Home / Romansa / ISTRI CERDAS PURA-PURA BODOH / Chapter 201 - Chapter 210

All Chapters of ISTRI CERDAS PURA-PURA BODOH: Chapter 201 - Chapter 210

238 Chapters

2O2. JANGAN TEMUI AKU LAGI

Tak menyangka kerinduan kepada sang mantan telah terobati dengan pertemuan yang tak terduga, justru menjadi bumerang untuknya. Percikkan bara api dalam dada tak bisa terhindarkan karena penghinaan perempuan tadi.“Tapi kenapa aku tak boleh menemuimu?” tanya Elang.Zahra menarik napas panjang seraya memejamkan mata. Dengan sigap dia menghapus air mata yang menetes di pipi.“Kenapa kau tak mau menatapku? Apa kau takut jatuh cinta lagi kepadaku?”“Elang! Aku ...” “Maafkan aku jika aku sudah membuat kesalahan terhadapmu. Aku juga tak menyangka jika Arneta tahu keberadaanku dan nekad datang ke sini!”“Aku tidak mau disebut sebagai perebut calon suami orang. Dan kau dengar sendiri’kan kalau calon istrimu itu sudah merendahkanku dengan menyebutku sebagai perawan tua! Bahkan kau juga membiarkan dia menghinaku tanpa kau menjelaskan duduk persoalannya!”“Penjelasan apa yang kau inginkan? Mengakui jika aku masih mencintaimu, itu maumu?” tanya Elang dengan lembut. Walaupun suaranya terdengar lem
last updateLast Updated : 2023-01-07
Read more

2O3 PENOLAKAN ZAHRA

Sepertinya alasan aku akan menikah dengan Mas Budi, lebih tepat dan pasti membuat Elang menjauhiku. Ya Tuhan. Kenapa memikirkan Elang akan menjauh dariku membuat hatiku teriris. Beri hamba kekuatan Ya Alloh.“Kenapa kau diam?” pertanyaan Elang membuat Zahra tersentak dan membuyarkan lamunan.“Baiklah. Kau ingin aku memberikan satu alasan, bukan? Aku akan penuhi permintaanmu. Dan berjanjilah untuk tak menemuiku lagi setelah ini!”“Oke! Aku janji!” Elang menatap fokus ke arah sang mantan sembari menebak-nebak jawaban apa yang akan diberikan kepadanya.“Dengar baik-baik. Aku akan ...” sejenak Zahra menghentikan ucapannya. Kembali dia menarik napas dalam dan menghirup oksigen sebanyak-banyaknya untuk mengurangi sesaknya dada.Sangat berat untuk berpisah dengan pria yang masih sangat dicintainya. Namun jika mengingat penghinaan calon istri Elang, kembali membuat meradang dan membulatkan hati untuk menjauh dari Elang.“Kenapa berhenti, Sayang? Apa kau tak sanggup untuk berpisah dariku?”Kem
last updateLast Updated : 2023-01-08
Read more

2O4. MENGHUBUNGI BUDI

Elang masuk ke dalam mobil dan menumpahkan kesedihan dalam rengkuhan sang bundan.“Mamah!” Elang menghambur ke pelukan wanita yang melahirkannya.“Kau kenapa, Nak?” Widya terlihat panik. Tak biasanya dia melihat putranya menangis tersedu. Dengan penuh kasih sayang, dia pun mengusap-usap kepala putra tercinta.“Aku sudah benar-benar kehilangan Zahra! kami tak mungkin lagi bersatu!” Elang melonggarkan pelukannya.“Kenapa bisa begitu?” widya mengusap air mata sang putra dengan penuh kasih sayang.“Zahra akan menikah dengan Budi. Aku benar-benar tak bisa kehilangan dia. Aku gak kuat, Mah jika melihat mereka menikah. Aku takkan sanggup!” kembali Elang menghambur ke pelukan sang bunda untuk menumpahkan kesedihan yang terasa menghimpit dadanya.“Sabar, Sayang. Kau harus terima kenyataan. Insya Alloh, kau pasti akan menemukan pengganti sebaik Zahra. Mamah yakin itu!”Widya berusaha menguatkan sang putra. Dia ikut merasakan kesedihan putranya. Namun kali ini dia tak mampu untuk membantunya. In
last updateLast Updated : 2023-01-08
Read more

