Home / Romansa / Suami Miskinku Ternyata Konglomerat / Chapter 141 - Chapter 150

All Chapters of Suami Miskinku Ternyata Konglomerat: Chapter 141 - Chapter 150

395 Chapters

141. Kehidupan Kelam Anak Jalanan

Rohani benar-benar tidak menyangka, jika perempuan dewasa yang dia pikir sangat baik terhadapnya ternyata adalah orang jahat. Memanfaatkan kepolosannya, lalu memperdayainya, dan mengambil semua uang miliknya, bahkan semua pakaiannya. Yang tersisa hanya pakaian yang melekat di badan.Hari sudah mau menjelang Maghrib saat Rohani turun di terminal Grogol. Sang sopir bus yang ditumpanginya memberikan sepelastik gorengan dan uang seribu rupiah untuk pegangan Rohani. Mereka tidak bisa membantu Rohani dikarenakan bus mereka harus kembali ke pool, tempat perusahaan bus mereka menyimpan kendaraan.Sopir dan kernet itu hanya menasehati agar Rohani lebih berhati-hati hidup di kota besar, yang keras dan penuh persaingan. Dengan susah payah Rohani berdiri dari tempat duduknya. Tubuhnya benar-benar masih terasa lemas. Dosis obat bius yang diberikan sebenarnya untuk manusia dewasa, makanya sangat berpengaruh sekali terhadap tubuh kecil Rohani.Rohani melangkah dengan sedikit g
last updateLast Updated : 2022-03-18
Read more

142. Derita Anak Anak Terbuang

"Bubar nggak lo semua!" bentak Martin lagi keras, dan satu orang kawannya lagi yang bernama Frans, tangan kanan Martin hanya diam sembari mensidakepkan kedua tangannya. Tetapi tatapannya terlihat waspada."Ka-kami, kan tidak menganggu Abang, jadi Abang gak usah juga ganggu kami," bantah Ucok, mulai berdiri sembari berusaha memakai celananya kembali, yang melorot di pangkal kaki."Jika gue bilang lo ganggu, mau lu apa!" ucap Martin, sembari tangannya ingin mencekik leher Ucok, yang tanpa disangka Martin, langsung memberikan perlawanan dengan mencoba memukul kepala preman yang mengaku penguasa kawasan jembatan tersebut. Pukulannya tepat mendarat di wajah Martin yang memang memiliki tinggi badan yang sama, hanya berbeda usia saja.Pukulan yang dianggap Ucok sangat keras seperti tidak berasa apapun di wajah Martin, justru malah semakin membuat Martin menjadi murka. Dia berteriak dan menyerang dengan sangat beringas.Kedua anak ABG temannya Ucok yang sedari aw
last updateLast Updated : 2022-03-18
Read more

143.Lebih Baik Kelaparan

"Aku Mariam, nama kamu siapa?" Gadis kecil yang kucel tersebut, dengan pakaiannya yang terlihat kotor menggulurkan tangannya. "Aku Rohani," balas Rohani, menyambut uluran tangan Maria."Kamu kapan datang? Saat mau tidur, kamu belum kelihatan?" tanya Maria, duduk bersanding dengan Rohani."Aku tengah malam baru datang."Mendadak suara keriuhan terhenti. Baik anak-anak wanita maupun laki-laki. Ternyata, kedatangan Martin dan Frans yang membuat suasana yang tadinya ramai mendadak senyap."Kamu hati-hati, jangan sampai membuat Om Martin marah," bisik Maria pelan, seolah jangan sampai terdengar orang lain."Kenapa?" tanya Rohani, belum paham maksud Maria."Pokoknya jangan sampai si Om marah, karena kurang setoran.""Setoran? Setoran apa?" "Sudah, nanti juga kamu tau.""Hei! Kamu kemari!" Suara Martin yang berat menggagetkan Rohani."Sudah cepat sana samperin, sebelum si Om ngamuk," ucap Maria pelan, dan Rohani pu
last updateLast Updated : 2022-03-18
Read more

