Home / Romansa / Wanita Kesayangan Tuan Duda / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Wanita Kesayangan Tuan Duda: Chapter 21 - Chapter 30

33 Chapters

Naik Ke Ranjangmu

Lucia menghela nafas kasar, kapasitas hatinya sudah nyaris penuh sesak mendengar keluh kesah menantunya. “Huft, Apa kamu tidak punya kerjaan lain? Kenapa sejak tadi ceritamu hanya berkutat tentang putraku? Kamu tak sadar sedang menjelekkan putraku, huh? Dia itu keturunan keluarga terhormat, mana mungkin sembarangan bertindak yang berpotensi mencoreng nama baik keluarga.”“Ibu kalau tidak percaya, ikut denganku sekarang. kita buktikan sama-sama kalau wanita yang aku maksud itu ada di sana.” Alice malah merasa senang dengan sikap Lucia sekarang, semakin wanita tua itu marah dan tidak terima, semakin besar potensi Alice memenangkan hati ibu mertuanya.“Tidak untuk hari ini, kamu tidak sadar sudah mengganggu kebahagiaanku? Kamu ngotot minta ketemu di waktu bunga-bungaku bermekaran. Aku pikir ada hal mendesak, ternyata hanya mengajakku menggosip tentang putraku sendiri.” Usai memberi jawaban telak, Lucia melangkah pergi meninggalkan Alice
Read more

Mencuri Ciuman

“Kamu ... Apa yang kamu lakukan di kamarku?” Selena Tan refleks mendorong tubuh Nicole hingga pria itu terjungkal dan jatuh ke lantai lantaran tidak siap dengan serangan mendadak itu. Selena Tan memeriksa dirinya dan merasa bersyukur karena masih berpakaian utuh. Ia mengusap bibirnya dengan kasar, berupaya menghilangkan jejak ciuman sepihak dari pria mesum itu.Nicole berusaha bangkit walaupun harus menanggung rasa nyeri karena insiden tak terduga itu. Ia menggosok pinggangnya yang lebih dulu membentur lantai seraya berdiri dan menatap kesal ke arah wanita tak berperasaan itu. “Ya tentu saja mau berbagi kehangatan denganmu. Kamu tidak begitu pulas, membuatku merasa terpanggil untuk mendekapmu. Tapi lihat apa yang kamu lakukan! Aku rasa pinggangku perlu di ronsen sekarang, Kamu mungkin sudah membuatku patah tulang.”Selena Tan mengendus kesal, bukannya merasa prihatin namun ia malah semakin jengkel kepada pria yang see
Read more

Pria Mesum Itu Mencuri Ciumanku

 Sekuat tenaga yang ia miliki, Selena Tan mendorong tubuh Nicole Saputra menjauh darinya. Lagi-lagi ia kecolongan sehingga memberi peluang besar bagi pria mesum itu untuk mengambil kesempatan darinya. Bibir Selena Tan terasa basah, pria itu tidak sekedar mengecupnya namun memagut bibirnya. Selena Tan mengusap kasar bibirnya, merasa sangat risih karena seluruh tubuhnya sudah ditandai oleh pria itu. “Kamu nggak pernah diajarin sopan santun menghargai wanita, huh? Kamu pikir aku ini mainan yang bisa kamu permainkan seenaknya?”Nicole Saputra ikut mengelap bibirnya, namun yang ia lakukan begitu lembut, berbeda dengan cara Selena Tan yang berpotensi membuat bibir sariawan. Ia tersenyum lebar kepada wanita cantik itu kemudian berseru, “Kamu sendiri yang punya pikiran seburuk itu tentang aku. Padahal yang aku lakukan ini masih dalam taraf wajar. Apa salahnya meminta jatah kepada istri sendiri?” Goda Nicole Saputra yang begitu girang, meski ia tah
Read more

Sejak Kapan Kamu Jadi Suamiku?

