“Ada orang yang aku curigai.”Wina dan Rizal kompak menoleh ke arah Dirga. Menatap pria bermata coklat itu dengan penasaran. Pemilik caffe itu mendekat, “siapa?”Gadis mungil itu juga semakin merapatkan tubuhnya pada laki-laki yang sedari tadi sibuk menyuapkan jajan dan minuman padanya. Sebelum menjawab, laki-laki itu menyuapkan lagi roti sobek isi selai blueberry.“Aldo,” jawab Dirga singkat.Wina terjingkat, “wah, wah, wah. I know, i know. Tuh orang emang dendam kesumat sama aku, Om!” Seru gadis itu lantang, seolah menguatkan asumsi Dirga. Sampai-sampai roti yang sedang dikunyahnya muncrat kemana-mana. Tentu Dirga langsung sigap mengambilkan tisue dan membersihkan sekitar mulut Wina yang cukup belepotan.Wina sih nurut saja.Namun berbeda dengan Rizal, pria itu masih belum mengerti. “Memangnya apa alasan dia harus mencelakai kamu?”“Waktu aku jadi ART Om Dirga, dia tuh pernah mau ngelecehin aku. Terus selalu ngancem-ngancem—” perkataan Wina yang berapi-api langsung dipotong oleh Dir
Terakhir Diperbarui : 2023-01-22 Baca selengkapnya