Beranda / Urban / Mendadak Kaya Raya / Bab 271 - Bab 280

Semua Bab Mendadak Kaya Raya: Bab 271 - Bab 280

778 Bab

Bab 270

     “Gila! Jangan-jangan orang itu mau menyuruhku membunuh orang? Atau menyelundupkan narkoba?”     Tidak heran jika Riswan Budiana berpikir seperti ini. Rumah seharga tiga atau empat milyR ini baru saja diberikan kepadanya. Tidak hanya itu, dia juga akan membayar biaya pengobatan dan menyewa pengasuh untuk merawat ibunya. Seperti yang bisa dibayangkan, hal yang akan dilakukannya pasti bukan hal biasa!     Dengan hati yang gugup, Riswan Budiana tinggal di rumah baru tersebut. Keesokan paginya, Riswan Budiana menelepon Sansan Carell, dia sudah memikirkannya sepanjang malam. Bahkan jika itu benar-benar pembunuhan, dia juga akan menerimanya, lagian kesempatan seperti ini tidak selalu ada.     “Aku akan menjemput ibuku nanti. Apa pun yang kamu minta, aku akan melakukannya. Tapi aku punya satu hal, kuharap kamu tidak memberi tahu ibuku, aku tidak ingin dia terpukul lagi.”&
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-02-28
Baca selengkapnya

Bab 271

     Nurul Sapta menghela nafas dan terlihat sangat kecewa, “Hmm, aku hanya ingin berterima kasih, tidak ada maksud lain ...”     Seorang wanita cantik menunjukkan tatapan kecewa membuat semua pria merasa tertekan. Tetapi Sansan Carell benar-benar memiliki hal serius yang harus dilakukan.     “Itu hanyalah hal biasa, kamu tidak perlu terlalu memperdulikannya,” kata Sansan Carell dengan tenang.     Nurul Sapta menghela nafas lagi setelah mendengar ini, “Sepertinya kamu membenciku.”     “Eh ...” Sansan Carell bingung, ia menatap Hyorin dan Matt Busby.     Namun, keduanya berpura-pura tidak tahu, dan hanya melihat ke arah pintu Bar dengan jeli.     “Nona, aku benar-benar ada hal yang harus dilakukan, bagaimana kalau lain kali?” Sansan Carell menunda sebisa mungkin.&nbs
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-02-28
Baca selengkapnya

Bab 272

     Namun, tidak lama setelah Sansan Carell berjalan ke tangga, dia mendengar teriakan. Di sudut tangga, Hyorin dan Matt Busby menghadang orang itu di sudut, orang itu membungkuk kesakitan. Sepertinya diantara mereka baru saja memukulnya.     Sansan Carell datang menghampiri mereka, tanpa menanyakan apa yang baru saja terjadi, dan langsung menuju topik, “Serahkan penawarnya.”     Pria itu sedikit mengangkat kepalanya, mulutnya berdarah, dan dia menyeringai, “Kau hanya akan bermimpi!”     Pada saat ini, Hyorin tiba-tiba mengingatkan, “Hati-hati ...”     Hanya saja sebelum selesai bicara, tangan pria yang menutupi perutnya tiba-tiba mengibas, dan bubuk-bubuk putih bertebaran. Matt Busby dan Hyorin masing-masing menarik lengan Sansan Carell dan mundur sambil menutupi mulut dan hidung mereka. Pria itu melihat mereka seperti belut, dia mendapatka
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-03-01
Baca selengkapnya

Bab 273

     Terdengar jeritan yang begitu keras, diikuti dengan suara belati di tangan orang itu terjatuh ke lantai. Sansan Carell mengambil kesempatan itu untuk menarik Nurul Sapta dan menariknya ke belakang. Kemudian Matt Busby melangkah maju dan menendangnya, dan pria itu menghantam dinding yang ada di belakangnya, lalu terjatuh ke lantai.     Sansan Carell dengan dingin berkata, “Serahkan penawarnya, aku akan segera melepaskanmu.”     Pria itu mendengus, “Apakah masuk akal jika uang yang sudah diterima lalu diserahkan ke orang lain?”     “Kalau begitu kami hanya bisa melakukannya dengan paksa.” Sansan Carell malas untuk mengatakannya lagi, dia bersiap untuk mendekatinya dan memeriksanya.     Pada saat ini, pria itu mengulangi triknya yaitu mengibaskan segenggam bubuk obat. Hyorin dan Matt Busby terlalu dekat, jadi ketika mereka bereaksi, mereka
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-03-01
Baca selengkapnya

Bab 274

     Sansan Carell sama seperti Hyorin dan Matt Busby. Meskipun tadi dia mundur dengan cepat, tapi dia masih menghirup bubuk obat itu sedikit. Jadi efek obatnya tertunda beberapa saat kemudian barulah bereaksi. Nurul Sapta memapah Sansan Carell, tanpa ekspresi barusan. Melainkan dengan tatapan aneh kepada Sansan Carell sepanjang waktu.     Setelah beberapa saat, Nurul Sapta berlutut dan dengan lembut menyentuh wajah Sansan Carell dengan tangannya, dan dengan lembut berkata, “Sansan Carell, orang macam apa kamu ini?”     “Orang lain mengira kamu sampah, tetapi kamu bukanlah sampah, untuk apa kamu menyembunyikan identitasmu?”     “Diajak wanita cantik tidur tapi malah menolaknya, benar-benar sangat menarik.”     Setelah melihatnya sebentar, Nurul Sapta mengeluarkan ponselnya.     “Bar Zipper, ruangan 112, sekarang.&
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-03-01
Baca selengkapnya

