Semua Bab Aku Mau Kamu di Kamarku: Bab 71 - Bab 80

167 Bab

Bab 71 Luluh

Happy reading *** Posisi Aluna yang lelap dengan balutan kemeja putih tanpa dalaman menjadi pemandangan Daffin di penutup hari. Rona wajah Aluna yang terkena pantulan sinar senja dari kaca ruang kantornya semakin mempercantik maha karya Tuhan yang tengah Daffin tatap. Tangan nakal Daffin tidak henti-hentinya mengelus pipi berisi milik istrinya, bahkan sesekali mencubit kecil. “Enggh,” erangan keluar dari bibir Aluna saat tidurnya benar-benar merasa diganggu. “Hai,” sapa Daffin saat kedua kelopak mata Aluna terangkat memperlihatkan bola mata cantik yang baru saja Daffin sadari. Oh kemana saja kamu Daffin, punya istri cantik begini kenapa baru sadar. “Sudah puas tidurnya?” “Iya,” balas Aluna dengan suara serak khas bangun tidur. “Kalau begitu ayo bangun, kita pergi dinner,” ajak Daffin. “Berdua?” “Iya berdua, aku dan kamu.” Blush. Rona bokong babi langsung muncul dikedua pipi Aluna, bangun-bangun l
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-04-16
Baca selengkapnya

Bab 72 Rencana Daffin

Happy reading***Pagi-pagi buta Aluna sudah membuat kegaduhan, wanita itu dengan hati riang memiliki niat ingin menjadi istri berbakti pada suami. Ya katakana saja Aluna ingin menjadi istri sebenarnya, melayani suami saat di rumah.“Kok bedasih sama yang di internet?”Kening Aluna mengerut, sedikit aneh melihat pancake buatannya rada-rada coklat sementara yang di layar ponsel terlihar begitu cantik. Bukan coklat sih, lebih tepatnya…“Gosong.” Jack yang sedari tadi dijadikan asisten oleh Aluna berkomentar melihat hasil buatan mereka.“Ih shut! Bisa diam gak, ini tuh bukan gosong,” balas Aluna sewot.“Hanya sedikit gelap,” lanjutnya dengan nada bercicit kecil.Menggaruk bagian belakang kepala yang tidak gatal, Aluna sedikit tidak nyaman melihat pancake hasil buatannya. Espektasinya mengatakan akan enak, tapi setelah jadi dilihat saja mungkin tidak minat.“Sempat
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-04-21
Baca selengkapnya

Bab 73 Pengobatan Dimulai

Happy reading***“Huh… huh… huh…”Sudah limat menit mobil Daffin terparkir di area parkiran rumah sakit, tapi dari keduanya belum ada yang turun. Aluna sibuk menenangkan diri, menarik napas dalam-dalam dan mengembuskan perlana.“Yakin kamu siap beriobat sekarang?” Daffin sedikit merasa kasihan pada Aluna, istrinya itu sedari tadi berusaha menenangkan diri tapi semakin menjadi keringat di pelipisnya.“Kalau belum siap kita pulang saja, berobatnya bisa lain kali saat kamu sudah siap.” Tidak mau terlalu memaksa, Daffin akan menerima kapan pun Aluna ingin mulai mengobati traumanya.“Aku udah siap kok, tapi sedikit grogi aja,” jawab Aluna, memberi anggukan kepala kalau dia sudah siap.“Huh…” Sekali lagi Aluna mengembuskan napas pelan, mengelus dada untuk mencoba sedikit tenang.“Yuk, aku siap.”Tap.Daffin mengambil tan
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-04-21
Baca selengkapnya

