Semua Bab Di Atas Ranjang Dokter Sonya: Bab 281 - Bab 290

390 Bab

281. Terusir Dari Rumah Sendiri

Aira yang sedang asik mengutak-atik puzzle di atas meja, entah sejak kapan ia jadi menyukai menyusun puzzle seperti saat ini, ini puzzle keduanya yang ia susun. “Mama, Daddy nggak ke sini?” tanya Hana yang membantu Aira untuk menyusun puzzle.Aira menoleh dan mendapati Hana sedang memainkan kepingan puzzle dengan malas-malasan. “Daddy nggak ke sini deh, kayanya. Kenapa? Hana kangen Daddy?” tanya Aira yang langsung dijawab anggukkan oleh Hana.“Telepon, lah, Daddy kamu itu,” usul Aira.“Nggak ah, nanti ganggu Daddy ama Tante Sonya,” ucap Hana menahan kesal karena merasa dia harus berbagi kasih sayang dengan orang lain. Menyebalkan.“Hahaha … telepon aja, minta jemput. Pasti, Daddy jemput,” ucap Aira yang paham kalau Hana sedang merajuk. Dari kedua anak Awan, Hana yang paling sulit menerima kenyataan kalau Awan akan menikah lagi sedangkan, Haikal lebih terihat santai dan bahkan entah karena apa tiba-tiba menyetujui Awan menikah dengan Sonya.Hana tipe anak perempuan yang sangat sulit be
Baca selengkapnya

282. Sedikit Izin Dari Hana

“Duh, Gusti Awan … aya-aya wae.” Romli mengurut keningnya pelan.“Awan nggak mau nutupin apa pun lagi, Ki.”"Jadi, kamu maunya gimana? Mau pindah?" tanya Romli yang sudah tenang setelah satu jam mendengar cerita dari Awan.Awan menggeleng, "Nggak ... nggak usah, biarin aja. Nanti aku sama Sonya bakal ngobrol lagi. Tapi, sekarang masalahnya Sonya minta waktu buat semuanya." Awan menhenyakkan tubuhnya ke sofa yang empuk, pikirannya melayang pada obrolan terakhir dirinya dan Sonya. Sonya tetap meminta waktu untuk berpikir walaupun Awan sudah meminta maaf, memeluk dan menciumi Sonya. Tapi, Sonya tetap meminta waktu berpikir, suatu hal yang membuat Awan waswas.Sebenarnya, mudah bagi Awan mendapatkan wanita lain untuk menggantikan posisi Sonya, dia tinggal mendekati wanita manapun sambil tersenyum semanis mungkin, perlakukan mereka seperti ratu niscaya dia akan mendapatkan calon istri instan. Tapi, apakah dia mau menerima Awan dengan masa lalunya? Menerima Awan dengan 2 buntutnya? Dua anak
Baca selengkapnya

283. Dering Telepon Dimalam Hari

Sonya bergerak ke kanan dan ke kiri di ranjangnya, sudah jam 1 subuh tapi, matanya sama sekali tidak mau terpejam sama sekali. Bahkan sudah berkali-kali dia beranjak dari ranjangnya dan berjalan hilir mudik di dalam kamar. Pikirannya sudah melayang dan tidak karu-karuan memikirkan apa yang harus ia lakukan setelah mendengar informasi dari Awan. Masa lalu Awan yang kelam membuat Sonya membutuhkan waktu untuk mengambil keputusan. Sebuah keputusan yang sangat besar dan akan mempengaruhi hidupnya."Aku harus gimana?" bisik Sonya sambil kembali berguling ke kanan dan ke kiri. Di satu sisi dia ingin terus bersama Awan dan hidup dengan pria yang menyayanginya itu, bersama bonus dua anak kembar yang terlihat menyebalkan namun, Sonya yakin kalau Hana dan Haikal adalah anak yang manis, tapi, di sisi lain setelah mendengar cerita Awan, Sonya menjadi ketakutan sendiri.Ia takut bila Awan kembali menjadi pria pengecut seperti saat dengan Selena, Sonya masih ingat dengan jelas saat Awan mengepak b
Baca selengkapnya