2O5. PERMINTAAN TAK MASUK AKAL

Budi datang ke kediaman Zahra dan disambut dengan hangat oleh kedua orangtuanya. Mereka menikmati makan malam dengan gembira. Sesekali disertai dengan canda dan tawa.Setelah selesai merekapun pergi ke ruang keluarga untuk membicarakan tentang jawaban dari lamaran Budi.“Nak, Budi!” Ayah Zahra memulai pembicaraan.“Iya, Pak.” Jawab Budi dengan gugup dan gelisah. Dia mengusap peluh yang membasahi wajah dengan tiba-tiba. Bahkan degup jantungnyapun berdetak lebih kencang.“Apa benar ... ““Maaf, Ayah. Apa boleh kalau aku bicara dulu dengan Mas Budi sebentar saja?” Zahra memottong pembicaraan ayahnya. Dia ingin membicarakan dulu sesuatu yang ada hubungannya dengan lamaran Budi.“Bolah, Nak. Silakan.”“Terimakasih, Ayah. Ayo, Mas. Kita duduk di teras saja!” ajak Zahra kepada Budi.“Baiklah. Permisi, Pak.” Budi berpamitan kepada ayah Zahra.“Silakan!”Keduanya pun berjalan menuju teras.“Silakan duduk!” Zahra mempersilahkan budi untuk duduk di kursi yang ada di teras.Keduanya duduk bersebe
last updateLast Updated : 2023-01-11
Read more

2O6. MENERIMA PINANGAN BUDI

“Budi! Apa yang kalian tadi bicarakan?!” Istri mustafa terlihat cemas saat melihat putri dan calon menantunya seperti tak bahagia.“Tidak apa-apa, Bu. Semuanya baik-baik saja. Dan semua keputusan ada pada Mas Budi atas syarat yang sudah aku ajukan tadi!” jawab Zahra untuk menenangkan orangtuanya. Dia berusaha untuk menata hati yang tak bisa merespon rasa gembira yang ingin ditunjukkan. Semua karena memang tak ada rasa bahagia dari dalam hatinya.“I-iya, Bu. Semua baik-baik saja!” jawab Budi dengan gugup.“Syukurlah. Lalu bagaimana selanjutnya?” tanya Mustafa yang terlihat lega. Pria paruh baya itu sedikit mengulas senyum pada bibirnya.“Begini. Keinginan Zahra adalah ... “ sejenak Budi menghentikan ucapannya. Kemudian menatap ke arah sang pujaan hati. Dan di saat yang bersamaan, Zahra juga tengah menatap tajam ke arah Budi. Pria tampan itu tahu apa arti dari sorot mata itu.‘Apa yang diinginkan oleh putriku, Nak Budi?” Mustafa mulai merasa tidak enak dan mendesak Budi dengan pertanyaa
last updateLast Updated : 2023-01-17
Read more

207 PERTEMUAN BUDI DAN ELANG

“Ada perlu apa kau mengundangku?!” tanya Elang kepada Budi yang sudah menunggunya di salah satu ruangan VIP di sebuah restoran ternama.“Silakan duduk. Terima kasih kau sudah memenuhi undanganku!” Budi mempersilakan Elang untuk duduk di bangku yang sudah dipersiapkan khusus untuknya.Seorang pelayan restoran menarik kursi untuk Elang.“Aku tak punya waktu banyak. Jadi langsung saja ke pokok pembicaraan.” “Apa kau mau memesan makanan atau ...”“Tidak! aku sudah kenyang!” Elang memutus ucapan Budi. Dia ingin segera mengetahui apa maksud Budi mengundangnya kemari.“Elang. Sekali lagi, aku mengucapkan terimakasih atas semua kebaikanmu terhadapku.”“Apa kau mengundangku hanya untuk masalah itu?! bukankah aku sudah bilang jangan pernah mengungkit hal itu! aku tak mau ada orang lain yang tahu. Kau tahu’kan kalau aku ikhlas melakukannya demi Zahra! jadi jangan pernah membicarakan hal itu lagi. Kau mengerti?!”“Oke. Aku mengerti! Baiklah. Aku ingin bertanya. Apa kau ... pernah bertemu Zahra
last updateLast Updated : 2023-02-08
Read more

208 TAMU TAK DIUNDANG

Elang mengecup foto Zahra yang berada di ponsel. Tanpa terasa kelopak matanya basah.“Permisi, Pak!”Elang dikagetkan oleh suara seorang wanita yang membuka pintu.Elang segera menghapus air mata dan menyimpan ponselnya di saku.“Ada apa?” tanya Elang tanpa menoleh ke arah sekretarisnya.“Ada tamu yang menunggu di ruangan Bapak!”“Oke. Tolong bereskan semuanya!” Elang segera berlalu tanpa bertanya lebih jauh siapa tamu yang sudah menunggunya.Sang sekertaris membereskan dokumen yang berceceran di meja serta tak lupa membawa laptop milik Si Bos.***Elang membuka pintu ruang kerjanya. Alangkah terkejut saat dia mendapati seseorang yang berani duduk di kursi kebesarannya dan memunggunginya. Siapapun dia, Elang tak peduli karena orang tersebut sudah tidak sopan dan membuatnya marah.“Siapa Anda?! Beraninya duduk di kursi Saya!” tanya Elang dengan nada tinggi dan terlihat begitu kesal.Alangkah terkejutnya saat melihat orang itu memutar kursi dan menghadapnya.“Halo, Sayang!” sapanya deng
last updateLast Updated : 2023-02-08
Read more

