Home / Romansa / ISTRI CERDAS PURA-PURA BODOH / Chapter 221 - Chapter 230

All Chapters of ISTRI CERDAS PURA-PURA BODOH: Chapter 221 - Chapter 230

238 Chapters

222 MENYATUKAN DUA INSAN YANG SALING MENCINTAI

“Elang! Tolong, menikahlah dengan Zahra!” ucap Budi dengan bibir gemetar. Bukan hal yang mudah untuk mengatakan hal tersebut. Walau berusaha tegar, tapi jauh di lubuk hatinya ada perih yang tak mampu terobati. Luka tersayat bak disiram air cuka. Sakit yang teramat sakit. Melepas wanita yang hanya tinggal beberapa detik saja menjadi miliknya, membuat separuh nyawanya terasa melayang.“Jangan gila kamu, Budi! Apa kamu pikir dia itu barang yang bisa kau ambil dan buang sesukamu?! Kau tak lebih bejat dari pria hidung belang diluar sana!” Elang menarik pakaian yang dikenakan oleh Budi dengan kasar. Emosinya mulai tak terkontrol.“Elang!”Terdengar suara Mustafa yang berteriak dengan keras dan melangkah ke arahnya. Namun Budi mengangkat tangan untuk memberi tanda dia baik-baik saja.“Tolong, jangan ada yang ikut campur! Ini menjadi urusanku dengan Elang! Uhuk ... uhuk ...!” Budi mulai terasa sesak napas. Namun dia berusaha untuk bertahan.“Elang! Apa yang kau lakukan?! Lepaskan Mas Budi!” t
last updateLast Updated : 2023-04-12
Read more

223. HANCURNYA PERASAAN BUDI

“Bukan karena itu. aku hanya menyadari bahwa cinta tak bisa dipaksakan. Rasanya begitu sakit jika cinta hanya dibalas dengan belas kasihan. Sudahlah. Kau tak perlu berpikir lagi. Sekarang, temuilah calon istrimu dan katakan padanya bahwa kau hanya menemukan bahagia bersamanya. Dan aku yakin kalian memang berjodoh. Berbahagialah!” Budi menepuk-nepuk lengan Elang dengan lembut. Pria itu memaksakan diri untuk bisa tersenyum walau terasa pahit. Kemudian membalikan badan untuk melanjutkan langkah.“Mas, Budi. Terimakasih. Kau akan aku kenang selalu sebagai seorang pria yang paling baik. Aku akan selalu berdo’a untuk kebahagiaanmu. Suatu saat nanti, aku yakin kau akan menemukan cinta sejatimu yang lebih baik dari diriku.” Ucap Zahra tulus dengan berderai air mata.Budi hanya menganggukkan kepala tanpa menoleh ke arah Zahra.“Budi! Apa kau tak ingin menjadi saksi untuk pernikahan kami?!” Elang bertanya kepada Budi.Entah kenapa Budi merasakan pertanyaan itu begitu jahat. Bagaimana mungkin di
last updateLast Updated : 2023-04-15
Read more

224 MALAM PERTAMA (TAMAT SESSION 1)

224 MALAM PERTAMA (TAMAT SESSION 1)“Sayang, mahar apa yang kau inginkan dariku?” tanya Elang kepada Zahra.“Aku tak ingin apapun. Aku hanya ingin dirimu sebagai mahar untukku.” Jawab Zahra dengan senyum penuh arti.“Maksudmu?!” tanya Elang dengan kening berkerut sebagai tanda tak mengerti.“Aku ingin kau menjadi milikku selamanya. Makanya aku meminta kaulah sebagai mahar untukku.”“Kau ini ada-ada saja.” Elang tersenyum sembari mengusap kepala istrinya dengan lembut.“Aku serius.” Jawab Zahra dengan cemberut.Elang menggandeng tangan sang istri ke hadapan penghulu.Sebelum mengikrarkan janji suci, Elang lebih dulu meminta restu kepada kedua orangtua Zahra. Tentu saja dengan senang hati mereka merestui pernikahan keduanya.Elang meminta waktu sebentar untuk menghubungi asisten pribadinya dan memintanya mempersiapkan mahar.Sesaat kemudian akad nikahpun dilaksanakan. Gedung klinik azzahra, satu set berlian dan satu unit appartemen dari elang sebagai mahar untuk sang istri tercinta.“Sa
last updateLast Updated : 2023-04-17
Read more