Bab 74 Pengobatan Pertama

Happy reading***“Jadi kita mulai dari mana?” Raynold memulai pembicaraan pertama mereka. Duduk di depannya pasangan suami istri yang sudah pasti kalian tahu siapa.“Seharusnya aku yang bertanya, kamu akan mulai melakukan pengobatan dari mana?” balik Daffin bertanya.Kepala Aluna mengangguk membenarkan apa yang Daffin ucapkan, kan disini mereka yang pasien kenapa juga mereka yang ditanya. Cukup aneh sih sebenarnya teman Daffin ini.“Ya siapa tahu kalian sudah mengerti tahap-tahap konseling dengan psikolog.” Raynold mengangkat bahu santai.“Aku serahkan semuanya padamu,” balas Daffin memberi anggukan jika dia sudah menyetujui semua proses pengobatan pada istrinya.“Kamu?” Raynold menatap Aluna yang sedari tadi diam.“Saya?” Tunjuk Aluna pada dirinya sendiri dan langsung diangguki oleh Raynold.“Kalau bukan kamu memang siapa lagi pasien yang mau
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-04-21
Baca selengkapnya

Bab 75 Penyakit Aluna

Happy reading***“Sebelum aku masuk ke dalam nama-nama ini,” jeda Raynold pada kalimatnya, menatap bergiliran Aluna dan Daffin.“Tentu kamu sudah tahu bukan apa yang kamu alami Aluna?” tanya Raynold langsung to the point.“Bipolar,” jawab Aluna mencicit. Dia tahu penyakitnya apa, dia pernah melakukan pengobatan sebelumnya dan itu gagal.“Aku sudah melakukan pengobatan sebelumnya, tapi gagal dan kamu pasti sudah tahu dari biodata itu,” lanjut Aluna. Dia tidak perlu melakukan story telling tentang penyakitnya bukan, toh juga Raynold sudah mencari tahu lebih dulu bahkan mendapatkan informasi sangat jelas tentang penyakitnya.“So, aku tidak perlu melakukan psycoeducation bukan? Karena kamu pasti sudah mendapatkan pada psikolog sebelumnya.” Raynold sedikit merasa santai karena Aluna juga yang bisa bersahabat dari awal datang.“Iya,” jawab Aluna singkat. Dia sudah paha
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-04-22
Baca selengkapnya

Bab 76 Masa Lalu Mrs. Daffin

Happy reading***“Siklotimia?”Tatapan Raynold tertuju pada Daffin karena pertanyaan pria itu. Suami Alun aitu tiba-tiba saja terfokus pada satu kata yang membuat dia sedikit merasa tidak suka.“Kenapa?” tanya Aluna, meraih tangan Daffin untuk digenggam.“Jelaskan aku apa itu siklotimia,” pinta Daffin pada Raynold.“Harus langsung kesana? Tidak mau aku jelaskan fase awal dari bipolar dulu?” Raynold malah balik bertanya. Ya dia tidak keberatan sih mau diminta untuk menjelaskan bagian yang mana, tapi takutnya Daffin akan susah mengerti jika dia menjelaskan secara acak.“Iya,” balas Daffin yakin.Raynold mengangguk, dia sejenak menatap Aluna lebih dulu. Bukan apa-apa, disini Aluna yang menjadi pasiennya sementara Daffin hanya berperan sebagai wali selama pengobatan berlangsung. Jadi ya Raynold harus lebih dulu bertanya pada paseinnya.“Silahkan.” Aluna
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-04-23
Baca selengkapnya

Bab 77 Rayuan Suami

Happy reading***Wusssh…Angin langsung menyapa Aluna saat kakinya berdiri di pasir pantai. Sesuai janjinya Daffin mengajak Aluna pergi ke pantai, melupakan sejenak pekerjaan yang menumpuk di kantor kedutaan. Daffin berdiri dengan tangan yang masih setia menggenggam tangan Aluna, menatap hamparan luas putihnya pasir pantai dan deruan ombak.“Ini serius kita tidak apa-apa ke pantai?” Aluna menoleh menatap Daffin. Dia sebenarnya senang diajak ke pantai, tapi Aluna memikirkan pekerjaan Daffin yang super sibuk. Tadi saja sebelum pergi menemui Raynold suaminya itu mengatakan akan rapat dengan bawahannya.“Aku kan yang mengajak berlibur, jadi tidak ada apa-apa, lagi pula duta besar juga butuh refreshing,” jawab Daffin sambil bercanda.“Tidak mau ke sana?”Daffin menunjuk tempat duduk yang disediakan untuk beberapa pelanggan dari salah satu tempat makan di pantai itu.“Ayo,” ajak
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-04-24
Baca selengkapnya

