All Chapters of Di Atas Ranjang Dokter Sonya: Chapter 301 - Chapter 310

390 Chapters

301. Kelakuan Barongsai Kecil

"Maaf, kami orang tua Hana dan Haikal tadi saya ditelepon Miss Gina katanya saya diminta untuk datang ke sekolah," ucap Awan sesaat ia sampai di depan meja tamu salah satu sekolah internasional di kota Bandung. Sonya melihat sekelilingnya dan sadar kalau Awan benar-benar memberikan yang terbaik untuk kedua anak kembarnya, Sonya yakin biaya yang dikeluarkan Awan tidak sedikit untuk uang bulanan dua anak kembar itu. Sekolah itu lumayan jauh dari tempat mereka tinggal namun bisa di akses dengan tol agar bisa sampai dengan cepat. "Oh, Miss Gina sudah menunggu di ruang guru," ucap lelaki yang mengenakan pakaian serba hitam yang Sonya yakin dia adalah salah satu keamanan di sana.Lelaki itu mengeluarkan kartu aksesnya dan membuka pintu masuk ke dalam sekolah. Awan dan Sonya diajak masuk ke dalam melewati beberapa ruang dan beberapa tempat cuci tangan dan ruangan yang sangat luas di mana kanan dan kirinya terdapat lapangan bola yang langsung menghadap jalan raya. "Sonya ayo," ajak Awan sam
Read more

302. Pengakuan Barongsai Kecil

"Sebentar, jadi anak saya ini menjual kunci jawaban?" tanya Awan yang tiba-tiba merasakan rasa berat bercampur migrain di bagian kepalanya. Tuhan ... kenapa anak-anaknya ini selalu membuat onar dan masalah, tidak bisakah mereka lebih manis? Seketika itu juga Awan melirik Hana yang hanya bisa melihat ujung sepatunya tanpa berani membalas tatapan Awan, Awan hanya berusaha menenangkan diri untuk tidak memukul bokong Hana dan memarahi anak perempuannya itu. "Iya Pak, lebih tepatnya dia menjual jawaban yang ia buat kepada teman-teman sekelasnya," terang Gina."Gimana caranya? Bukannya itu bakal ketahuan?" tanya Sonya yang bingung bagaimana cara pendistribusian kunci jawabannya kalau ternyata Hana mengerjakan terlebih dahulu jawabannya. "Ini mata pelajaran apa?""Math," jawab Gina pelan, ia sadar kalau Hana adalah murid yang cerdas dan banyak akal. Mudah bagi anak itu untuk mengerjakan ulangan matematika dengan sangat cepat. Gina menyerahkan lembar jawaban ke tangan Sonya."Math? Lalu gim
Read more

303. Menemukan Seseorang yang Tepat

"Daddy, Hana ke kelas dulu buat bawa barang Hana, yah. Nanti sekalian Hana panggil Haikal," ucap Hana sesaat mereka keluar dari ruang guru."Iya kamu panggil Haikal dan cepat kembali lagi ke sini, kita pulang." Sonya mengelus rambut Hana pelan, tapi, anak itu menjauhkan kepalanya dari tangan Sonya. Sorot mata nakalnya berubah menjadi sorot mata tidak suka pada Sonya."Hana ngomong ama Daddy, kok jadi Tante yang jawab." Hana menggembungkan pipinya karena masih merasa tidak suka dengan kehadiran Sonya. "Ngapain Tante di sini?" tanya Hana lagi yang kaget saat melihat kedatangan Sonya ke sekolahnya padahal ia hanya mengharapkan Awan atau Aira yang datang ke sana."Hana, kamu ambil tas kamu dan panggil Haikal. Kita pulang," pinta Awan sambil berkacak pinggang. "Sekarang!""Baik, Daddy," cicit Hana pelan sambil berjalan meninggalkan Sonya dan Awan dengan berlari kecil, dia takut dengan amukkan Awan yang sudah sangat melagenda untuk dirinya dan Haikal.Sonya melihat gadis kecil itu berlari k
Read more