144. Penderitaan Belum Juga Berakhirr

Waktu terus berjalan, dari hari ke hari, dan Rohani masih hidup di jalanan. Mengais rejeki di sana, untuk memperkaya Martin. Laki-laki bringas yang badannya penuh dengan tatto.Martin sendiri tidak tinggal di barak-barak petak tersebut. Dia memiliki rumah sendiri yang besar dan mewah. Sebagian anak-anak yang tahu keberadaan rumah Martin yang menceritakan kepada Rohani.Hidup senasib sepenanggungan yang membuat anak-anak itu menjadi kompak. Terutama anak-anak wanita. Jika ada salah seorang anak yang kurang uangnya untuk membayar setoran terhadap Martin, maka mereka saling gotong royong membantu. Memberikan sedikit kelebihan uang mereka.Rohani sendiri pernah menyaksikan secara langsung, saat ada salah seorang anak yang tidak mampu membayar uang keamanan secara penuh, beberapa kali pukulan serta tamparan mendarat di tubuh anak malang tersebut. Anak lelaki itu hanya bisa menjerit kesakitan dan memohon ampunan.Martin sengaja menjatuhkan mental anak-anak asuh
last updateLast Updated : 2022-03-19
Read more

145. Penembak Misterius

Martin dan Frans macam orang pesakitan. Tidak memakai baju dan hanya bercelana kolor. Mereka sudah mendengar dan mengetahui tentang PETRUS, karena banyak dari kawan-kawan mereka yang di daerah kekuasaan lain sudah menjadi korban dari para penculik dan pembunuh para preman tersebut, dan tidak ada yang bisa lolos dari kejaran mereka.Kedua preman penguasa jalanan tersebut pun sebenarnya ingin menghindari dan pergi ke daerah-daerah seperti yang lainnya, tetapi ada rasa sayang pada diri mereka jika harus meninggalkan bisnis yang sangat menguntungkan ini.Wajah ketakutan akan datangnya kematian pun terlihat pada paras muka mereka berdua. Walaupun hidup dalam kekerasan jalanan, tetap saja kematian merupakan momok yang paling menakutkan. Keringat membasahi wajah mereka.Sekelompok orang yang berjumlah sekitar enam orang tersebut, yang sepertinya orang-orang terlatih, kaget melihat keberadaan Rohani di ruangan pengap tersebut. Salah seorang dari mereka yang sepertinya p
last updateLast Updated : 2022-03-19
Read more

146. Gadis Kecil Yang Putus Asa

Selama Rohani tinggal di tempat penampungan ini. Kemana-mana mereka selalu bersama. Saling membantu satu sama lain, kenyang dan lapar bersama. Maria pun merasakan hatinya sakit melihat kondisi Rohani seperti itu. Dan dia sangat bersyukur, Martin dan Frans akhirnya mati di tangan para penembak misterius tersebut.Beberapa lama setelah Rohani pergi, dan Maria menunggu di tempat biasa mereka tidur bersama. Tiba-tiba dia mengkhawatirkan sesuatu. Apa tujuan Rohani keluar tengah malam dalam kondisi menyedihkan seperti itu. Firasatnya tidak enak, dan akhirnya dia memutuskan untuk menyusul dan mencari sahabatnya itu.Rohani memaksakan diri untuk terus berjalan walaupun terasa sakit. Langkahnya sudah memasuki kawasan terminal. Di tengah-tengah terminal yang kosong melompong karena tidak ada kendaraan angkutan, suasana malah terlihat ramai. Dua mayat preman jalanan, martin dan Frans digeletakkan begitu saja di tengah-tengah terminal, sehingga menjadi bahan tontonan masyarakat ya
last updateLast Updated : 2022-03-19
Read more

147. Dewi Penolong

Semua berteriak ketakutan, tidak terkecuali pria, yang melihat kaki Rohani terpeleset pada tepi jembatan ring-road yang ketinggiannya hampir mencapai enam meter. Sebuah tangan bergerak cepat mencekal lengan Rohani, saat pegangannya pada pagar pembatas terlepas. Lalu satu tangan yang satunya lagi pun ikut mencekal lengan tangan kanan Rohani. Tubuh gadis kecil itu sudah sepenuhnya bergelantungan. Rohani menangis karena rasa ketakutan."Tenang Sayang, tenang ... Jangan bergerak-gerak. Kakak sudah memegangmu, tidak akan melepaskanmu." Perempuan cantik itu mencoba meminta Rohani untuk tenang, jangan banyak bergerak-gerak.Rohani yang walaupun masih berusia belia, tetapi dengan tubuh yang lumayan besar untuk anak seusianya, cukup membuat gadis muda itu kerepotan, menahan beban tubuh Rohani. Dia bersandar pada kekuatan pagar pipa yang terbuat dari besi. Perempuan cantik itu berusaha menarik tubuh Rohani ke atas, tetapi berat badan mereka yang sepertinya sama memb
last updateLast Updated : 2022-03-19
Read more

