Saat pintu tertutup Namira memutar tubuhnya dan berkata, "Pah ... sudahlah Pah, Papah harus legowo ... Mama udah nggak sanggup lagi kalau harus hidup di bawah bayang-bayang masa lalu. Mama ingin move on, izinkan Mama bermain dengan cucu-cucu Mama dengan tenang, Pah." "Mama nggak ingat betapa menderitanya Selena?" tanya Fuad yang tidak bisa menghilangkan perasaan sakit hatinya karena anak kesayangannya direbut begitu saja. "Papa sakit, Mah!"Namira menggaruk kepalanya yang tidak gatal sambil menariknya kesal, rasanya ia ingin menyalurkan semua amarahnya ke setiap tarikan rambutnya yang menyakitkan. "Mama ... Mama," panggil Intan mencoba menenangkan Namira, Intan dengan cepat mendekati Namira dan memeluknya erat-erat, "udah, Mah.""Mama nggak kuat lagi, Intan ... Mama capek," bisik Namira sambil mengusap punggung Intan pelan, "rasanya hidup Mama seperti ini terus. Mama nggak kuat hidup dalam kubangan dendam dan perasaan dengki pada Awan. Mama nggak kuat, Mama ingin buka lembaran baru
Read more