BAGIAN 19NAJIS BANGET! “Candaanmu nggak lucu, Ri!” Nadia mendorong pundakku dengan tangannya yang masih penuh bentol. Mata bengkaknya pun mengeluarkan air lagi. Dia menangis. Dih, sok keras jadi pelakor. Giliran digertak sedikit, sudah nangis. Kamu mau cari simpatiku? Cuih! “Yee, jangan nangis, dong. Cewek cantik kaya kamu masa nangis, sih? Alis udah cetar, rambut udah badai, masa nangisan. Cup-cup, udah. Nggak usah nangis. Sekarang, kamu mau ngemil? Mau minum susu?” tanyaku membujuknya. Aku duduk di kursi dan menopang dagu memperhatikan si Nadia. Semoga rupamu ini permanen, Nad. Coba, kita lihat nanti. Apakah suamiku mau bertahan atau tidak? “Nggak usah!” Nadia ketus. Dia sok jual
Last Updated : 2022-01-13 Read more