Home / Romansa / My Wish / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of My Wish : Chapter 21 - Chapter 30

82 Chapters

20 - Persiapan Acara

Kilauan ubin lantai yang terlihat mewah dan memanjakan mata disertai terangnya cahaya buatan yang menambah kesan sempurna ruangan itu, berhiaskan beberapa pakaian yang tersusun rapi berderet-deret mengambil alih sebagian ruang. Akan sangat setuju jika ada yang mengatakan bahwa ruang rias LF Agency memang tidak pernah mengecewakan siapapun yang masuk ke dalamnya.Audrey Dianne yang sedari tadi duduk menyendiri di sudut ruangan memangku wajah yang tersenyum tanpa obyek yang tertuju. Gadis itu tersenyum sendiri dan membuat salah satu penata rias di sana penasaran dengan apa yang dipikirkan olehnya."Kau sepertinya terlihat sangat bahagia" ucap penata rias berambut pirang yang sempat ia temui ketika dirinya sedang merias Lorent di ruangan ini."Begitulah" Audrey menutup matanya dan merasakan dalam-dalam kebahagiaan yang menyelimuti dirinya ini.Penata rias berambut pirang itu kemudian duduk tepat disebelah gadis yang sedikit jauh muda darinya, ia sangat terta
Read more

21 - Pelatihan

Legak legok pinggul para calon model terlihat begitu seksi nan anggun menggoda deretan mata memandang. Memakai sepatu yang memiliki hak cukup tinggi, setiap langkah yang diciptakan dari mereka disertai kepercayaan diri yang kuat sehingga menarik seluruh atmosfer sekitar terpusat pada mereka.Pelatihan khusus untuk acara bulan depan ini rupanya hanya diikuti oleh beberapa calon model yang akan diperkenalkan publik. Jumlahnya tak sampai sepuluh orang dan hanya satu model senior yang direncanakan ikut berpartisipasi memakai pakaian utama, namun terkait kasus yang sedang terjadi saat ini rencana tersebut dibatalkan begitu saja.Pengganti model pakaian utama kini mulai berjalan membayangkan dirinya berada diatas panggung megah acara LF Agency. Muncul di barisan paling akhir sepertinya bukan sesuatu yang buruk, justru itu momen pentingnya karena dia lah yang akan menjadi puncak penutup pemikat segala tatapan mata yang ada di sana.Sepertinya tak perlu menunggu waktu s
Read more

22 - Kasus yang Dipaksakan Usai

Tring ... tring ...Bunyi dering ponsel mengejutkan pemiliknya, seorang gadis yang sedang menatap dengan tatapan kosong sedari tadi di ruang tunggu kantor kepolisian investigasi. Beberapa notifikasi mengganggu muncul memenuhi layar ponselnya. Pesan dari satu orang dengan nomor yang tak terdaftar di kontaknya. Karena penasaran, Audrey membuka pesan tersebut dan membaca sebuah ancaman dari pihak Lorent agar tak menyudutkannya saat penyelidikan nanti. Audrey yang malas kemudian secara terang-terangan mengabaikan pesan itu."Audrey Dianne? Silahkan ikuti saya" seorang polisi kemudian mengajaknya pergi ke sebuah ruangan setelah mengabaikan gadis itu selama berjam-jam lamanya.Sama seperti pertama kali gadis itu datang ke tempat ini. Ia memasuki sebuah ruang sempit dengan penerangan yang tak terlalu terang, hanya diisi oleh satu meja, dan dua kursi yang saling berhadapan satu sama lain."Duduklah" perintah polisi itu.Untuk beberapa waktu ke
Read more

