Home / CEO / HOPELESS ROMANTIC / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of HOPELESS ROMANTIC: Chapter 81 - Chapter 90

94 Chapters

CINTA GILA

Lebih dari tiga bulan sudah Leila dirawat di salah satu kamar ruang rawat inap sebuah rumah sakit jiwa swasta. Kepergian Yusuf telah mengguncang hebat akal sehat dan jiwanya. Begitu kuat, begitu keras, hingga hanya nama Yusuf saja yang terus terucap dari bibirnya yang pucat. Ayahnya bahkan dikabarkan telah mengeluarkan miliaran rupiah untuk membungkam media, sehingga kabar tentang sakit nya tidak sampai keluar menyebar. Banyak yang bertanya di mana keberadaannya, terpaksa pihak keluarga Leila berdusta, mengatakan dia sedang menempuh pendidikannya kembali di luar negeri.  Menurut pengakuan dokter yang menangani Leila, gadis itu kerap mengigau, meracau, merapal nama Yusuf disertai mantra-mantra mendayu. Kadang dia juga mengamuk, meminta Yusuf untuk dibawa kepadanya, sehingga perawat tak boleh sekali pun meninggalkannya. Beberapa perawat secara bergantian menjaga dan mengawasinya, memastikan dia tidak menyakiti diri sendiri, terlebih kandu
Read more

MENGAKHIRI

Hati Agus remuk sudah dibuat Bella, rusak segala kepercayaan dan rasa cintanya. Perempuan itu sebelumnya telah berjanji tidak akan kembali kepada Yusuf, tapi nyatanya dia ingkar. Dengan air mata membanjiri muka dan darah yang mendidih, Agus memporak-porandakan seisi rumah, dia hilang kendali.  “Kamu janji sama aku kalau kamu enggak akan ninggalin aku, Bel! Tapi apa yang udah kamu perbuat?! Kamu merusak janji itu! Kamu hancurkan semuanya!” Prang! Prang! Piring demi piring, vas bunga demi vas bunga, semuanya hancur berantakan menabrak dinding dan lantai. Bella hanya bisa menangis sesenggukan, memohon dimaafkan. Di luar, Yusuf yang menemani Bella akhirnya turun dari mobil. Dia tak mau sampai terjadi sesuatu kepada kekasihnya lagi serta jabang bayi mereka.  “Harusnya kamu jangan pernah menerima lamaran dari aku! Harusnya kamu nggak perlu kawin sama aku, Be
Read more

RESTU

Rumah Bella gempar. Ibu dan ayahnya kompak saling tatap tak percaya setelah mendengar apa yang dikatakan oleh Bella.  Belum genap lima menit yang lalu Bella berkata dia akan bercerai dengan Agus, dan baru saja dia tambah lagi dengan mengatakan bahwa anak yang dia kandung sebetulnya bukanlah anak Agus.  “Kamu ini perempuan macam apa, Bella?! Apa kamu ini sundal?! Hah? Cewek murahan?!” teriak sang ayah murka.  Ibunya tak kalah marah dan geram, tapi melihat emosi suaminya bagai gunung api yang siap meletus, dia berusaha menahan diri. “Yah ... Sabar dulu, tenang, kita dengar dulu penjelasan dari Bella,” bujuknya.  “Penjelasan apa lagi, Bu?! Kamu sadar nggak, Bel?! Sekarang status kamu itu janda hamil! Janda bunting! Orang-orang akan mencemooh kamu, mencemooh ayah dan ibu kamu! Diceraikan saat hamil aja udah malu-maluin, sekarang kamu bilang lagi, kalau an
Read more

USAHA MEMPERBAIKI

“Mas Yusuf betul-betul jahat! Kejam! Mas Yusuf emangnya mau aku jadi anak durhaka?!”  Baru selangkah masuk rumah mereka, Bella sudah mengomel. Yusuf yang juga masih kesal mengingat penolakan ayah Bella, membuka satu lagi kancing atas kemejanya untuk mengurangi hawa panas yang mendera.  “Bukan waktunya buat bahas kamu anak durhaka atau bukan! Jangan ngaco kamu, Bella!” gerutu Yusuf. “Kamu nggak paham apa situasi kita sekarang? Kamu mau ngorbanin lagi usaha kita hanya karena ayah kamu yang senewen itu?!” “Tapi harusnya kita tadi memohon dulu, Mas. Kita kan salah, harusnya kita memohon, kita minta ampun, bukannya malah melawan—“ “Udahlah, Bella! Aku muak dengar ocehan kamu! Kalau emang kamu mau balik sama ayah kamu dan pilihannya si Agus udik itu, ya udah! Sana balik, jangan pernah datang temui aku lagi, biarin aku hidup sama Laras da
Read more

DENIZ AKTAF

Berhari-hari lamanya Bella merajuk. Diajak bicara apa pun oleh Yusuf, dia nyaris tak pernah menyahut. Dari pagi sebelum berangkat kerja, sampai malam setelah Yusuf pulang kerja, tak pernah lagi ada sapa manis dari Bella, Yusuf sampai kebingungan dibuatnya.  Meski merajuk, Bella masih tetap membuatkan sarapan, memasak makan malam, dan menyiapkan pakaian kerja untuk Yusuf. Pernah satu waktu, Yusuf memberanikan diri mengajak Bella bicara saat dia menyajikan sarapan pagi, tapi Bella masih tetap bungkam, satu patah kata pun tak keluar dari mulutnya.  Yusuf akhirnya menyerah menjelang genap satu minggu aksi mogok bicara yang dilakukan Bella. Malam itu Bella baru hendak menuju tempat tidur saat Yusuf memeluknya mesra dari belakang. Bella tegang, kaku, sekaligus merasa aneh.  “Sayang ... Kamu masih marah?” tanya Yusuf sambil menaruh dagu di atas pundak Bella. Suara dan helaan napasnya yang lembut menya
Read more