304. Memperkenalkan Janu

“Ngapain sih, Tante harus ikut ke sekolah Hana?” tanya Hana saat ia dan Sonya sedang duduk di sofa ruang tamu.Sonya melirik Hana yang sedang memakan popcorn dan melihat layar TV, anak kecil itu sedang berusaha untuk mengabaikan Sonya namun, melontarkan pertanyaan yang membuat Sonya ingin meremas wajahnya. “Emang kamu nggak suka Tante ke sekolah kamu?” tanya Sonya sambil mengambil pop corn dari mangkuk yang Hana pegang dan sontak membuat Hana mengerucutkan bibirnya kesal.“Tante nggak perlu tahu perasaan aku, aku kan hanya tanya ke Tante, Tante ngapain ke sekolah aku? Padahal yang ditelepon dan dipanggil kan, Daddy bukan Tante.” Hana memasukkan beberapa butir jagung popcorn dengan wajah dingin.Sonya hampir saja tersedak saat melihat wajah Hana yang menyebalkan, mirip seperti Awan saat meninggalkan dirinya di Gunung Kidul. Like father like daughter.“Kamu tanya Daddy kamu kenapa dia ke rumah sakit dan minta Tante ke sekolah kamu,” jawab Sonya mencoba untuk santai sambil mengambil pop
Read more

305. Another Angel For Hana

“Maksud Tante? Janu di surga sama Mama?” tanya Hana dengan suara tercekat, ia tahu Ibunya sudah meninggal. Aira dan Awan selalu bercerita kalau Mamanya bukan seenaknya meninggalkan Hana dan Haikal, tapi, Mamanya meninggalkannya karena ingin mereka berdua hidup dan Mamanya berjuang bertaruh nyawa untuk menyelamatkan mereka berdua, yang artinya Hana dan Haikal harus bisa menjaga dirinya demi Mamanya.“Iya Sayang, Janu di surga sama Mama kamu dan ….” Sonya berusaha untuk mencari kata yang mudah dan gampang dicerna anak seusia Hana.“Apa? Dan apa Tante?” isak Hana yang tiba-tiba merasa sedih karena tidak bisa mendapatkan kasih sayang seorang Ibu dari semenjak bayi dan ia selalu iri dengan teman-temannya yang selalu pulang dijemput oleh ibunya sedangkan dia hanya dijemput oleh Aira atau Awan.“Dan dia di jaga sama Mama kamu, jadi, kamu dan Haikal ….” Sonya mengusap pipi putih Hana, dan mencium keningnya dengan bibir yang bergetar karena menahan tangis, “Tante yang jaga di sini, boleh?”“Ma
Read more

306. Kehebatan Sonya

"Hei ...."Sonya mengerjapkan matanya saat mendengar suara panggilan yang membangunkannya, "Hei."Suara Sonya yang serak terdengar sensual di kuping Awan, ia suka mendengar sambil melihat muka bantal Sonya yang menurutnya menggemaskan. "Maap aku kelamaan," bisik Awan sambil mengecup bibir Sonya dan melirik Hana yang sedang tertidur memeluk Sonya. "Nggak apa-apa, jam berapa ini?" tanya Sonya sambil mengucek matanya, ia merasa kalau dirinya sudah tidur sangat lama. Setelah ia dan Hana menangis, Hana tidak mau melepaskan pelukkannya hingga akhirnya Sonya berinisiatif untuk membawa Hana ke kamar tidur. Sonya mencoba menenangkan Hana yang terus menangis di dadanya hingga akhirnya mereka berdua tertidur di kamar."Jam setengah sembilan," sahut Awan sambil merapikan anak-anak rambut Sonya agar ia bisa melihat wajah cantik wanita itu. "Kamu lama banget cari makannya, Wan," bisik Sonya sambil meraih tangan Awan dan mengecup ujung jarinya, andai tidak ada Hana di sana mungkin saat ini Sonya
Read more

307. Gebrakkan Maut

"Kamu yakin nggak butuh aku?" tanya Awan sambil melihat Sonya yang hilir mudik di hadapannya dengan hanya mengenakan pakaian dalam berwarna hitam yang membuat Awan ingin menarik pakaiannya dan memenjarakan tubuh Sonya di bawahnya."Nggak," jawab Sonya sambil membungkuk mencari pakaian yang paling sesuai untuk ia kenakan."So ...." Awan menggigit tangannya sendiri saat melihat bokong Sonya yang kencang terarah pada dirinya, Awan bersumpah seandainya Sonya saat ini mengenakan sepatu hak tinggi mungkin wanita itu sudah terdorong ke dinding dan habis oleh dirinya. Awan menarik selimut dan menekan selangkanya lalu mengalihkan pandangan matanya, bisa gila bila ia terus memandangi Sonya. "Wan ... Awan," panggil Sonya."Ap-apa!!" pekik Awan kaget saat mendapati Sonya sudah ada di sampingnya dan pandangan matanya disuguhkan belakan payudara Sonya yang tampak menakjubkan."Ampun, kamu kenapa?" tanya Sonya kaget mendengar teriakan Awan, spontan ia menjauhi Awan, "kamu kaya lihat hantu.""Iya, h
Read more