“Lho? Bukankah itu nona Selena? Kenapa dia berlari keluar selarut ini?” Pak Fei merasa ada yang tidak beres dengan wanita yang sudah ditandai tuannya itu sehingga ia memutuskan membuntuti wanita itu hingga sampai di gerbang rumah. “Jangan bukakan gerbang, nona itu tidak boleh sampai kabur.”Teriakan pak Fei sontak mengejutkan Selena Tan yang sudah bersemangat meraih kebebasannya. Di luar perhitungan pengawal tua itu muncul memperlambat proses kaburnya. Mau tidak mau ia harus menghadapi tangan kanan bos Saputra itu. “Aku tidak kabur, tapi sudah diijinkan pergi oleh tuanmu. Kalau tidak percaya, tanya saja padanya.”Satu alis pak Fei terangkat, merasa aneh saja jika benar yang dikatakan oleh wanita itu. Ia bahkan secara tidak langsung menuruti permintaan Selena Tan dengan meraih ponselnya dan menghubungi tuan mudanya.“Tuan, maaf mengganggu anda. Saya menemukan nona Selena di depan gerbang, apa benar anda....” Belum s
Read more

Peras Dia Habis-Habisan

“Hei, malah melamun sih? Itu suamimu telpon tuh. Kenapa nggak direspon? Apa aku saja yang wakilin terima panggilannya?” Belum juga mendapatkan persetujuan dari Selena Tan, Weni sudah lebih agresif menyerobot ponsel yang berdering itu dari tangan pemiliknya. Ketika satu-satunya benda berharga yang Selena Tan miliki itu berpindah, barulah ia terkesiap dan refleks berusaha merebut kembali sebelum Weni bertindak nekat.“Hoi, jangan sembarangan! Balikin ponselku! Selena Tan berusaha menggapai ponselnya namun Weni lebih gesit menghindar bahkan rela berdiri demi kenyamanannya menguasai alat komunikasi itu. Ia tidak menghiraukan kepanikan Selena Tan, apalagi menuruti permintaan sahabatnya itu untuk mengembalikan ponsel itu. Yang ada ia sudah menekan tombol hijau dan menerima panggilan itu dengan antusias.“Halo, ini siapa?” Tanya Weni yang bersemangat ingin mendengar suara dari seberang.“Seharusnya aku yang bertanya, ini siapa? Menga
Read more

Haruskah Aku Bangga Menjadi Wanitamu?

“Pe-peras dia?” Selena Tan menelan salivanya saking gugup, ia bahkan terbata-bata lantaran merasa ide yang dilontarkan Weni terlalu ekstrim. Berbanding terbalik dengan dirinya, Weni justru mengangguk bahkan tersenyum lebar saking yakin dengan ide terbaik itu.“Yup! Tidakkah kamu merasa sedang dihampiri dewi keberuntungan? Tiba-tiba bisa mengenal seorang pengusaha tersukses di negara ini, oh dia bahkan mengklaim kamu sebagai istrinya. Tahukah kamu bahwa itu adalah mimpi dari sekian banyak wanita di muka bumi ini? Terutama kaum jelata seperti kita, yang waktu tidurnya selalu kurang dan bekerja mati-matian demi sesuap nasi. Kamu mendadak dicintai sebuta itu oleh pria kaya raya, malah sok jual malah menolaknya. Harusnya kamu tuh lebih cerdas, gunakan kesempatan langka ini untuk memperkaya diri.” Jelas Weni yang tampak begitu menggebu, ambisinya membuat wajahnya berbinar girang. Ia tak pernah seantusias seperti saat ini dan berharap Selena Tan dapat satu fr
Read more

Tertipu Sahabat

 Weni lebih dulu mendapatkan kesadarannya setelah merasakan tidur yang sangat berkualitas padahal hanya beberapa jam saja ia mengistirahatkan dirinya. Semua itu berkat impiannya menjadi orang kaya secara instan yang sebentar lagi akan terwujud lewat sahabatnya, Selena Tan. Membayangkan hidup dengan jumlah uang yang fantastis itu saja sudah membuat senyum lebarnya terpajang, ia sudah tak bersabar hendak memulai hari. Diliriknya Selena Tan yang masih tertidur pulas kemudian meraih ponselnya perlahan demi menghubungi seseorang.“Pesan terkirim. Huft... Tinggal menunggu instruksi selanjutnya.” Ujar Weni bicara sendiri, tidak peduli ada Selena Tan yang tertidur di sebelahnya. Ia yakin wanita itu tidak akan menyadari apapun selagi tidurnya senyenyak itu. Sebuah pesan singkat yang ditunggu akhirnya masuk, sungguh sangat singkat dan jelas membuat semangat Weni berkobar. Ia manggut-manggut memahami perintah menggiurkan itu. “Baiklah, mari beraksi!”
Read more

Kamu Istri Sahku!

