Home / Urban / Ann The Innocent / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of Ann The Innocent : Chapter 91 - Chapter 100

112 Chapters

Part 91

Adrian memberanikan diri berjalan ke arah rumah Reina sambil membawa kemeja cadangan yang tergantung rapi di belakang mobilnya. Kemudian, pandangan Adrian pada bangunan sederhana dan nampak terbuat dari kayu dengan penataan pekarangan yang rapi. Nampak di dalamnya ada sepasang kursi rustic dengan meja terbuat dari besi tempa, juga berbagai macam tanaman bunga dan apotik hidup menandakan penghuni rumah adalah seorang yang rajin. Belum selesai memperhatikan pekarangan, mata Adrian pada sosok gadis yang sudah berdiri di depannya, gadis itu mengenakan gaun semata kaki berwarna pink muda dengan rambut disanggul modern, tersemat di depannya aksesoris berupa mawar kecil yang menghias sekeliling rambutnya. "Kalau mau membersihkan diri di sini, kenapa tidak bilang?" ucapnya sambil membuka pintu pagar pekarangan. Adrian terbuyarkan dengan ucapan gadis itu, dan dia baru mengenalinya karena dia adalah Reina, "Rei, kamu sangat cantik!" pujinya sambil meraih
last updateLast Updated : 2022-03-04
Read more

Part 92

Sylvie pun akhirnya datang menemui Ann, Jeanne dan Juan yang sedang mendekorasi di kios tempat usaha pengetikan. "Jadi, betul Rania pindah kamar?" tanya Ann menyambut kedatangan Sylvie. Sylvie menjawab, "Iya, dia pulang dari sekolah langsung membereskan barang-barangnya. Sedangkan Bu Tessa langsung menginvestigasiku!" "Lalu?" sela Jeanne. "Aku jawab jujur! Daripada berbelit-belit!" singkat Sylvie. Juan menegaskan pandangannya pada Sylvie, seolah minta penjelasan. "Iya, karena suka sama Pak guru Juan, tapi Pak gurunya suka sama Ann, dan Rania marah!" jujur Rania. Membuat semuanya melongo dan akhirnya menertawakannya. Juan menggelengkan-gelengkan kepalanya. "Jadi, kalian itu menganggap aku guru?" lirihnya bangga."Tentunya, pangeran!" celetuk Jeanne sambil tertawa kecil. Mereka pun akhirnya menuntaskan pekerjaan hingga hampir larut malam dan ditutup dengan menikmati makan mal
last updateLast Updated : 2022-03-05
Read more

Part 93

Pukul 06: 30, Ann berusaha membuka matanya dan mencoba mengusir rasa kantuknya dengan paksa agar tidak kebablasan. Sedangkan tangannya meraba-raba sebelahnya, begitu menoleh Ann terperanjat serta langsung memeriksa dirinya. "Huh, Juan! Kamu ini keterlaluan!" ketusnya sambil bergegas bangun. Karena dia mengetahui kalau dirinya tidur bersebelahan dengan Juan.  Kemudian Ann pun meraih handphone lalu memeriksanya, seketika dia pun terperanjat ketika ada notifikasi dari internet banking miliknya.  "Juan! Ju...." Teriakan Ann terputus ketika nomor handphonenya mendapat pemberitahuan kalau sedang terpantau spyware dari salah satu nama anggota yang diketahui milik negara ini. Juan yang sudah terbangun juga memperhatikannya itu, dia pun langsung berdiri dan mengambil handphone Ann. "Jangan khawatir, mereka hanya ingin memantau semua aktivitasmu. Karena mereka takut kamu akan menyalahgunakan pengetahuanmu akan pekerjaannya pada orang lain yang tidak bertanggu
last updateLast Updated : 2022-03-05
Read more

