang. Mereka melihat keponakan mereka untuk pertama kalinya dan itu membuat mereka bersyukur dengan suara yang keras."Syukurlah dia tidak mirip Kakak B
Read more
PREV
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status