Beranda / Romansa / Karma Sang Penggoda / Bab 101 - Bab 110

Semua Bab Karma Sang Penggoda: Bab 101 - Bab 110

175 Bab

101- Ayah

Pov Ayah Gunadi.Lima tahun sebelumnya.***Suara ketukan pintu terdengar bertubi-tubi, seirama dengan suara bel yang bersahut-sahutan.Dengan terpaksa aku membuka mata yang baru saja terpejam, karna suara gaduh itu membuat kepalaku berdenyut ngilu.Sambil mengucak mata, aku membuka pintu sosok laki-laki berbadan kekar berkulit sawo matang berdiri tegap dibalik pintu."Tuan.""Hm ... masuk Jef," ucapku sambil melebarkan pintu memberinya jalan lalu duduk disofa ruang tamu."Ada apa Jef?" tanyaku sambil menguap."Tuan ... Non Fiona.""Fiona kenapa?" sahutku tak sabar, Jefry seolah ragu untuk meneruskan kalimat.Jefry menatap lekat kearahku, seakan meyakinkan dirinya sendiri."Apa!" sentakku. Tidak tahu kepala lagi pusing, bikin marah saja."Non Fiona ditahan di sel tahanan, Tuan," jelasnya kemudian."Ditahan?" Jefry menganggukkan kepala."Di penjara maksudnya?" tanyaku memastikan.
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-02-20
Baca selengkapnya

Bab 102 - Luka Ayah.

Tercenung seorang diri, memandangi sekumpulan ikan mas koi yang berenang bebas di dalam kolam. Suara gemericik air menenangkan fikiran,  hembusan angin alam menampar wajah dengan lembut. Pelan aku menghembuskan nafas, rasa sesak masih terasa meski aku coba melupakan segalanya. Ucapan Fiona selalu terngiang-ngiang dikepala. Yang mengatakan Ibu mertua adalah, Ibu kandungnya.Sekonyol itu Dunia. Tak habis fikir, sosok itu kembali hadir bahkan dia menjelma sebagai besanku. Benar-benar gilak!Memaafkannya sama saja dengan mengoyak harga diriku. Biarlah seperti ini terus, tidak berguna pula berbaik hati dengan perempuan murahan itu."Permisi, Tuan ..." Bik Ijah datang membawa nampan beraroma kopi menggugah selera.Aku hanya menoleh, lalu mengangkat dagu."Ini kopinya," ucapnya seraya menaruh kopi beserta singkong rebus pesananku."Tuan ....""Mm?" sahutku sambil meraih singkong rebus yang ma
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-02-23
Baca selengkapnya

Bab 103 - Fiona Melahirkan.

Fiona is back"Hai Fi ... sini sarapan," ucap Ibu sambil menaruh nasi goreng lengkap dengan telur mata sapi diatasnya. Ibu tidak menatapku, pandangannya lurus ke bawah. Sambil mengunyah santapannya.Sekilas mata Ibu jelas terlihat sembab."Makasih, Buk ..." Ibu tersenyum sekilas kearahku, lalu kembali sibuk dengan sarapannya."Ridwan dan Putri, belum sarapan?""Hari libur, biasanya mereka akan keluar kamar agak siang." jawab Ibu.Kami menikmati makanan dalam diam, sibuk dengan santapannya masing-masing."Buk ... hari ini, Fio mau kerumah, Ayah." ucapku sambil mengusap sudut bibir menggunakan tisu."Oh ya ..." Ibu terlihat gugup."Iya ... rencana Fiona akan melahirkan disana," sahutku sambil menatap lurus kearah, Ibu."Kamu mau lahiran disana?""Iya ... sekalian menemani Ayah, kasihan dia selalu sendiri." jawabku. Ibu menganggukkan kepala, raut wajahnya terlihat ke
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-02-24
Baca selengkapnya

Bab 104 - Air mata bahagia.