Part 94

Ann bergegas masuk ke dalam. "Ayah...." Teriak Ann sambil menghampiri Ronald yang sudah ada di sini. "Ayah kapan ke sini? Dan kenapa tidak berkabar dulu?" ucap Ann dan langsung memeluk dan disambut oleh Ronald.  "Ayah tadinya mau memberikan kejutan, eh Ann malah lagi menginap di rumah Juan!" ungkap Ronald agak kecewa dan menyangka kalau anak angkatnya ini telah berbuat macam-macam. Ann langsung menoleh ke arah kedua temannya, karena pastinya merekalah yang memberitahunya. Sedangkan Sylvie dan Jeanne segera memalingkan wajahnya. Menyadari telah dengan jujur memberitahukannya. Ann menatap wajah Ronald dengan tatapan penuh arti, seolah bertanya akan apa yang telah dipikirkannya. "Juan, sini!" panggilnya pada Juan yang berdiri di tengah-tengah pengunjung.  Juan berjalan ke arah Ann, Ann menarik tangan Juan. "Ayah, ini Juan. Juan, ini Pak Ronald, ayah angkatku!" ucap Ann memperkenalkan. Tiba-tiba Ronald berbicara, "Kalian tidak ...." Ucap
last updateLast Updated : 2022-03-06
Read more

Part 95

Semua memimpikan mempunyai keluarga harmonis. Mencintai tanpa syarat, apalagi mendapatkan sosok panutan ayah yang bijaksana dan penyayang. Hingga tertulisnya curah-curahan dari kejadian juga perlakuan Ronald padanya. Penyebabnya karena Ann mendapatkan segala kebaikan dari Ronald.  Buliran air mata menetes dia pipi Ann begitu sadar kalau ayah angkatnya ini sangat mencintainya dan bahkan lebih dari ayah kandungnya. Juan mengambilnya,"Buat aku ya, Ayah!" ucapnya sambil melirik pada Ronald. Ronald terenyuh begitu mendengar Juan memanggilnya dengan sebutan ayah. Dia merasa dihormati olehnya dan membuatnya bahagia. Sedangkan Juan tidak berkedip pada wajah Ann yang tersendu pada tulisan sendiri. "Kamu mau siap-siap untuk pergi nggak besok?" ucap Juan sambil memberikan tissue.  "Kamu jadi kan mau ikut ke Selandia Baru?" tanya sambil senggukan.  "Iya, ada yang harus aku beritahukan padamu di sana! Tadinya memang aku akan mengajak
last updateLast Updated : 2022-03-06
Read more

Part 96

Di dalam mobil mewah, Ann celingukan karena tidak menampaki keberadaan Juan, kemudian dia pun berinisiatif untuk menelponnya. Saat bersamaan tiba-tiba pesan masuk berderet dari beberapa orang yang tidak dikenalnya. Sementara pengawal memperhatikan gelagat kebingunan Ann ini di depan kamera di depannya akan tetapi tidak berbicara sepatah kata pun.'Kemana Juan?' pikirnya dan masih membaca beberapa pesan menyangkut perkodean.Setelah perjalanan menempuh tiga puluh menit,mobil berhenti di dalam basement. Kemudian pengawal pun membukakan pintu mobil dan mempersilahkan Ann turun. "Pak, kita di mana? Bukannya kita harus ke airport?" tanya Ann kebingungan sambil memperhatikan sekitar basement yang sunyi senyap."Ayo Miss, ikut kami!" tiba-tiba dua pengawal menghampiri, lalu menuntun Ann masuk ke dalam lift. Di dalam lift perasaan gadis belia ini tidak karuan, karena suasana dan pengawal sangat menakutkan untuk dirinya.Lift masih berjalan dan sekarang sudah bera
last updateLast Updated : 2022-03-07
Read more

Part 97

Tidak percaya akan penuturan Bapak Tua ini, Ann menoleh pada Juan. "Aku tidak sedang bermimpi 'kan?" tanyanya. Juan membalas dengan senyuman sambil menggenggam jemarinya. "Ini kamarmu," bertitahunya sambil membuka kamar.  Mata Ann terbelalak melihat isi kamar yang luas ini. Di dalamnya berbagai boneka lucu, ranjang besi cantik dengan seprei warna putih bersih membungkus spring bed. Di dekat jendela terdapat rak buku dan di sana sudah tertata beragam buku-buku dari buku tentang self motivation hingga berbagai ilmu literasi lainnya.  "Selamat menyegarkan badan, setelah setengah jam aku tunggu di ruang makan!" ujar Juan sambil menutup pintu.  "Juan!" Teriak Ann sambil ke luar dari kamar. Namun dia melihat Juan nampak sibuk dengan para pegawai juga pengawal di depan rumah. Dia pun enggan mengganggunya, kemudian kembali masuk ke dalam kamar. Sejenak Ann mengistirahatkan tubuhnya di atas tempat tidur, dengan pandangan melayang jauh k
last updateLast Updated : 2022-03-08
Read more