284. Hidupku Bagai Roller Coaster

Sonya melihat pantulan dirinya dicermin besar kamar, beberapa kali dia sudah bolak-balik mencoba bermacam-macam baju. Kali ini dia mengenakan celana kain berwarna cream dan blouse berwarna senada yang terlihat pas ditubuhnya, seolah baju itu dijahit khusus untuk dirinya."Aneh nggak sih? Terlalu rapi?" tanya Sonya sambil memutar-mutar tubuhnya di depan kaca. "Wan ... baju aku aneh nggak sih? Atau to much?" Tanpa sadar Sonya meminta pendapat Awan sambil terus berputar-putar di depan cermin. Hening ...."Awan ... hei A ...." Sonya terdiam dan baru menyadari kalau Awan tidak ada di sana karena memang belum Sonya izinkan untuk pulang walau kemarin malam Awan datang untuk memberikan makan malam dan sarapan. "Ih ... aku kenapa, sih?" tanya Sonya sambil mengambil tas dan ponselnya. Sonya sadar semenjak dirinya tinggal dengan Awan, lelaki itu seolah sedikit demi sedikit membuat Sonya bergantung pada Awan. Awan memiliki cara yang lembut membuat Sonya menuruti kata-kaya Awan, tanpa paksaan da
Baca selengkapnya

285. Dikejar Masa Lalu

"Intan.""Dokter Sonya kenal?" tanya Bana."Dia tetangga saya." Sonya mengangguk dan merasa tidak ada gunanya menutupi kemyataan kalau ia dan Intan kenal."Wah, dunia kecil, yah." Bana meminta Intan duduk si samping Sonya sedangkan dirinya sudah duduk berhadapan dengan Sonya sedari tadi."Kecil banget," bisik Intan ketus namun Sonya masih mendengarnya."Kalau mau gede mending pindah rumah, Intan," jawab Sonya dingin sambil menyuapkan makanannya, argh ... nafsu makannya hilang karena bertemu dengan Intan, tumis buncis yang Sonya bayangkan akan terasa nikmat di mulutnya saat ini terasa sulit untuk ia telan. Menyebalkan."Saya mau pindah atau tidak bukan urusan Dokter," ucap Intan tenang sambil menoleh dan melihat Sonya yang terlihat asik makan."Oh ...." Sonya yang malas ribut hanya memberikan jawaban singkat namun sangat menyebalkan untuk didengar. Keheningan dengan cepat menyelimuti meja makan Sonya, bahkan Bana pun merasakan suasana tidak enak antara Sonya dan Intan walaupun sesek
Baca selengkapnya

286. Off The Record

“Lancang kamu Intan, kamu nggak kenal aku tapi, kamu udah seenaknya meramalkan hidup aku. Kamu nggak punya hak,” ucap Sonya yang kaget dengan perkataan Intan yang terlalu berani bahkan bersifat ikut campur urusan orang.“Dok, laki-laki kaya Awan itu nggak mungkin berubah! Dia akan selalu menjadi pengecut yang lari dari tanggung jawab dan berengsek! Kalau Dokter mau hidup dengan pria seperti itu aku tidak akan melarang, itu hidup Dokter, tapi, aku hanya menyayangkan, Dok. Aku sangat menyayangkan orang secerdas dan semandiri Dokter harus berakhir dengan pria sebobrok Awan!” Intan mengungkapkan kepeduliannya untuk Sonya.“Aku nggak mau Dokter bernasib sama dengan Selena, Kakak aku yang terlalu bodoh menerima Awan dan berakhir tragis,” lanjut Intan.Sonya memijat dahinya yang tiba-tiba sakit, “Sebejat itu Awan di mata kamu dan keluarga kamu?”“Iya, ayolah, Dok, Awan itu kurang ajar, nggak punya perasaan dan tidak ada perhatiannya pada Kakak aku. Kakak aku hamil pun, Awan tidak pernah menu
Baca selengkapnya

287. Sebuah Sentuhan Dingin

Sonya membereskan barang-barangnya dan bersiap untuk pulang, tubuhnya lelah bukan main karena rumah sakit tempat ia bekerja saat ini memiliki banyak pasien. Hari ini saja dia sudah melakukan tindakan sebanyak 10 kali dan untungnya beberapa dokter yang bekerja bersama Sonya adalah dokter senior hingga cepat dalam melakukan operasinya, jika tidak, mungkin saat ini dia masih berkutat di ruangan operasi.Kring ... kring ...."Iya," ucap Sonya setelah mengangkat sambungan teleponnya."Gimana kerja hari pertama?"Suara ceria Lidya terdengar menyenangkan di telinga Sonya, ampun, dia rindu sahabatnya, "Lidya, miss you.""Hahaha miss you to, gimana kerjanya? Udah pulang?" tanya Lidya dengan suara cerianya."Ini baru mau pulang, capek banget tapi, asik," ungkap Sonya sambil membawa semua barang miliknya dan menggunakan earphone agar ia bergerak leluasa. "Sama aku juga baru pulang, eh ... gimana hubungan kamu sama Awan? Jadinya gimana?" tanya Lidya."Is oke, we are fine," ucap Sonya yang memang
Baca selengkapnya