Sepanjang perjalanan yang terasa sangat sunyi itu tidak membuat Selena Tan merasa curiga. Sebaliknya ia malah agak lega lantaran akan mengungsi di tempat yang aman. Ia tidak fokus pada perjalanannya, malah sibuk melamun dengan pikiran yang tidak menentu. Ketika ia melewati sebuah bangunan yang agak familiar, air muka Selena Tan mengerut seketika, menyusul feelingnya yang tidak enak lantaran merasa dejavu dengan lingkungan sekitar.“Pak, kita ke mana sebenarnya? Temanku itu meminta anda mengantarku ke mana?” Selidik Selena Tan yang kini malah meragu, padahal sebelumnya ia sudah sangat tenang dan yakin bahwa Weni telah menjadi penolongnya.“Sebentar lagi anda akan tahu, nona.” Hanya itu yang dikatakan oleh supir, sungguh tidak melegakan batin si penanya. Ia memang sudah diperintah untuk sedikit bicara, bahkan tidak diperkenankan untuk berinteraksi lebih kepada penumpang agar tidak menimbulkan kecurigaan. Sayangnya misi yang semula mulus itu tidak
Read more

Tuan Licik Versus Nyonya Bawel

“Sah? Istri sah dari mana? Jelas-jelas kamu saja masih terikat pernikahan dengan wanita lain. Seenaknya saja menggertak orang tanpa dasar.” Gerutu Selena Tan yang tidak mau kalah debat, terlebih ia tahu bahwa Nicole Saputra hanya ingin menggertaknya saja.Bos muda itu mendengus, meski terlihat agak kesal tetapi beberapa detik kemudian senyum liciknya mengembang. “Kamu perlu bukti? Baiklah kalau hanya itu yang bisa membungkammu. Pak Fei, berikan surat itu kepadanya!”Pengawal yang sedari tadi hanya jadi penonton itu kebagian perannya juga. Pak Fei mendekat dengan membawakan secarik kertas yang disebut surat itu kepada Selena Tan. Tanpa menunggu lama, kertas itu sudah berpindah tangan kepada wanita yang terlihat sangat penasaran itu. Pak Fei menyadari reaksi Selena Tan dari mimiknya yang tampak bingung. “Itu adalah surat pernikahan anda dengan tuan Saputra yang sudah disahkan. Secara hukum ini sudah termasuk legalitas, nona. Selamat kepada a
Read more

Siapa Yang Menyakiti Siapa?

“Selamat datang kembali nyonya muda.” Mbok Mina yang memimpin penyambutan datangnya Selena Tan bersama rombongan pelayan lainnya, termasuk Helen. Mereka tidak tahu apa yang terjadi di malam sebelumnya, sampai ketika waktu sarapan tiba dan tidak mendapatkan nyonya muda itu ikut menyantap bersama tuan rumah. Barulah Nicole Saputra mengatakan yang sebenarnya sekaligus mengomando para pelayan itu agar tetap mengikuti instruksinya.Selena Tan hanya bisa menarik seulas senyuman tipis dan terpaksa, niat hatinya yang tidak ingin menginjakkan kaki di rumah mewah ini pun hanya tinggal angan. Belum juga dua puluh empat jam terbebas dari tampang menyebalkan bos muda yang sedari tadi cengar cengir itu, ia sudah harus menahan kesal sekaligus mual setiap kali melihat senyum kemenangan Nicole Saputra yang yang tampang sengaja seperti mengejeknya.“Te-terima kasih.” Jawab Selena Tan kikuk, susah untuk memposisikan dirinya sekarang ketika berhadapan dengan orang-
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status