“Sudahlah, Masuga,” ujar Ibu Suri seraya mengusap bahu sang adik. “Dia pemuda yang baik, dan anak keturunan dari Sialang Babega, aku rasa, para dewa dan dewi di Suwarga pasti tidak akan membiarkan dia dalam kondisi ini lebih lama lagi.”Si Kuciang Ameh menghela napas dalam-dalam. “Aku juga berharap yang sama, Uni.”“Untuk sekarang,” kata si nujum. “Lebih baik biarkan dia beristirahat. Besok pagi, saya akan kembali lagi memeriksa kondisinya. Datuk Masuga, Bundo Kanduang, patik mohon diri.”Sang nujum kembali menundukkan kepalanya sebelum akhirnya berlalu dari kamar tersebut.Sekali lagi, si Kuciang Ameh dan Ibu Suri memandang pada Mantiko Sati yang terlelap hening seperti tidur dalam kedamaian, dan kemudian mereka pun keluar dari dalam ruangan itu.Setidaknya, ada dua Pengawal Istana yang berjaga di depan pintu masuk kamar tersebut. Keduanya sama menundukkan kepala begitu sang Ibu Suri dan
Last Updated : 2022-02-06 Read more