"Sudah pembukaan empat ya?" ucapnya pada Mas Yas.Mas Yas menatap haru padaku, mata beningnya sudah berkaca-kaca. Aku terisak, air mata mengalir. Sebentar lagi akan lahir Fiona jenior kedalam Dunia."Masya Alloh ... Alhamdulillah," tak henti Mas Yas menganggungkan kalimat Tuhan. Membuat rasa haru semakin dalam, saat mengikuti kalimatnya."Sayang semangat ya, Mas temani." ucapnya lembut sambil membelai keningku. Aku hanya mengangguk kecil, tak kuasa membalas ucapannya."Saya pasang selang infus ya, karna air ketubannya sudah pecah. Takut si Mbak kekurangan cairan. Itu bahaya untuk janin," jelas Suster. Tanganku dioleskan kapas yang sudah diberi alkohol, saat Suster ingin menusuk kulitku kontraksi tiba-tiba datang menyerang."Ssss ..." Aku meringis menahan nafas, tubuhku menegang menahan sakit serangan itu."Ya ... ambil nafas, buang ..." titah Suster. Aku mengikuti. "Ambil nafas lagi, buang ..." ucapnya lagi.
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-02-24
Baca selengkapnya

Bab 105 - Bersyukur.

Trimakasih ya Rabb ... kau telah mempermudah jalan kebahagiaan untukku. Semoga kelak anak ini akan menjadi anak yang sholeh. Tak hanya menyejukkan mata, namun menyejukkan hati kedua orangtuanya."Sayang ..." Mas Yas menatap hangat lalu mencium keningku."Trimakasih, sudah melahirkan anak kita," ucapnya begitu lembut, membuat nyaman sanubari."Istirahat ya ... si Dedek biar Mas dan Ayah yang jaga." sambungnya sambil membelai rambutku.Aku mengangguk lemas, lalu memejamkan mata karna rasa lelah yang begitu berat.***OfdEntah berapa lama aku terpejam, suara Ayah samar-samar terdengar ditelinga."Tuh ... Ayah bilang juga apa? Jagoan kan.""Iya, Yah ... Ayah hebat ya, bisa tahu." sahut Mas Yasir.Aku membuka mata, kulihat Ayah sedang menggendong bayiku dengan posisi duduk tak jauh dari tempatku."Gantengnya ... mirip kamu ya Yas, matanya sipit." wajah Ayah begitu cerah dan berse
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-02-26
Baca selengkapnya

Bab 106 - Masih Gatal.

Dua hari menginap dirumah sakit, akhirnya aku beserta bayi mungil ini diperbolehkan pulang. Ayah begitu semangat, senyum tak pernah hilang dari bibirnya."Jagoan Ayah ... mari kita pulang," ucap Ayah dengan wajah sumringah, sambil menimang bayiku."Yah ... perlu memakai jasa beby sister tidak?" tanyaku."Tidak perlu ... Ayah siap menjadi beby sister untuk jagoan ini," kelakar Ayah dengan tawa bahagia.Aku tersenyum lucu, melihat Ayah yang biasa tegas dan garang. Kini berwajah lembut dan bersahabat didepan cucunya."Bayinya ganteng sekali, Non." ucap Bik Ijah sambil memandangi bayiku yang ada digendongan Ayah."Iya, Bik." sahutku seraya tersenyum.Setelah menyelesaikan bagian adminitrasi Mas Yasir mengemas barang, kami siap untuk pulang kerumah. Bik Ijah mendorong kursi rodaku. Mas Yas membawa tas besar, sementara Ayah menggendong si mungil.Sepertinya Ayah tak mau lepas dari cucunya."
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-02-26
Baca selengkapnya

Bab 107 - Termaafkan.

Kini Ayah lebih senang berada dirumah, urusan toko dia serahkan pada dua pegawai kepercayaannya. Setiap pagi, Ayah akan mengetuk kamarku membawa, Fahri berjemur di halaman rumah.Semangatnya seakan kembali, wajah garang dan dinginnya kini mengikis berganti dengan wajah bahagia dan penuh kelembutan.Hari ini tepat usia Fahri satu bulan, pipi bayi mungil itu semakin tembam. Bobotnya pun semakin bertambah dan tentu saja, semakin menggemaskan."Tambah gembul saja jagoan, Ayah ..." ucapnya dengan gemas, Fahri menatap mata Ayah. Ayah tersenyum cerah sambil melepas pakaian Fahri."Jemur lima menit cukup, nanti gosong cucu Ayah."Aku hanya tersenyum sambil memperhatikan kegiatan Ayah dan cucunya dikursi teras depan rumah."Minumnya, Non." Bik Ijah menaruh segelas greentea dengan potongan buah lemon di dalamnya, dan segelas kopi panas untuk Ayah."Seneng ya, Non ... lihat Ayah bahagia seperti itu." Bibik tersenyum c
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-02-28
Baca selengkapnya

Bab 108- Extra Part.

