Home / Romansa / DALAM DEKAP DERITA / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of DALAM DEKAP DERITA: Chapter 21 - Chapter 30

53 Chapters

#21

Usapan lembut dan penuh pemujaan di bibir Tatu membuat makian yang sempat terlontar teredam oleh perlakuan manis pria yang selalu menjadi lawan berdebatnya itu. Ya, semenjak berkenalan di kediaman sahabatnya Lara beberapa bulan lalu. Tak pernah ada kata akur dari dia dan Josh. Selalu ada hal yang membuat mereka berdebat, bagi sahabatnya dan orang-orang di sekitar mereka itu adalah hal lucu. Namun tidak untuk Tatu, perdebatan itu murni karena ia merasa sebal dengan semua tingkah konyol Josh. Tapi sekarang, alat yang biasanya melontarkan sanggahan-sanggahan dan ucapan tanda penolakan argumen dari masing-masing sedang bergelut menuntaskan rasa penasaran dan dahaga.  Ternyata usapan tadi hanya selingan semata, buktinya dua bibir itu masih saling melumat dan mencecap rasa manisnya. Benar kata orang, setan-setan memang gencar melakukan tu
last updateLast Updated : 2022-02-12
Read more

#22

       Tatu mengerjap, ingatan tentang awal mula hubungan layaknya suami istri berkedok sepasang kekasih antara dia dan Josh membuatnya merindukan ayah dari calon anaknya.        Tak dipungkiri, Josh selalu menjadi tempatnya berkeluh kesah tak hanya soal materi kuliah, materi berupa uang pun lelaki itu sangat royal. Dan jangan lupakan profesinya yang seorang pengacara, segala permasalahan yang ia hadapi. Josh selalu bisa memberikan solusi, tapi tidak untuk dirinya sendiri.       Lihat saja, sekarang ia menjadi luntang lantung karena keputusan pria itu. Niat hati ingin menjauh dan menenangkan diri. Tetap saja bayangan pria itu mengekori kemanapun ia bersembun
last updateLast Updated : 2022-02-14
Read more

#23

Tatu merasakan sesuatu yang tidak nyaman di antara kakinya. Rasa yang mengganggu, seperti akan meledak juga rasa panas. Sapuan kasar kadang lembut, membuat tidurnya terasa seperti melayang. “Huhhh.” Tatu mencoba menyingkirkan sesuatu di antara kakinya, tapi saat merasakan surai-surai di jarinya. Tatu tersentak lalu bangkit untuk duduk, tapi karena keterkejutannya membuat perutnya terasa tegang dan kaku. hingga ia merintih. “Auhhhh!” rintihan nyaring membuat Josh merangkak dengan panik. “Hunny, what happend? Ada yang sakit?” Josh mengusap pelipis hingga pipi kekasihnya. Lalu pandangannya tertuju pada tangan Tatu yang memegang perutnya, Josh mengusap lembut perut telanjang wanitanya. “Kamu ngapain di sini? Sejak kapan?” tanya Tatu dengan desisan menahan rasa tak nyaman di perutnya. “Sejak tengah malam tadi, aku mengkhawatirkanmu. Kamu memblokir nomorku hum?” tanya Josh menempelkan keningnya pada kening Tatu. “Apa yang kau lakukan tadi Josh?” ucap Tatu pelan menatap iris
last updateLast Updated : 2022-02-16
Read more

#24

“Apa yang menjadi masalahmu, Ania? Kau hanya ikut denganku ke negarku, kita tinggal bersama membesarkan anak kita. Its easy, right?” Josh merangkum wajah Tatu, mencoba meyakinkan kekasihnya. Ia hanya ingin hidup bersama agar bisa menjaga keduanya, bertanggung jawab seperti apa yang Tatu inginkan. Tapi tidak untuk pernikahan, hatinya belum pada tahap itu. Menghabiskan seumur hidup dengan orang yang sama belum menjadi target dan rencana dalam hidupnya. Tatu mencoba tetap waras, ia berpikir. Sebenarnya apa alsan Josh begitu kukuh tak ingin menikah. Selama tiga tahun kebersamaan mereka, tak pernah sekalipun ada pembahsan pribadi tentang laki-laki itu. Pria yang otaknya selalu di selangkangan jika sudah dekat dengannya. Dan pagutan lembut yang memabukkan kembali ia rasakan, dengan spontan ia memejamkan mata membalas setiap kuluman yang sebenarnya ia rindukan. Ah hormon sialan. Josh memang pintar mengobrak abrik hati dan jiwanya. Ia selalu kalah, tapi tidak kali ini. Tatu mendoron
last updateLast Updated : 2022-02-21
Read more

#25

Tatu mematut dirinya di depan cermin yang tertempel di lemari pakaiannya. Perutnya sudah terlihat membesar, celana kerjanya sudah tidak bisa ia kancingkan lagi. Gadis itu duduk di ranjang yang berantakan. Menghempaskan badan dengan kasar, ia tak peduli dengan kandungannya. Rasa ingin menyerah dan menggugurkan saja, tapi teringat pesan Pak Wawan dan Ibu Anita membuatnya dilema. Jemari lentik tatu meraih ponsel pintarnya, membuka aplikasi online shop untuk mencari celana kerja yang ban perutnya menggunakan karet. Namun matanya terpaku pada gurita melahirkan juga bengkung. Mengelus perutnya yang tak lagi terlihat rata, Tatu segera memasukkan beberapa item yang fungsinya sama. Josh bilang uang tidak masalah bukan? Tatu menggunakan uang di rekening kekasihnya itu untuk memborong alat untuk membuat perut wanita terlihat langsing lagi. Senyum terbit di bibir tipisnya, dia segera membuka lemari. Lalu mencari korset yang pernah Lara berikan. Ternyata alat yang sering ia gunakan untuk menahan
last updateLast Updated : 2022-02-22
Read more

