Semua Bab Mendadak Kaya Raya: Bab 451 - Bab 460

Melihat situasi ini Putri mendorong Soraya Lindsay ke samping, sekalian meraih bantal empuk yang ada di sofa, sekuat tenaga melempar ke arah Chicko Clinton. Terdengar suara, bantal terlempar ke kepala Chicko Clinton. "Sialan!" Chicko Clinton berteriak keras, "Brengsek, kamu berani melempariku!" Putri memegang bantal empuk lainnya untuk menghadang di depannya, "Dasar kamu bajingan tua! Jika kamu berani melakukannya, aku akan memukulmu hingga mati!" Tentu saja, ucapan Putri membuat Chicko Clinton tidak merasa terancam sedikit pun, "Hahaha … memukulku hingga mati? Kamu sedang bercanda?" Soraya Lindsay didorong agar pergi oleh Putri, ia terjatuh duduk ke sisi lain sofa. Terdapat jarak yang agak jauh dengan Chicko Clinton, tapi melihat perlakuan Chicko Clinton, Soraya Lindsay sevara alami ingin melindungi Putri. Chicko Clinton melihat ke arah Soraya Lindsay, ia tertawa terbahak, "Coba kamu pilih, aku lebih dulu melakukannya padamu? Atau dia yang duluan?"

Chicko Clinton, Direktur Bank Clinton, setelah tertidur di dalam kamar sauna, dia mati karena kekurangan oksigen. Begitu berita ini keluar, semua direktur perusahaan di Kota Ryuu terkejut. Tidak perlu banyak bicara mengenai identitas Chicko Clinton, begitu dia mati, itu berarti Bank Clinton juga akan terpengaruh. Sebelumnya, Direktur Utama Grup Hour meminta perusahaan-perusahaan tersebut segera menarik dana mereka. Ada yang mengiyakan di mulut, tapi tetap menjaga sikap menunggu dan melihat, tidak ikut menarik dananya. Kali ini, Chicko Clinton sudah mati, dana mereka pasti akan terpengaruh. Yang paling kaget adalah Albert Clinton. Albert Clinton marah karena Chicko Clinton tidak menangani masalahnya dengan baik. Dan mereka adalah saudara kandung. Masalah kali ini, seharusnya ia bisa menyelesaikannya dengan mudah. Tapi ia tidak menyangka Chicko Clinton malah meninggal. Saat tahu berita ini Albert Clinton bahkan tidak berani mempercayainya, hingga dia melihat jasad C

Dia melihat Sansan Carell dengan penuh makna mendalam, "Sansan, ada yang melaporkanmu melakukan pembunuhan berencana, dilihat dari rekaman cctv, kamu adalah orang yang paling dicurigai. Jadi, mohon kamu bekerja sama dengan kami, ikut kami pergi untuk melakukan penyelidikan." Nurul Sapta segera menoleh melihat ke arah Sansan Carell, ia mencari-cari sedikit kejanggalan. Namun, Sansan Carell sangat tenang berdiri, "Benar, seharusnya aku membantu dalam penyelidikan." Suasana hati Wardani kacau sekali, tapi tetap meminta anggota polisi membawa pergi Sansan Carell. Nurul Sapta dan Linda Gumelar keduanya berdiri di dalam ruang kantor, mereka memiliki pemikiran yang berbeda. Linda Gumelar sedang berpikir, Sansan Carell langsung dibawa pergi seperti ini, jika sampai diketahui oleh para petinggi di Grup Hour, orang-orang pasti panik. Grup Hour saat ini sedang sedikit kacau, sekarang menghadapi situasi seperti ini, ia harus bagaimana? Dan yang dipikirkan Nurul S

Soraya Lindsay yang dalam seluruh proses perusahaan tidak tahu apa-apa, langsung bergegas pergi ke Grup Hour. Namun, pada saat ini, mobil Wardani datang, begitu keluar langsung bertanya pada mereka dengan cemas. "Apakah kalian sudah melihat Sansan Carell?" "Hah?" Beberapa orang tidak mengerti, "Bukankah dia berada di kantor polisi?" Melihat situasi ini Wardani langsung tahu mereka tidak melihat Sansan Carell, kemudian ia menghela nafas, "Sansan Carell melukai petugas polisi, ia kabur dari kantor polisi pada saat para penjaga istirahat." "Apa?" Ketiganya terkejut, seketika mereka khawatir sekali, pada saat bersamaan juga tidak mengerti, mengapa Sansan Carell melarikan diri dari penjara? Wardani tahu mereka khawatir, lalu mengalihkan topik pembicaraan, "Kalian mau pergi ke mana?" Linda Gumelar menjawab, "Pergi ke Grup Hour, ada beberapa hal yang harus ditangani." "Aku ikut kalian pergi ke sana, kemungkinan Sansan Carell sudah kembali ke perusahaan

"Tapi …" Masih ada orang yang ingin bertanya lebih jelas lagi. Fauzi Hole sudah melihat jelas situasinya, i segera berdiri, "Cukup!" "Ikuti apapun yang dikatakan Nyonya Direktur utama, mengapa kalian begitu berisik?" "Jangan-jangan kalian ingin Nyonya Direktur Utama melaporkan rencana perjalanan pribadi Direktur Utama kepada kalian? Sudah dikatakan bahwa Direktur Utama baik-baik saja, kalian lebih baik diam saja, jangan melakukan sesuatu yang aneh!" Fauzi Hole bicara banyak dengan marahnya, kemudian tersenyum ssambil berkata pada Soraya Lindsay, "Nyonya Direktur Utama, kami semua akan mengikuti perintahmu." Soraya Lindsay bisa merasakan bahwa Fauzi Hole berdiri di pihak mereka, jadi untuk pertama kalinya membalas tatapan Fauzi Hole dengan senyuman. Melihat ini Fauzi Hole berpikir Soraya Lindsay sangat puas dengan penampilannya, seketika ia langsung senang sekali. Lalu ia berkata pada semuanya, "Sudahlah, Nyonya Direktur Utama pasti masih harus