Bab 78 Pengakuan Aluna

Happy reading***“Sekarang mau apa lagi?”Sudah dua jam mereka di pantai, menghabiskan waktu dengan mengobrol sambil menikmati makanan. Kalau dihitung mungkin ada lima kali Daffin memesan ulang makanan karena Aluna yang mengatakan ingin makan ini ingin makan itu.“Apa ya.” Meletakkan jari telunjuk pada dagu, Aluna sibuk berpikir cara agar bisa berdua lebih lama dengan Daffin.“Ini sudah jam lima sore, kalau kita pulang nanti bisa jadi sampai rumahnya malam.” Daffin memperlihatkan jam tangannya.Mulut Aluna mengerucut, baru saja otaknya mencari cara supaya lebih lama lagi berduaan di pantai. Daffin memang sangat tahu cara membuat orang senang dan badmood dalam satu waktu.“Tapi aku mau itu,” tunjuk Aluna ke arah air pantai.Jelas Daffin mengikuti arah telunjuk Aluna, dahinya mengerut tidak mengerti. Jari telunjuk Aluna sama sekali tidak menunjuk suatu benda atau apa pun, kosong ha
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-04-25
Baca selengkapnya

Bab 79 Menginap

Happy reading *** Niat awal Daffin yang ingin menginap di hotel dekat pantai tempat mereka bermain tadi gagal sudah. Kantor kedutaan menelponnya, ada urusan urgent yang harus dia kerjakan segera. “Tadi katanya mau libur,” cibir Aluna dengan mimik cemberut. “Ada yang harus aku kerjakan sekarang Aluna, jadi mengerti.” Daffin menginjak rem mobil yang dia kemudikan, mereka sampai tepat di depan pintu masuk kondominium. Langsung membuka pintu mobil dan keluar begitu saja, meninggalkan Aluna yang melongo tidak percaya. “Tadi saja di pantai sikapnya sudah membuat aku kegeeran,” misuh-misuh sesuka hati. Aluna membuka pintu mobil, keluar dengan masih mempertahankan mimik cemberutnya. Brak! Rusak sudah pintu mobil Daffin karena Aluna yang membanting dengan keras. “Bodo amat! Dia banyak uang kan? Jadi satu mobil rusak juga tidak jadi masalah untuknya.” Tidak ada rasa bersalah sama sekali dalam diri Aluna. Dia justru dengan santai mengangkat bahu dan berlenggok bak model di atas catwalk.
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-05-02
Baca selengkapnya

Bab 80 Edisi Galau

Happy reading***“Pagi semuanya!” teriakan Aluna menjadi pembuka pagi hari di kediaman Adnan.“Sudah lama singa tidak mengaum, sekarang muncul lagi.” Adnan yang tengah membantu Alisia menata sarapan menimpali teriakan adiknya.“Shut up bung! Jangan merusak pagiku,” ucap Aluna datar sambil mengacungkan kepalan tangan.“Ih udah lama ya kita gak sarapan bareng gini.”Tap.Aluna langsung duduk di kursi meja makan setelah berucap riang. Menatap sarapan buatan kakak iparnya dengan mata berbinar. Aluna sudah lupa kapan terakhir kali dia memakan masakan buatan Alisia.“Kamu sih udah jarang main kesini,” balas Alisia menanggapi ucapan Aluna. Dia juga sebenarnya rindu makan dilengkapi ocehan adik iparnya, tapi ya mau bagaimana lagi, mereka sudah punya kehidupan pribadi masing-masing.“Biarin aja sayang dia jarang datang kesini, nanti kalau sering malah beras kita yang habis.”Plak!Lengan atas Adnan langsung mendapat pukulan dari istrinya. Baru saja matahari naik memperlihatkan sehatnya pancar
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-05-03
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
678910
...
17
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status