#26

Lara berjalan gontai ke ruangan suaminya -Gary- yang berada di lantai dua. Ia hanya tersenyum samar pada rekan yang menyapanya. Jam kerja sudah dimulai, tapi kegelisahannya membuat Lara memaksakan diri untuk mengunjungi sang suami. Lara mengetuk pintu putih di hadapannya. Setelah mendengar sahutan untuk masuk, Lara dengan tak sabar memutar gagang monocrom dingin itu. “Sweetie? Ada apa?” Gary yang tadi sempat memasang muka suntuk dan penuh dengan tekanan, memasang mimik bahagia. Setidaknya, penyemangatnya ada di ruangan itu menemuinya. Gary berdiri dan menghampiri Lara, ia membantu menutup pintu dan mengunci. “Mas, sibuk ya? Aku mau cerita dikit. Tapi kalau Mas Gary sibuk terus lagi males dengerin, ntar malam aja deh. Peluk aja boleh?” Lara mengulurkan tangan dan memeluk tubuh tegap suaminya. Gary membalas pelukan Lara, mengelus rambut lurus dan lembut itu dengan sayang. “Aku senang kamu datang, kita bisa bicara sebentar. Pekerjaanmu banyak tidak hari ini?” tanya Gary mengurai peluk
last updateLast Updated : 2022-02-24
Read more

#27

Tatu hanya bisa menghela napas lelah, saat ia menginjakkan kaki di garasi rumah sahabatnya -Lara-. Josh sudah duduk nyaman di kursi santai di samping kolam renang memangku Sean dengan sebuah buku di tangannya. "Onty Tatu!" Sean berteriak kegirangan, lalu turun dari pangkuan Josh berlari ke arah Tatu yang masih berjalan pelan menuju bagian dalam rumah. “Gantengnya Onty!” Tatu menunduk menyambut anak pertama Lara lalu menggendongnya dan menciumi pipi putih yang memerah itu dengan gemas, membuat Sean tertawa cekikikan. Josh yang melihat merasa geram, kekasihnya itu sedang mengandung, tapi dengan santai menggendong Sean yang terlihat berat untuk Tatu. “Turunkan Sean, Ania!” Josh bangkit.  “Sean rindu sama ontynya uncle Josh
last updateLast Updated : 2022-02-28
Read more

#28

“Singkirkan tanganmu!” ketus Tatu mencoba menepis tangan hangat Josh yang ternyata mampu membakar gairahnya. Ini sudah maghrib, ia tak ingin membuat Lara curiga. “Mau menginap di sini atau di rumah?” tanya Josh tak terpengaruh dengan aura Tatu yang terlihat tak suka. “Aku sudah berjanji pada Lara untuk menginap di sini, tolong hormati keputusanku. Seperti aku yang sudah menghormati keputusanmu.” Tatu bangkit, menuju lemari untuk mengambil handuk. “Hei, keputusan yang mana?” Josh mengekori Tatu, dia sangat merindukan wanita keras kepala itu. Tapi begitu sulit hanya sekedar merengkuhnya, atau setidaknya sebuah ciuman panas. Ah, Josh bisa gila hanya memikirkan Tatu. “Keputusanmu yang tak mau
last updateLast Updated : 2022-03-02
Read more

#29 

  Tatu tak bisa melukiskan kesedihan Lara sahabatnya, saat ia keluar dari kamar mandi masih mengenakan handuk. Lara masih terpekur di ujung ranjang. Pandangannya menerawang entah kemana. Mukena yang akan dipinjamkan pada Tatu masih ia peluk erat. Tatu segera menuju lemari dan mengambil bajun dan kembali ke kamar mandi untuk memakainya. Saat ia berjalan kembali dan menarik mukena di pelukan Lara, ibu dari Sean dan Sieana itu terperanjat menatap Tatu yang tersenyum lemah. “Walau aku penuh dosa, masih boleh sholat ‘kan, Ra?” tanya Tatu. Tanpa menunggu jawaban, wanita itu segera membentangkan sajadah dan memakai mukenanya. Hingga sampai rakaat terakhir dan menutup dengan doa singkat. Lara masih setia menunggunya, tanpa ada tatapan cemoohan atau kemarahan. Hanya ada tatapa
last updateLast Updated : 2022-03-04
Read more

#30

“Kamu boleh menghajar atau memukulku, Gar. Sampai kapan kamu akan menyembunyikan masalahmu dari Lara? Dia berhak tahu, harus bersiap dengan segala kemungkinan baik dan buruknya.” Josh menyeka sudut bibirnya yang terasa asin. Bibirnya sedikit robek karena pukulan dari Gary. “Pukulan itu bukan untuk masalahku! Aku memang sudah berniat mengatakan pada istriku. Itu hadiah karena kamu tak mau bertanggung jawab pada Tatu!” seru Gary.“Aku mau bertanggung jawab! Aku mau mengajaknya hidup bersama, semua yang Ania butuhkan aku yang akan menanggungnya. Tapi asal kau tahu, Ania tidak mau. Dia bersikeras ingin membesarkan anak kami sendiri,” ucap Josh membela diri.“Aku ingin dinikahi Josh, bukan diajak kumpul kebo!” Tatu ikut tersulut emosinya. Dia berdiri menantang Josh, matany
last updateLast Updated : 2022-03-07
Read more
PREV
123456
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status