“Maafkan aku,” bisik Aria lirih meraih tangan Dario.“Kumohon cepat sadar. Aku sangat merindukanmu. Aku tidak tahan memikirkan harus kehilanganmu.” Dia mengecup punggung tangan Dario, air matanya menetes di punggung tangan pria itu.Mata Dario masih terpejam, tidak ada tanda-tanda yang akan menunjukkan dia akan bangun.“Sayang, maafkan aku. Aku sungguh minta maaf. Aku sadar aku salah, tidak mempertimbangkan perasaanmu. Mengapa kamu masih baik padaku. Kamu seharusnya tetap tidak peduli dan mengabaikan aku. Mengapa kamu harus melompat ke arah mobil untuk menyelamatkan aku.” Dia terisak serak menatap wajah Dario memiliki bekas luka. “Maaf, kumohon sadarlah,” isaknya semakin keras.Seth melihat pemandangan dengan sangat tenang, lalu diam-diam keluar dari kamar rawat Dario memberi waktu pada Aria.Dia bersandar di luar dinding kamar rawat samping pintu. Tangisan Aria masih terdengar di telinganya.Dia memejamkan matanya. Entah dia harus merasa senang dengan kondisi Dario karena memberinya
Read more