23 - Ungkapan Hati

Kerumunan wartawan kembali menyergap dirinya ketika keluar dari kantor kepolisian. Sinar menyilaukan yang terpancar dari lensa-lensa kamera terasa begitu menyakiti pengelihatannya. Dengan susah payah gadis itu akhirnya berusaha keluar dari kerumunan wartawan yang menghalangi jalannya. Kedua tangan mungil itu juga sibuk menghalau cahaya lensa yang terarah padanya.Langkah gadis itu yang awalnya berjalan lambat, kini justru benar-benar terhenti karena para wartawan ini tak memberi celah baginya untuk kabur dari sana. Seorang lelaki yang sedari tadi bersembunyi di balik dinding sibuk mengamati gadis yang berada ditengah kerumunan wartawan itu, ia menunggu celah untuk membawa gadis itu pergi. Sesaat setelah ia menemukan sebuah celah, ia pun segera melancarkan aksinya. Sebuah tong sampah yang berada didekatnya melayang begitu saja kearah para wartawan yang sedang menjalankan tugas, mereka yang terkejut dengan suara keras yang diciptakan di sekitarnya akhi
Read more

24 - Bersalah dan Sedih

Seorang pria termenung menatap layar komputer yang menyala sedari tadi, sembari memangku wajahnya yang nampak lesu dengan satu tangan. Kini, pria itu sedang disibukkan dengan lamunan yang menganggu konsentrasinya dalam bekerja, seorang gadis yang ia temui semalam tak kunjung angkat kaki dari pikirannya.Beberapa jam berlalu dengan sia-sia, pekerjaan yang tak kunjung usai semakin tertumpuk dengan tugas-tugas baru yang terus berdatangan. Semua menjadi terbengkalai begitu saja, waktu berharga tak dimanfaatkan sebaik mungkin.Keinginan keras untuk menghubungi gadis itu bahkan turut muncul sepanjang waktu, namun keberanian yang sirna seakan menghalangi tindakannya. Ia begitu takut mengecewakan atau bahkan membuat gadis itu marah, dan sepertinya hal itu sudah terjadi. Bagaimana ini? Apa yang harus ia lakukan?"Alberth" panggilan itu membuyarkan semua pikirannya.Terlihat seorang gadis berambut panjang yang diurai mengenakan seragam kerja yang sama persis sepert
Read more

25 - Upaya Memperbaiki

Kedua ibu jari itu mulai bergerak lincah mengetik pesan balasan untuk seseorang yang mengirimkannya pesan. Namun, belum selesai ia mengetik seluruh balasan, ponselnya bergetar dan tampilannya berubah karena menerima sebuah panggilan dari seseorang yang sama. Tanpa ragu, kini Audrey mengangkat panggilan itu sehingga ia dapat mendengar sapaan 'hai' dari seseorang di sebrang sana. Mendengar suara seseorang yang sangat ia rindukan, gadis itu tak bisa berkata-kata. Ia mengira bahwa dirinya takkan dapat mendengar suara hangat pria ini lagi, Audrey mengira Alberth benar-benar menolaknya tiga hari yang lalu. "Audrey kau belum tidur?" tanya seseorang di sebrang sana karena tak kunjung mendapat sapaan balik seperti apa yang ia lontarkan. "Ah iya, maaf aku sedang tidak fokus" dalih Audrey. "Sepertinya memang benar, maafkan aku, aku akan menjelaskan semuanya nanti siang. Selamat malam Audrey, tidurlah yang nyenyak" perkataan itu menjadi penutup perbincangan singk
Read more

26 - Kekasih?

Aroma pasta bercampur potongan daging sapi yang dibalur dengan saus khas Italia sungguh menggugah selera makan semua orang yang memenuhi rumah makan tersebut. Tak terkecuali seorang gadis yang baru saja keluar dari kamar kecil tempatnya bersembunyi.  "Wah, bisa-bisanya kalian mengabaikan pasta seenak ini" ucap Zoya ketika mendapati Alberth dan Audrey hanya mengaduk-aduk pasta yang berada di piring mereka. Gadis itu duduk disamping Audrey dan segera melahap pasta bagiannya untuk segera membungkam raungan cacing perut yang sedari tadi sudah mengadakan protes meminta makanan. Namun kesenangan Zoya saat melahap makanan tiba-tiba hilang begitu saja ketika mendapati raut wajah teman-temannya yang begitu lusuh, terlihat sangat menyebalkan! Sepertinya ia harus turun tangan (lagi) untuk memperbaiki situasi ini, Alberth benar-benar payah. "Hey, kalian tak memakannya? Apakah kalian menungguku agar bisa kusuapi satu persatu?" nada kesal yang dikeluarkan oleh
Read more

