Mantiko Sati menelan ludah, ia menjadi serbasalah. Cakar sang wanita muda yang tertuju ke arah lehernya itu bukanlah sesuatu yang dapat dianggap main-main, dan bila ia memilih untuk memundurkan punggungnya, jelas itu akan bersentuhan dengan buah dada wanita itu sendiri.“U—Uni, kalau saya ada salah kata dan perbuatan kepada Uni, sungguh saya meminta maaf,” ujar sang pemuda, “tapi, bisakah Uni menjelaskan kepada saya duduk persoalannya?”Dan kemudian, wanita muda itu melepaskan cekalan cakarnya di leher Mantiko Sati, juga telapak tangannya yang panas itu dari punggung si pemuda.Barulah sang pemuda dapat bernapas dengan lega, ia berbalik, menelisik wajah cantik itu. Hanya saja, seperti sebelumnya, ia belum mengenali sama sekali sosok wanita muda tersebut.“Sungguh, Sati,” ujar sang wanita muda. “Aku sungguh kecewa padamu, padahal sebelumnya aku terlanjur memandang tinggi dirimu. Aku terlanjur berharap kau ada
Last Updated : 2022-01-23 Read more