Home / Romansa / My Wish / 22 - Kasus yang Dipaksakan Usai

Share

22 - Kasus yang Dipaksakan Usai

Author: agllaea_
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Tring ... tring ...

Bunyi dering ponsel mengejutkan pemiliknya, seorang gadis yang sedang menatap dengan tatapan kosong sedari tadi di ruang tunggu kantor kepolisian investigasi. 

Beberapa notifikasi mengganggu muncul memenuhi layar ponselnya. Pesan dari satu orang dengan nomor yang tak terdaftar di kontaknya. Karena penasaran, Audrey membuka pesan tersebut dan membaca sebuah ancaman dari pihak Lorent agar tak menyudutkannya saat penyelidikan nanti. Audrey yang malas kemudian secara terang-terangan mengabaikan pesan itu.

"Audrey Dianne? Silahkan ikuti saya" seorang polisi kemudian mengajaknya pergi ke sebuah ruangan setelah mengabaikan gadis itu selama berjam-jam lamanya.

Sama seperti pertama kali gadis itu datang ke tempat ini. Ia memasuki sebuah ruang sempit dengan penerangan yang tak terlalu terang, hanya diisi oleh satu meja, dan dua kursi yang saling berhadapan satu sama lain.

"Duduklah" perintah polisi itu.

Untuk beberapa waktu ke

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • My Wish    23 - Ungkapan Hati

    Kerumunan wartawan kembali menyergap dirinya ketika keluar dari kantor kepolisian. Sinar menyilaukan yang terpancar dari lensa-lensa kamera terasa begitu menyakiti pengelihatannya. Dengan susah payah gadis itu akhirnya berusaha keluar dari kerumunan wartawan yang menghalangi jalannya. Kedua tangan mungil itu juga sibuk menghalau cahaya lensa yang terarah padanya.Langkah gadis itu yang awalnya berjalan lambat, kini justru benar-benar terhenti karena para wartawan ini tak memberi celah baginya untuk kabur dari sana.Seorang lelaki yang sedari tadi bersembunyi di balik dinding sibuk mengamati gadis yang berada ditengah kerumunan wartawan itu, ia menunggu celah untuk membawa gadis itu pergi. Sesaat setelah ia menemukan sebuah celah, ia pun segera melancarkan aksinya.Sebuah tong sampah yang berada didekatnya melayang begitu saja kearah para wartawan yang sedang menjalankan tugas, mereka yang terkejut dengan suara keras yang diciptakan di sekitarnya akhi

  • My Wish    24 - Bersalah dan Sedih

    Seorang pria termenung menatap layar komputer yang menyala sedari tadi, sembari memangku wajahnya yang nampak lesu dengan satu tangan. Kini, pria itu sedang disibukkan dengan lamunan yang menganggu konsentrasinya dalam bekerja, seorang gadis yang ia temui semalam tak kunjung angkat kaki dari pikirannya.Beberapa jam berlalu dengan sia-sia, pekerjaan yang tak kunjung usai semakin tertumpuk dengan tugas-tugas baru yang terus berdatangan. Semua menjadi terbengkalai begitu saja, waktu berharga tak dimanfaatkan sebaik mungkin.Keinginan keras untuk menghubungi gadis itu bahkan turut muncul sepanjang waktu, namun keberanian yang sirna seakan menghalangi tindakannya. Ia begitu takut mengecewakan atau bahkan membuat gadis itu marah, dan sepertinya hal itu sudah terjadi. Bagaimana ini? Apa yang harus ia lakukan?"Alberth" panggilan itu membuyarkan semua pikirannya.Terlihat seorang gadis berambut panjang yang diurai mengenakan seragam kerja yang sama persis sepert

  • My Wish    25 - Upaya Memperbaiki

    Kedua ibu jari itu mulai bergerak lincah mengetik pesan balasan untuk seseorang yang mengirimkannya pesan. Namun, belum selesai ia mengetik seluruh balasan, ponselnya bergetar dan tampilannya berubah karena menerima sebuah panggilan dari seseorang yang sama. Tanpa ragu, kini Audrey mengangkat panggilan itu sehingga ia dapat mendengar sapaan 'hai' dari seseorang di sebrang sana. Mendengar suara seseorang yang sangat ia rindukan, gadis itu tak bisa berkata-kata. Ia mengira bahwa dirinya takkan dapat mendengar suara hangat pria ini lagi, Audrey mengira Alberth benar-benar menolaknya tiga hari yang lalu. "Audrey kau belum tidur?" tanya seseorang di sebrang sana karena tak kunjung mendapat sapaan balik seperti apa yang ia lontarkan. "Ah iya, maaf aku sedang tidak fokus" dalih Audrey. "Sepertinya memang benar, maafkan aku, aku akan menjelaskan semuanya nanti siang. Selamat malam Audrey, tidurlah yang nyenyak" perkataan itu menjadi penutup perbincangan singk

  • My Wish    26 - Kekasih?