JALAN BAHAGIA

“Apa kegiatan Mama akhir-akhir ini?” tanya Yusuf berbasa-basi.  “Biasalah, Mama sekarang merawat bunga, kebun kecil di rumah. Tapi, sebentar lagi Mama akan pergi,” beber Tiara.  Alis Yusuf terangkat sedikit. “Ke mana? Buat apa?” “Baliklah, Suf. Udah terlalu lama Mama di sini. Udah seharusnya Mama pulang ke Amerika, ada bisnis yang harus Mama kerjakan lagi. Kamu kan nggak bisa ikut juga.” “Hm. Aku harus menjaga Bella sama Deniz sekarang, seenggaknya Mama tunggu sampe aku nikah bulan depan.” “Iya ... pasti.” Tiara duduk di bangku taman, keduanya kompak terdiam selama beberapa detik. Tiara membasahi bibir sendiri, menutupi rasa gugup yang menyerangnya. “Yusuf ... untuk semua yang terjadi, Mama betul-betul minta maaf, ya. Mama akui, Mama memang bersalah.” 
Read more

SAHABAT

Hari yang telah lama ditunggu-tunggu Bella dan Yusuf akhirnya tiba juga, hari pernikahan mereka. Sebelumnya hari bahagia ini tak pernah mereka kira akan tiba, terutama bagi Bella. Semua masih terasa bagai mimpi baginya. Menikah dengan Yusuf? Terdengar seperti lelucon tidak lucu, tapi kali ini sungguh bukan lelucon.  Jauh-jauh hari segala persiapan telah dipastikan Yusuf tidak ada kesalahan. Mulai dari gedung pernikahan, dekorasi, tema, sampai siapa-siapa saja yang diundang, dia tak mau ada kesalahan sedikit pun. Semua harus sempurna.  Tema yang dipilih oleh Yusuf adalah putih, white wedding, sebab putih adalah simbol kesucian, bersih, sebagai permulaan yang baru baginya dengan Bella. Di matanya, Bella bukanlah bekas istri orang lain, pun di mata Bella, Yusuf bukanlah seorang duda dari Leila. Bagi mereka, ini adalah pernikahan pertama untuk mereka masing-masing.  Jantung Bella rasanya mau copot, sejak semal
Read more

CAPPADOCIA

Enam bulan setelah menikah, Bella dan Yusuf memutuskan untuk melaksanakan bulan madu mereka yang tertunda, yaitu pergi ke Kapadokia, Turki.  Lantaran Deniz masih berumur sekitar 7 bulan, dia tak dibolehkan Yusuf untuk ikut. Dan karena itu pula mereka hanya akan pergi selama satu minggu. Deniz sementara akan dirawat dan dijaga oleh seorang perawat yang khusus diminta datang ke rumah.  Berat betul hati Bella untuk meninggalkan Deniz selama satu minggu, meskipun ASI bahkan telah dia siapkan selama satu minggu ke depan, namun rasanya tetap berat untuk meninggalkan Deniz yang masih bayi.  “Apa kita tunda aja lagi Mas sampe dua tahun? Tiga tahun?” tanya Bella pada malam sebelum berangkat. Yusuf yang sedang menyiapkan pakaian ke dalam koper mengerling sebal. “Nggak sekalian tunda sepuluh tahun? Kamu tenang aja, Deniz di tangan yang tepat, kok. Anggap aja kamu ibu pekerja yan
Read more

LAKI-LAKI SINTING

Usai berjalan-jalan bersama dan menikmati keindahan kota Kapadokia, Ririn mengajak Yusuf dan Bella untuk mengunjungi kedai kopi yang dia kelola sendiri. Kedai kopi itu juga masih berada di sekitar kota Kapadokia, orang-orang bisa menikmati segelas kopi di teras sambil memandang jalan-jalan dan kota yang indah.  “Ya beginilah kerjaan aku sekarang, Suf. Aku udah nggak mau kerja kantoran lagi, menurut aku lebih enak buka usaha begini,” ujar Ririn sambil meletakkan nampan berisi tiga gelas kopi espresso. “Malik juga kemarin datang ke sini buat minum kopi. Dia juga kayaknya lagi betah di sini.” Bella langsung mengerling menatap Yusuf seolah ada teror di depan matanya. “Malik? Buat apa dia di sini?” Spontan Bella bertanya. “Kenapa emangnya?” Ririn balik bertanya. “Malik juga kan separuh orang Turki, sama kayak Yusuf. Dia juga udah sering kayaknya bolak-balik ke sini.&r
Read more

PENUSUKAN

“Kamu yang psikopat! Kamu yang nggak sadar diri kamu siapa!” teriak Bella sambil berusaha mendorong Malik agar menjauh darinya. Dengan senyum miring yang tampak mengerikan, Malik menarik Bella agar lebih dekat dengannya. “Aku dengar kamu melahirkan anak laki-laki, sayang banget ya, Bella ... seharusnya bayi itu perempuan ...” Mata Bella terbelalak mendengarnya, seolah dia tahu yang akan dikatakan Malik selanjutnya.  “Kamu tau kenapa? Supaya aku bisa menyentuh dia juga suatu saat nanti. Hi hi~” “Nggak punya otak! Padahal kamu sendiri yang sekarang udah punya anak perempuan! Sadar kamu!” “Aku enggak anggap anak itu adalah anak aku, sayang sekali, Bella ...” Tawa Malik terdengar begitu menggelikan sekaligus mencekam. Bella yang sudah naik pitam berniat melayangkan satu pukulan di rahang Malik, tapi
Read more
PREV
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status