BAGIAN102SURAT MISTERIUS “Ya Allah, kesayangan Mami!” Jerit histeris penuh suka cita itu menyambut kedatanganku. Gegap gempita Mami bersorak di depan pintu. Meskipun terduduk di atas kursi roda yang didorong oleh sang suster, tak menyurutkan semangat ’45-nya. Aku yang berjalan dengan langkah gontai di samping Pak Dayu hanya bisa memaksakan senyum di bibir. Senyuman hambar tentu saja. Jiwaku sontak tertekan dan meronta-ronta ingin pulang. “Mami,” sapaku dengan suara parau. Kuulurkan tangan ke arahnya, kemudian mencium tangan keriput nan kurus milik Mami dengan takzim. Sementara itu, tangan kiri beliau sibuk mengusap-usap puncak kepalaku yang tertutupi hijab rawis warna salem. “Ayo, masuk. Kamu pasti lelah kan, di perjalanan. Mandi dulu,” ujar Mami bers
Last Updated : 2022-01-28 Read more