308. Cara Sonya Menyelesaikan Masalah

"Kamu anggap saya apa?" tanya Sonya sambil mencoba untuk menahan emosinya, tadi dia sudah kelepasan dan keluar kata Jin Tomang dan Sonya tidak mau keluar lagi kata-kata lainnya yang bisa membuat semua orang di ruangan itu sesak napas."Seingat saya Ibu ini calon istri Pak Awan," ucap Gina.Sonya menyadari kalau dirinya terlalu terbawa emosi sehingga ia lupa kalau saat ini statusnya belum menikah dengan Awan, sial … lagi-lagi emosi menyelimuti dirinya hingga ia lupa hal yang sangat penting. “Tapi, saya sudah menjadi Ibu Haikal, dari awal saya bersama Awan saya sudah menganggap Haikal anak saya dan lagi ….” Sonya memutar otaknya agar saat ini masalah kembali fokus pada Haikal bukan pada statusnya, hatinya sakit dan marah saat mengetahui Haikal diejek sampai sebegitunya oleh Sean!“Apakah karena Ibu Haikal sudah meninggal saat berjuang melahirkan Haikal dan Hana ke dunia ini maka Haikal pantas diejek seperti itu? Ayolah … bukan kemauan Haikal kalau Ibu kandungnya meninggal akibat berjua
Read more

309. Sedikit Tipu Muslihat

"Tapi ...." Haikal protes karena dia merasa tidak bersalah sama sekali, ayolah ... yang pertama kali membuat ulah adalah Sean, andai anak itu tidak menghinanya mungkin dia tidak memukulnya.Sonya menepuk punggung tangan Haikal dan memberikan sorot mata 'percaya sama aku' pada Haikal. "Kamu Mommy hukum karena memukul orang, Mommy tidak suka kamu melakukan kekerasan jadi, Mommy hukum kamu dengan memutuskan sambungan wifi, uang jajan kamu Mommy potong dan kamu dilarang keluar rumah kecuali ke sekolah." "Baik," jawan Haikal pasrah."Sekarang minta maaf pada Sean karena kamu sudah memukul dia bukan karena kamu membela diri akibat ucapan dia yang menyakiti hati kamu," pinta Sonya lagi, "Mommy nggak suka kekerasan."Haikal mengerucutkan bibirnya karena kesal, argh ... Sonya dan Awan sama saja selalu memberikan hukuma yang membuat dirinya kesal. "Tapi, dia bilang aku nggak punya Ibu dan dia selalu bilang itu setiap hari, berulang-ulang.""Haikal, Mami minta kamu untuk meminta maaf karena tel
Read more

310. Hati Kecil Itu Luluh

Sonya melambaikan tangannya dan tersenyum memyebalkan pada Vivi yang saat ini mengacuhkan dirinya sambil berjalan ke arah parkiran mobil bersama Gina, sedangkan Sean sudah kembali ke kelas. "Tante," panggil Haikal sambil menarik-narik ujung blouse Sonya. Sonya menoleh ke bawah dan mendapati wajah Haikal yang menatapnya polos, entah kenapa sorot mata Haikal terlihat lebih lembut dan memuja dirinya mirip seperti Awan. "Iya, Sayang ada apa?""Tante tadi kenapa bela Haikal?" tanya Haikal sambil menarik pegangan tas ranselnya bergerak kikuk karena saat ini perasaannya bercampur aduk. Ada rasa kesal karena menerima hukuman dari Sonya, rasa malu karena sudah membuat ulah, rasa senang karena Sonya membelanya habis-habisan dan ada rasa bangga karena Sonya ternyata mampu untuk membungkam Vivi dan Sean yang sombong. Semua perasaan itu tercampur menjadi satu hingga membuat Haikal sadar kalau Sonya menyayangi dirinya tanpa syarat.Sonya berjongkok dan mensejajarkan pandangannya dengan Haikal, ta
Read more
PREV
1
...
2930313233
...
39
DMCA.com Protection Status