209. KESEDIHAN ELANG

Elang membuang undangan ke lantai. Lalu menutup wajah dengan telapak tangan. Hatinya terasa perih, bagai tersayat ribuan pedang. Kelopak matanya mulai berembun menggambarkan betapa terluka saat harus menghadapi kenyataan.Mungkinkah semua ini hanya mimpi Ya Tuhan. Bangunkan aku segera dari mimpi buruk ini. aku tidak percaya kalau semua ini nyata.Elang menangis terisak. Dia menggigit bibirnya kuat untuk menahan tangis supaya tak terdengar. Namun usahanya tak membuahkan hasil hingga suara tangisannya terdengar sampai ke telinga Arneta.Gadis itu tersenyum dan melangkah dengan elegan. Lalu duduk di samping elang dengan mengangkat satu kaki hingga terlihat kulitnya yang putih mulus. Dia sengaja ingin memancing birahi sang pria tampan untuk menghapus lukanya.Arneta memandang pujaan hati yang masih saja menutup wajahnya dengan kedua tangan yang bertumpu pada lutut. Gadis itu tersenyum penuh kemenangan.Hei, pria sombong. Sebentar lagi kau akan menjadi milikku. Aku pastikan kau akan bertek
last updateLast Updated : 2023-02-16
Read more

210 ZAHRA MENEMUI BUDI

“Bu. Aku mau pergi sebentar.” Zahra berpamitan kepada ibunya.“Mau kemana, Nak?”“Mau bertemu seseorang.”“Kamu ini lagi dipingit lho! Lihat tenda di depan rumah yang sudah terpasang rapih. Besok itu hari pernikahanmu. Apa kata orang nanti kalau kau bertemu dengan orang lain! Apa kau mau bertemu dengan Elang?’ tanya Ibu Zahra penuh selidik. Dia tak menyangka jika putrinya akan menemui mantan suami seperti dugaannya.“Tidak, Bu. Yang mau aku temui juga Mas Budi. Bukan Elang!”“Lho! Apalagi Budi. Kalian itu gak boleh bertemu sampai besok. Pamali. Besok juga kalian akan menjadi suami istri setelah ijab kabul. Sabar sedikit. Bilang sama Budi suruh bicara lewat telpon saja.”“Tadi aku juga sudah bilang begitu. Tapi kata Mas Budi gak bisa kalau bicara di telpon, karena yang akan dibicarakan sebuah rahasia besar yang aku harus tahu sebelum pernikahan!” Zahra tetap berusaha meyakinkan sang ibu supaya mendapatkan ijin.“Rahasia besar?!” Ibu Zahra mengulang ucapan sang putri.“Iya. Katanya sih
last updateLast Updated : 2023-02-19
Read more

211. RAHASIA BESAR

“Mas. Apa kau baik-baik saja?” tanya Zahra saat melihat Budi terlihat begitu gelisah. Pria itu memainkan telapak tangannya dan sesekali mengusap peluh pada keningnya.“Aku ... aku baik-baik saja.” Jawab Budi sembari menarik napas panjang dan meniupkannya perlahan. Terlihat sekali jika dia merasa terbebani dengan apa yang akan diceritakan olehnya.“Mas Budi. Kalau memang kau merasa berat untuk bercerita, dan kau juga takut akan mempengaruhi keputusanku, lebih baik kau tak usah cerita saja. Aku akan menerima kelebihan dan juga kekuranganmu.” Ucap Zahra dengan berhati-hati. Kali ini dia sepemikiran dengan ibunya. Benarkah jika Budi ... impoten.“Tidak, Zahra. Aku harus bercerita kepadamu. Aku juga menyerahkan keputusan kepadamu jika kau sudah tahu nanti.”Zahra menarik napas panjang dan menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi.“Ceritalah. Aku ingin mendengarnya.”“Baiklah. Kau tahu kalau aku pernah berobat di luar negeri sampai keadaanku bisa seperti ini. Bahkan kepercayaan diriku juga
last updateLast Updated : 2023-02-20
Read more
PREV
1
...
192021222324
DMCA.com Protection Status