225. KEJUTAN (SESSION 2)

“Uwekk ... uwekk.” Zahra berlari ke kamar mandi saat mencium wangi parfum sang suami. Biasanya dia sangat menyukai parfum yang membuat tubuh suaminya menjadi harum dan semakin menggoda. Entah kenapa berbeda untuk saat ini. Harum tubuh suaminya membuat perutnya seperti di aduk-aduk. “Sayang. Kamu kenapa?” Elang mengejar istrinya ke kamar mandi. Dia terlihat sangat khawatir saat melihat wajah sang istri terlihat pucat. “Aku tidak apa-apa, Sayang. Mungkin hanya masuk angin saja.” Zahra membasuh wajahnya dan memutar tubuh hingga berhadapan dengan sang suami. “Wajahmu pucat sekali. Ini tak bisa dibiarkan begitu saja. Kita ke dokter, ya?” Elang menyentuh pipi sang istri dengan wajah penuh kecemasan. “Tidak perlu. Nanti juga akan membaik. Apa kamu lupa kalau aku ini seorang dokter?” Zahra tersenyum dan mengecup jemari sang suami dengan lembut. “Bukan begitu. Aku hanya khawatir kau tidak baik-baik saja. Hari ini kau tidak usah bekerja. Ijin saja dulu, demi kesehatanmu.” “Aku tidak apa-ap
last updateLast Updated : 2023-05-24
Read more

225. GARIS DUA

“Iya. Tapi untuk malam yang sangat special ini, kamu boleh kok makan semuanya. Ayo! Duduk dulu!” Zahra menarik kursi dan mendudukkan suaminya di sana.“Sayang, aku masih bingung. Ada apa sebenarnya? Tak mungkin surprisenya hanya dinner. Pasti ada yang lain lagi’kan?” Elang semakin penasaran dan mencoba menebak kejutan apa yang sudah dipersiapkan oleh sang istri tercinta.“Suamiku ini memang pandai membaca situasi. Makanlah dulu. Setelah itu baru aku beritahu kejutannya.” Zahra mencubit hidung suaminya dengan lembut.Wanita yang tengah bergembira itu mengambil nasi beserta lauk pauk untuk suaminya. Namun saat mencium bau rendang yang begitu sedap, membuat perutnya terasa mual.“Uwekk ... uwekk ...” Zahra meletakkan piring di meja dan menutupi mulutnya dengan telapak tangan.“Kamu kenapa? Kita ke dokter ya?”“Aku tidak apa-apa. Makanlah!” Zahra menyerahkan piring kepada suaminya.“Kamu tidak makan?”“Aku masih kenyang.’ Jawab Zahra sembari memegangi perutnya yang terasa seperti diaduk-a
last updateLast Updated : 2023-05-24
Read more

226. KECELAKAAN

Hari demi hari dilalui begitu indah. Apalagi Elang adalah seorang pria yang penuh perhatian. Bahkan dia mendatangkan ahli gizi dan juga koki yang profesional untuk mengatur menu makanan sehat untuk sang istri. Dia selalu memanjakan sang istri hingga wanita cantik itu merasa menjadi seorang ratu.Kini kehamilan Zahra sudah menginjak usia tujuh bulan. Dia sangat bahagia saat melihat bayinya dalam keadaan sehat sewaktu pemeriksaan USG. Hatinya begitu gembira. Walau sang suami tak bisa menemaninya karena sedang berada di luar kota untuk urusan bisnis, Dia tetap memberi kabar lewat sambungan telepon. “Sayang, aku masih di jalan. Jadi maaf, belum bisa menjemputmu. Kau pulang naik taxi saja, ya?”“Iya, gak apa-apa, Elang. Ini aku juga sedang menunggu taxi on line yang sudah aku pesan tadi.” Jawab Zahra dengan tersenyum.“Oke, Sayang. Sekali lagi maaf, ya.”“Iya. It’s oke.”“I love you.”“Love you more.”Zahra menutup sambungan telepon. Kemudian mengecek di aplikasi sudah sampai di mana tax
last updateLast Updated : 2023-05-30
Read more

227. ANAK ELANG PERGI TUK SELAMANYA

“Tunggu, suster. Izinkan saya untuk menggendong anak saya sebentar saja.”“Maaf, Pak. kami harus memberikan pertolongan segera. Terlambat sedikit saja, bisa mengancam nyawa anak bapak. Permisi!” Dua orang suster berlalu dengan tergesa.“Suster! Suster!’ Elang berteriak dan hendak mengejar mereka. Namun dicegah oleh papahnya.“Sabar, Elang. Kita percayakan saja kepada mereka. Sekarang kita tunggu istrimu yang masih berjuang di dalam sana.”“Tapi, siapa yang menunggu anakku? Tak mungkin aku membiarkannya seorang diri.”“Biar aku dan istriku yang akan menjaga cucuku. Kau di sini saja menunggu putriku. Tolong, jangan tinggalkan dia walau sebentar saja. Aku menitipkan dia kepadamu.” Mustafa menepuk-nepuk pundak Elang. Pria itu terlihat sangat sedih. Dia juga tak tega melihat menantunya yang terlihat begitu sedih.“Maafkan aku, Yah. Seandainya Aku bisa menjaga putrimu dengan baik, tentu tak akan terjadi hal ini. Hukum saja aku!” Elang memeluk ayah mertuanya.“Sudahlah. Semua sudah terjadi.
last updateLast Updated : 2023-05-30
Read more