288. Sosok yang Membuat Berdebar

"Ampun!" pekik Sonya sambil memejamkan matanya saat merasakan bahunya ditepuk oleh tangan yang terasa sangat dingin."Kamu kenapa?" Sonya membuka matanya perlahan dan kaget saat mendapati Awan sedang menatapnya sambil tersenyum, "Awan?""Iya Awan ... ini Awan, Awan Kurniawan calon suami kamu, kamu kenapa?" tanya Awan yang aneh melihat reaksi Sonya saat melihat dirinya. Awan merasa dirinya seorang makhluk goib yang membuat Sonya ketakutan, "kamu kenapa? Sakit?" lanjut Awan sambil mengusap dahi Sonya yang terasa basah karena keringat."Ya ampun, Awan," bisik Sonya sambil memeluk tubuh Awan seerat mungkin, jantungnya hampir saja berhenti bekerja karena ia sangka tangan dingin Awan adalah tangan milik makhluk astral."Kamu kenapa? Kaya abis liat hantu," bisik Awan pelan sambil membalas pelukkan Sonya dan mengecup pucuk rambutnya, sebuah kenikmatan saat melakukan itu semua di dalam rumah sakit secara terang-terangan tanpa takut ada yang memperhatikan atau bergunjing tentang mereka."Kamu
Baca selengkapnya

289. Pertanyaan Kocak Sonya

"Sonya tangan kamu nggak di sana juga! Loncat ini mobil," ujar Awan sambil menyingkirkan tangan Sonya yang semenjak ia duduk di kursi pengemudi sudah dengan cantiknya bertengger di paha Awan, sesekali tangan itu mengusap ke bagian atas membuat tubuhnya meremang."Mobil nggak bisa loncat, Wan," goda Sonya sambil menyentuh kembali paha Awan, dia suka menggesek telepak tangannya di kain jeans Awan yang hangat dan ia suka melihat ekspresi muka Awan yang kalang kabut akibat sentuhan kecil Sonya."Sonya, loncat ini mobil." Awan mengambil tangan Sonya dan mengecupinya pelan sambil sesekali menggigitnya gemas."Sakit Awan," pekik Sonya saat merasakan gigi Awan menghunjam kulit jemarinya, "gigi kamu itu tajem.""Makanya jangan nakal, loncat ini mobil," dengus Awan kesal sambil menggigit telunjuk Sonya lagi lebih keras hingga membuat Sonya menarik tangannya dan memukul bahunya."Sakit!""Makanya jangan usap-usap, usapan kamu itu berbahaya bagi nusa bangsa dan negara Awan Kurniawan," kekeh Awan s
Baca selengkapnya

290. Nafsu Tengah Malam

"Awan!!!" "Astaga ... oke aku jawab," ucap Awan sambil mengunci tangan Sonya, "aku beli vespa karena aku ngumpulin uang dari kerja aku dan jual beli Vespa juga onderdil motor. Jadi, aku suka nyari-nyari onderdil motor Vespa original di Bandung terus aku jual ke mana-mana lewat e-commerce," jawab Awan sambil mengambil ponselnya dan menunjukkan ke arah Sonya salah satu akun e-commerce miliknya. "Kamu dagang?" tanya Sonya yang kaget dengan harga barang-barang yang Awan jual, apa-apaan ini harga helm saja 3 juta! Helm apa itu? Helm yang dipakai ke bulan oleh astronot NASA? Dan apa itu ... Sonya melihat poster Vespa dibandrol dengan harga 500 ribu? Orang normal mana yang membelinya! "Iya aku dagang." "Ini harganya nggak salah? Orang gila mana yang mau membeli barang-barang itu dengan harga semahal itu?" tanya Sonya kaget. "Ya ada, banyak ... konsumen aku banyak, Sonya," ucap Awan sambil menahan tawa saat melihat wajah Sonya yang kaget melihat nominal harga barang yang ia jual. "Sintin
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2728293031
...
39
DMCA.com Protection Status