Bab 275

     Sansan Carell menyiapkan kamar tamu untuk Matt Busby, “Istirahatlah, saat kamu ingin pergi, kamu boleh pergi sendiri.”     Matt Busby dengan ragu-ragu berkata, “Sebenarnya kamu bisa membunuhku saat di ruangan Bar pribadi tadi.”     Mulut Sansan Carell sedikit bergerak-gerak, “Membunuh itu ilegal.”     Matt Busby mencibir, “Itu hanya untuk orang awam.”     Ya, di dunia ini, selama kamu punya uang dan kuasa, bahkan jika kamu membunuh, kamu masih bisa hidup tenang seperti biasa. Sansan Carell tidak membantah. Karena memang seperti itulah kenyataan di dalam dunia ini.     Matt Busby berkata lagi, “Aku pikir orang yang memiliki obat itu dipekerjakan oleh orang yang sama.”     Sansan Carell tertegun sejenak, “Maksudmu selain mempekerjakanmu, dia juga mempekerjakan oran
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-03-02
Baca selengkapnya

Bab 276

     Terlihat ada catatan yang tertinggal di atas meja.     “Pikirkan masalah itu dari sudut lain, jangan hanya fokus pada satu titik.”     Sudut lain? Sudut apa? Orang yang meresepkan obatnya? Atau orang yang mempekerjakan si pembunuh?     Tidak peduli, dia harus menemukan orang yang meresepkan obatnya terlebih dahulu. Setelah makan malam, Soraya Lindsay menerima satu panggilan.     “Sudan, ada apa?” Soraya Lindsay sedikit terkejut dengan panggilan telepon dari Sudan Romboter.     Keluarganya pindah ke vila di Langgang, dan rumah sebelumnya sudah kosong. Kebetulan ada sepasang pasutri yang ingin menyewa rumah mereka, wanita itu bermarga Romboter. Ia menyewakan rumah itu kepada mereka.     Suara Sudan Romboter kembali terdengar di telepon, “Soraya, apa yang terjadi dengan rumah ini? Apakah kamu tidak me
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-03-02
Baca selengkapnya

Bab 277

     Sudan Romboter tertegun, kemudian dengan ragu-ragu ia bertanya, “Kamu, siapa?”     “Ohh, aku adalah suami Soraya Lindsay.”     Sudan Romboter terkejut dan berkata, “Bukankah itu ...”     Kata sampah belum diucapkan, tapi Sansan Carell sudah mengerti maksudnya.     Sansan Carell tersenyum, “Tidak apa-apa, aku tahu, tapi jangan khawatir, apa yang aku katakan itu benar. Ada Soraya Lindsay, kamu masih takut aku akan berbohong padamu?”     Soraya Lindsay buru-buru mengangguk ketika dia mendengar ini, “Jangan khawatir, Sudan. Ia tidak akan berbohong padamu, dan dia sekarang bekerja di Grup Hour, dia akan menepati janjinya.”     Pada akhirnya Sudan Romboter mengangguk dan setuju. Setelah menyelesaikan masalah di sini, Soraya Lindsay dan Sansan Carell pergi ke Grup Lindsay. Ha
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-03-02
Baca selengkapnya

Bab 278

     Setelah melihatnya, Sansan Carell merasa itu sudah sangat mirip, dan dia mengangguk puas. Pelukis menyeka keringat dari keningnya, di depan direktur, melukis begitu lama merupakan pekerjaan yang menguras energi bagi orang yang berusia lima puluh tahunan.     Dan Linda Gumelar sudah sangat penasaran, "Untuk apa direktur menggambar orang ini? Terlihat sangat muda, apakah ada hubungannya dengan CEO Martin Luther? Apakah itu putranya? Apakah, anak haram?" gumamnya.     -----     Setelah mendapatkan gambarannya.     Sansan Carell mengundang Wardani untuk bertemu di kedai kopi.     Setelah Wardani tiba, Sansan Carell langsung memberikan hasil lukisan itu kepada Wardani, “Orang ini, bantu aku menemukannya.”     “Siapa ini?” Wardani mengangkat alis dan bertanya, “Apakah ini sebuah kejahatan?”
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-03-03
Baca selengkapnya

Bab 279

     “Sekarang tidak ada lagi yang bisa menyentuh Grup Lindsay, bahkan jika itu Grup Hour. Dia juga tidak memiliki keberanian! Terlebih lagi, pegawai kecil sepertimu, omong kosong apa yang kamu bicarakan?”     Sansan Carell mencibir, “Benarkah? Kalau begitu lihat saja nanti!”     Setelah berbicara, Sansan Carell langsung menutup telepon dan pergi ke rumah sakit dengan menggendong Soraya. Wans Lindsay melihat ke telepon dan mencibir, dia sama sekali tidak mempedulikan kata-kata Sansan Carell.     Setelah menenangkan Soraya, Sansan Carell dengan marah memberi tahu Fauzi Hole, “Hancurkan Industri Grup Lindsay.”     “Hah? Industri Grup Lindsay?“ Fauzi Hole terdiam sejenak, ”Direktur, awalnya Grup Lindsay juga menekan kita, dan kami sedang melawannya. Tapi industri lain juga bermasalah, takutnya kita tidak punya banyak kekuatan l
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-03-06
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2627282930
...
78
DMCA.com Protection Status