27 - Ruang Rahasia

Gemerlap pemandangan kota terlihat begitu memanjakan mata ketika bianglala mencapai ketinggian puncak. Namun sayangnya, Audrey tak dapat menikmati momen indah tersebut karena terdapat momen yang lebih indah lagi di depan matanya. Seorang pria yang berlutut menggunakan satu kakinya membawa sekotak kecil perhiasan berwarna merah dan bertanya pada dirinya apakah ia bersedia untuk merajut kasih sebagai pasangan kekasih? Pertanyaan yang terlontar secara tiba-tiba ini rupanya memang sangat tak baik untuk hatinya.Debaran jantung yang begitu kencang terasa seperti hendak meledak, wajahnya memerah, dan gadis itu sangat sulit mengendalikan ekspresi wajahnya sekarang. Sembari menutup kedua matanya, Audrey menjawab dengan yakin bahwa ia bersedia menjadi kekasih dari Alberth Galvin, seorang pria yang pernah menjadi tunangannya.Hal yang sama kini akhirnya dirasakan oleh Alberth, rasa bahagia yang memuncak, hampir meledak. Ia benar-benar tak menyangka bahwa rencana Zoy
Read more

28 - Acara Akan Dilaksanakan

London, 1 Maret 2019 - Pukul 15.00 - The Lanesborough Hotel. Hiruk pikuk persiapan acara masih terdengar jelas sampai ruang rias. Acara besar tahunan musim panas LF Agency ini diadakan di ballroom sebuah hotel ternama bintang lima di London dengan panggung besar yang turut menyertainya. Dekorasi mewah nan elegan nampak disesuaikan dengan tema 'musim panas' tahun ini.  Acara besar ini akan dilaksanakan tepat pada pukul delapan malam nanti dengan kehadiran berbagai bintang tamu terkenal dan para orang penting di London. Persiapan acara besar yang bisa dibilang terlalu singkat bagi Audrey, namun ia yakin bahwa dirinya takkan mengecewakan siapapun malam ini. Sejak matahari terbit, para model baru yang akan diperkenalkan publik sudah berada di tempat ini guna melakukan pelatihan terakhir. Ratusan menit mereka lalui dengan penuh semangat untuk menyempurnakan tiap langkah yang akan mereka lakukan di atas panggung nantinya. Namun hingga pelatihan terakhir selesa
Read more

29 - Perseteruan

Seorang wanita dengan penutup wajah yang sedari tadi bersembunyi kini secara sengaja menarik tangan Audrey dan mendorong tubuhnya agar menyandar dinding. Wanita misterius itu lantas mencekik leher Audrey tanpa alasan dan mengacungkan pisau lipat tak jauh dari wajah gadis manis itu.Beberapa detik yang lalu Audrey memang begitu terkejut. Namun sekarang, gadis itu bisa mengeratkan kendali atas dirinya untuk tetap bersikap tenang."Siapa kau?" tanya Audrey sebab ia merasa tak mengerti apapun.Wanita bertopeng itu mengumpatkan kata-kata kasar sembari perlahan menyentuh helaian rambutnya dan melepasnya begitu saja, sehingga menampilkan kepala asli miliknya yang tak ditumbuhi oleh rambut dan dihiasi oleh delapan jahitan yang tampak menyatukan kulit kepalanya yang robek. Tak hanya itu, ia juga melepas penutup wajahnya sehingga menampilkan dengan jelas siapa dirinya."Jangan bergerak atau pisau ini akan mengoyak wajah cantikmu" tangan kiri Lorent mencekik leher A
Read more
PREV
123456
...
9
DMCA.com Protection Status