148. Menelantarkan Anak Istri

Maharani menepati janjinya terhadap Risma, mencari tahu tentang keberadaan keluarga Julius dengan alamat berbekal yang dia simpan di dalam ponselnya, kiriman orang kepercayaannya yang memang sengaja Maharani perintahkan untuk melacak di mana anak dan istri Julius tinggal.Maharani menganggap hal itu penting untuk dilakukan, guna mencari tambahan informasi tambahan untuk pengacara Riswan persidangan nanti. Yang akan digelar dalam waktu yang tidak lama lagi.Mobil mewah yang dikendarai Maharani berhenti di sebuah jalan inspeksi sisi sungai yang dibatasi dengan tanggung beton, tidak jauh dari perbatasan kota Jakarta dan Tangerang. Sebuah perkampungan padat penduduk, yang jika dilihat oleh Maharani seperti tidak sesuai dengan pekerjaan dan jabatan
last updateLast Updated : 2022-03-19
Read more

149. Rezeki Dari Allah

"Anak-anak, Mbak, kemana? Kok dari tadi saya tidak lihat?""Dua anak saya sedang mengaji, Mbak." Sekilas Hesti melihat ke arah jam dinding. "Sebentar lagi juga pulang," lanjutnya lagi."Maaf Mbak, jika Mas Julius tidak memberikan nafkah kepada Mbak dan anak-anak, lalu untuk biaya kehidupan sehari-hari bagaimana?" "Saya mencuci dan menggosok pakaian milik tetangga Mbak, saat Mbak datang tadi pun saya sedang meneriska pakaian milik pelanggan saya. Ibu saya janda, Mbak. Untungnya ada adik saya yang bekerja, walaupun hanya sebagai buruh pabrik. Alhamdulillah dia yang mencukupi semua, walaupun terkadang saya merasa tidak enak hati. Saya dan anak-anak memang merasa kekurangan di sini, tetapi jauh lebih baik buat mental putri-putri saya daripada terus menyaksikan perbuatan amoral papahnya.""Mas Julius sudah menikah dengan Susan, Mbak?" "Entahlah Mbak, saya pun tidak tau tentang itu. Yang saya tau, sifat Mas Julius berubah drastis saat mengena
last updateLast Updated : 2022-03-19
Read more

150. Menemui Sahabat Lama

Tidak beberapa lama Maharani menjalankan kendaraannya, sebuah pesan dari Susan masuk, memberitahukan lokasi apartemen tempat dia tinggal, serta map lokasinya. Maharani ternyata tahu di mana letak apartemen tersebut, hanya membalas dengan pesan suara, kembali melajukan kendaraannya menuju ke arah Barat Jakarta, tempat di mana Susan tinggal yang menyatu dengan mall besar tidak jauh dari jalan tol Jakarta-Tanggerang.Maharani sempat memfoto kedua anak Hesti dan Julius. Memperhatikannya sejenak lalu tersenyum, terbayang betapa cantik dan polosnya kedua gadis kecil itu, tetapi tidak secantik kehidupan yang dijalaninya. Dan 45 menit perjalanan, mobil mewah Maharani mulai memasuki basement apartemen.Maharani memang mengetahui lokasi apartemen mewah tersebut, tetapi dia tidak tahu letak persis tower di mana Susan tinggal, makanya dia sempatkan bertanya kepada security yang berjaga di basemen, dengan ramah dan sigap langsung menunjukkan dan mengarahkan Maharani pada tower yang
last updateLast Updated : 2022-03-20
Read more
PREV
1
...
1314151617
...
40
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status