Part 98

Di tengah asiknya membuat sarapan, pandangan Ann mengarah ke handphone yang berdering di atas meja besar di tengah-tengah dapur. "Si Bapak ini pelupa. Naruh handphone pun dimana saja!" celetuk Pelayan sambil mengambilnya. Akan tetapi tangan Ann dengan sigap meraihnya. "Biar aku yang memberikan pada si Bapak!" ujar Ann sambil meninggalkan dapur.Baru saja kaki Ann hendak berbelok ke arah lorong dekat halaman samping, Bapak Tua itu sudah ada di hadapannya. "Maaf, Non. Itu handphone Bapak." Lirihnya sambil menunjuk pada handphone yang dipegang Ann. "Nama Bapak siapa?" tanya Ann agak kasar. "Panggil Bapak saja, apalah arti sebuah nama." Jawabnya sambil menundukan kepalanya. Ann hendak berkata kembali, akan tetapi Pelayan menghampirinya, "Nona, Tuan Juan sudah menunggu di ruang makan untuk sarapan."  Mata Ann sejenak menoleh pada Bapak Tua, lalu bergegas mengikuti Pelayan. "Bi, nama Bibi siapa?" tanya Ann dingin. "Oh
last updateLast Updated : 2022-03-08
Read more

Part 99

Mobil berhenti di depan halaman rumah milik Ann. Di depan teras Juan sudah berdiri dengan mata menyorot tajam ke arah gadis belia yang sedang berjalan ke arahnya. "Selamat sore, Tuan Juan. Kenapa di sini tidak hujan, ya?" ucap Ann agak manja dan cengengesan. Juan mengernyit dengan memasang muka kecut.  "Emang kamu dari mana?" tanyanya. "Aku dari rumah ibu!" jawab Ann datar, sementara matanya pada Bapak Tua yang sedang berdiri di samping teras. "Cepat ganti pakaianmu! Aku mau mengajakmu ke rumah kakek!" titah Juan. Sedikit malas Ann pun bergegas mengikuti perintah dari Juan, lalu masuk ke dalam kamarnya untuk menyegarkan badan dan berganti pakaian. "Sudah siap!" ucap Ann datar sambil berdiri di depan kamar Juan. ***Carine sudah tamat riwayat jabatannya dengan tidak terhormat. Wajahnya jatuh menunduk ke bawah begitu rekan-rekannya mencibir dan mencaci makinya. Tangannya penuh karena memangku
last updateLast Updated : 2022-03-09
Read more

Part 100

Carine masih berusaha menelpon Raymond, akan tetapi handphonenya sudah tidak aktif. "Kamu ke mana sih, Ray?" ucap Carine berbicara sendiri ketika dirinya sudah ada di dalam mobil. Rumah sudah lenyap, apartemen, Mini Cooper serta cinta pun Carine tidak mendapatkannya. Sakit hati, kecewa menyelimuti dirinya sekarang. Tangannya terus memainkan stirnya, tempat pembalikannya adalah rumah kedua orang tuanya. Sabela dan Alejandro akan mendekap Carine kendati keadaannya sangat memalukan. Mobil dihentikan di depan pekarangan kedua orang tuanya. Lalu, ke luar dari mobil. Betul saja Sabela sudah menyambutnya dengan tangan terurai. "Bu, maafkan Carine. Carine memang bejat!" ucapnya sambil memeluk erat tubuh ibunya. Alejandro pun menghampirinya dan ikut menyambut putrinya yang sudah siap memeluknya. "Ayah, maafkan Carine." Ya, setidaknya Carine memilik orang tua yang selalu siap menerima. Kendati Leon dengan sinis mencibirnya, "Untung Kakak masih punya orang tua, terlebih lagi orang tua kita
last updateLast Updated : 2022-03-09
Read more
PREV
1
...
789101112
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status