228. KESEDIHAN ZAHRA

“Elang. Bagaimana dengan anak kita? Dia laki-laki atau perempuan?” Zahra bertanya dengan mata berbinar. Walau rasa sakit masih dirasakan di sekujur badan, tapi rasa rindu kepada putra yang baru saja dilahirkan membuat semangatnya berapi-api.Elang membisu. Dia tak tahu harus menjawab apa. Pria itu berusaha menyibukkan diri dengan mengupas jeruk untuk sang istri tercinta.“Ini untukmu!” Elang memberikan jeruk yang telah dikupas kepada istrinya.“Tidak.” Zahra mendorong tangan suaminya perlahan.Saat melihat gelagat suaminya yang tak biasa membuat Zahra curiga. Tak biasanya sang suami menghindar dari pertanyaan.“Elang! Kenapa kau tak menjawab pertanyaanku?!” tanya Zahra penuh selidik.“Pertanyaan yang mana?”“Masa kamu lupa. Tentang anak kita. Bagaimana keadaannya? Apa dia baik-baik saja? Laki-laki atau perempuan?!” dengan kesal Zahra mengulang pertanyaannya.“Mmm ...”“Elang! Apa kamu masih marah karena aku tak menuruti kata-katamu hingga terjadi kecelakaan itu? kalau memang iya, aku
last updateLast Updated : 2023-06-09
Read more

229. INGIN SEGERA HAMIL LAGI

Kini satu bulan telah berlalu. Zahra masih sering menangis seorang diri. Saat memandangi foto si kecil, hatinya terasa seperti teriris. Belum sempat melihat wajah anak yang sangat ditunggu kehadirannya, tapi sang pencipta lebih dahulu memanggilnya. Setiap ibu di dunia ini pasti akan merasakan hal yang sama.“Sayang. Kamu sedang apa?” Elang mendatangi sang istri dengan membawa orange juice kesukaan istri tercinta.Zahra buru-buru menghapus air matanya, lalu menyembunyikan foto si kecil di balik bantal Dia tak ingin suaminya cemas saat melihat dirinya menangis.Elang mengecup kening istrinya dengan lembut. Saat memandang wajah yang terlihat sembab, mulai nampak kecemasan pada wajah tampannya.“Are you oke?!” Elang memegang kening Zahra untuk memastikan apakah dia baik-baik saja.“Aku baik-baik saja.”“Ayo, diminum dulu juicenya.”“Nanti saja. Aku masih kenyang.”“Baiklah.”Elang kembali meletakkan gekas juice di atas meja.“Elang. Maafkan aku, ya. Aku bukan istri dan ibu yang baik. Aku
last updateLast Updated : 2023-06-09
Read more

230. TAK MENSTRUASI TAPI TIDAK HAMIL

“Bagaimana dengan kondisi rahim saya, Dok? Apa kecelakaan yang menimpa saya beberapa waktu lalu berpengaruh terhadap rahim saya?” dan apa Saya bisa hamil lagi dengan segera?” tanya Zahra kepada dr. Arumi setelah selesai menjalani pemeriksaan.“Sabar, Sayang. Nanya’nya satu-satu.” Elang berkata lirih kepada sang istri.“Iya. Maaf.”“Silakan duduk.’” Dr. Arumi mempersilakan Zahra dan suaminya duduk.“Begini, dr. Zahra. secara keseluruhan kondisi rahim Anda cukup baik. Namun karena Anda baru saja melahirkan secara operasi, ada baiknya Anda menunda hingga tiga atau empat tahun ke depan. Saya rasa sebagai dokter, Anda tahu resikonya.”“Iya. Sebenarnya saya tahu, Dok. Hanya saja, saya ingin sekali segera punya anak lagi.”“Saran saya, lebih baik dokter menikmati masa-masa indah dulu bersama suami. Dan jangan terlalu memikirkan hal ini, hingga bisa membuat anda tertekan. Saya tahu kehilangan seorang anak tidaklah mudah. Namun Anda harus bisa segera bangkit dan membuang semua beban yang ada d
last updateLast Updated : 2023-06-26
Read more
PREV
1
...
192021222324
DMCA.com Protection Status