Aina pulang dari hotel langsung masuk ke dalam rumah, tubuhnya yang nyeri dan pegal membuatnya sangat tidak nyaman. Dia ingin langsung tiduran, namun rasa lapar membuatnya harus mencari sesuatu untuk di makan. Untunglah lauk rendang yang ibunya bawa kemarin masih disimpan di kulkas tinggal dihangatkan. Ketika membuat magicom, dia sangat kecewa, nasi di sana sudah mengering. Tentu saja, semalam Hasan tidak pulang ke rumah untuk makan malam, sehingga nasi satu Magicom terbuang sia-sia. Akhirnya Aina kembali harus menanak nasi. Menunggu nasi matang, dia melaksanakan salat Zuhur dahulu, dia hanya masak nasi sedikit sehingga cepat matang. Ketika mengambil nasi di meja makan, dia mengingat jika suaminya kini mungkin tengah makan siang dengan meriah di rumah keluarganya, rasa sesak kembali menggelayut di dadanya, kapan dia bisa dengan bebas mendampingi suaminya bertandang ke rumah keluarganya? Aina merasa lebih baik ketika menyuap lauk rendang ke mulutnya, Hasan mungkin sedang makan lauk y
Read more