Pov Mamih.Sunyi ... sepi.Tak ada gairah lagi di dalam rumah ini, yang tersisa hanya dingin dan ruang kosong kehampaan.Memandangi foto keluarga kecilku diatas nakas. Dulu, semua begitu bahagia dan sempurna.Air mata jatuh tak tertahan, kubiarkan bulir-bulir itu mengalir bebas hingga isak kecil keluar dari bibir ini.Hidup kadang sebrengs*k itu, dan aku dipaksa untuk menjalaninya."Dari mana saja, jam segini baru pulang?" tanyaku sambil menatap tajam kearah si bungsu.Dara menghentikan langkah, lalu menoleh malas kearahku."Main kerumah teman, Mih." jawabnya."Selarut ini?" cecarku."Iya maaf ..." jawabnya, lalu pergi menuju kamar begitu saja.Aku mendesah lelah, di usia yang sudah tak muda lagi seharusnya aku bisa bersantai dan menikmati masa tua. Tapi kenyataan sebaliknya.Dara ... anak manisku yang selalu menurut dan periang kini berubah 180 derajat
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-02-28
Baca selengkapnya

Bab 109 - Pov Mas Yasir

Hal yang paling membuat aku bahagia adalah melihat orang yang dicinta tersenyum manis, aku akan melakukan apapun demi membuatnya mengukir senyuman itu.Ingatanku tertuju disaat Fiona hampir kehilangan semangat dan tak berdaya, dimana dia berjuang menahan sakitnya melahirkan putra pertama kami. Wajah serta bibir pucatnya, membuat hatiku tersayat. Erangan serta rintihan sakitnya membuat hati teriris-iris.Jika bisa.. ingin sekali menggantikan rasa sakit itu.Fahri.. bayi mungil buah hati kami akhirnya lahir dengan selamat. Bibir pucat itu melengkung sempurna dengan tetesan bening yang mengalir dipipinya.Hari itu aku benar-benar bahagia, tidak pernah bisa terlupa bagaimana perjuangan istriku melengkapi kebahagiaan kami.Hmm.. Fiona. Sudah lima hari aku tak bertemu dengannya, rindu ini selalu menggebu untuknya. Tanpa sadar bibirku melengkung sendiri, mengingat tingkah konyolnya."Melamun apa Dok, senyum-senyum gitu," goda Eva yang baru saja mas
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-03-08
Baca selengkapnya

Bab 110 - Semanis Madu.

"Ya ... aku percaya," ucapnya kemudian setelah diam beberapa saat.Aku bernafas lega, lalu memeluknya dengan segenap jiwa dan ragaku."Kenapa sayang?" tanyaku saat melihat raut Fio yang masih terlihat gelisah.Fio menghela nafas, lalu menatap dengan lekat. "Aku hanya berfikir, jika dia bisa senekat itu. Dia pasti akan berbuat hal diluar dugaan dilain kesempatan," ucap Fiona."Dia bisa saja terus mendekati Mas Yas, aku jadi mengingat seseorang ..." sambung Fiona dengan wajah cemas."Awalnya menolak, tapi jika terus didekati dan digoda. Bukan hal mustahil, setan akan hadir diantara mereka.""Aku harus bagaimana?" tanyaku cemas. Aku tak ingin Fio berprasangka buruk tentangku. Terlebih, dia memiliki masalalu yang kelam, tentang perselingkuhan."Apa aku harus mengajukan pindah?" usulku."Pindah kemana?" tanya Fiona."Mas coba melamar dirumah sakit Permata Family, rumah sak
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-03-14
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
910111213
...
18
DMCA.com Protection Status