    Aroma pasta bercampur potongan daging sapi yang dibalur dengan saus khas Italia sungguh menggugah selera makan semua orang yang memenuhi rumah makan tersebut. Tak terkecuali seorang gadis yang baru saja keluar dari kamar kecil tempatnya bersembunyi. "Wah, bisa-bisanya kalian mengabaikan pasta seenak ini" ucap Zoya ketika mendapati Alberth dan Audrey hanya mengaduk-aduk pasta yang berada di piring mereka. Gadis itu duduk disamping Audrey dan segera melahap pasta bagiannya untuk segera membungkam raungan cacing perut yang sedari tadi sudah mengadakan protes meminta makanan. Namun kesenangan Zoya saat melahap makanan tiba-tiba hilang begitu saja ketika mendapati raut wajah teman-temannya yang begitu lusuh, terlihat sangat menyebalkan! Sepertinya ia harus turun tangan (lagi) untuk memperbaiki situasi ini, Alberth benar-benar payah. "Hey, kalian tak memakannya? Apakah kalian menungguku agar bisa kusuapi satu persatu?" nada kesal yang dikeluarkan oleh

  • My Wish    27 - Ruang Rahasia

    Gemerlap pemandangan kota terlihat begitu memanjakan mata ketika bianglala mencapai ketinggian puncak. Namun sayangnya, Audrey tak dapat menikmati momen indah tersebut karena terdapat momen yang lebih indah lagi di depan matanya.Seorang pria yang berlutut menggunakan satu kakinya membawa sekotak kecil perhiasan berwarna merah dan bertanya pada dirinya apakah ia bersedia untuk merajut kasih sebagai pasangan kekasih? Pertanyaan yang terlontar secara tiba-tiba ini rupanya memang sangat tak baik untuk hatinya.Debaran jantung yang begitu kencang terasa seperti hendak meledak, wajahnya memerah, dan gadis itu sangat sulit mengendalikan ekspresi wajahnya sekarang. Sembari menutup kedua matanya, Audrey menjawab dengan yakin bahwa ia bersedia menjadi kekasih dari Alberth Galvin, seorang pria yang pernah menjadi tunangannya.Hal yang sama kini akhirnya dirasakan oleh Alberth, rasa bahagia yang memuncak, hampir meledak. Ia benar-benar tak menyangka bahwa rencana Zoy

  • My Wish    28 - Acara Akan Dilaksanakan

    London, 1 Maret 2019 - Pukul 15.00 - The Lanesborough Hotel. Hiruk pikuk persiapan acara masih terdengar jelas sampai ruang rias. Acara besar tahunan musim panas LF Agency ini diadakan di ballroom sebuah hotel ternama bintang lima di London dengan panggung besar yang turut menyertainya. Dekorasi mewah nan elegan nampak disesuaikan dengan tema 'musim panas' tahun ini. Acara besar ini akan dilaksanakan tepat pada pukul delapan malam nanti dengan kehadiran berbagai bintang tamu terkenal dan para orang penting di London. Persiapan acara besar yang bisa dibilang terlalu singkat bagi Audrey, namun ia yakin bahwa dirinya takkan mengecewakan siapapun malam ini. Sejak matahari terbit, para model baru yang akan diperkenalkan publik sudah berada di tempat ini guna melakukan pelatihan terakhir. Ratusan menit mereka lalui dengan penuh semangat untuk menyempurnakan tiap langkah yang akan mereka lakukan di atas panggung nantinya. Namun hingga pelatihan terakhir selesa

  • My Wish    29 - Perseteruan

    Seorang wanita dengan penutup wajah yang sedari tadi bersembunyi kini secara sengaja menarik tangan Audrey dan mendorong tubuhnya agar menyandar dinding. Wanita misterius itu lantas mencekik leher Audrey tanpa alasan dan mengacungkan pisau lipat tak jauh dari wajah gadis manis itu.Beberapa detik yang lalu Audrey memang begitu terkejut. Namun sekarang, gadis itu bisa mengeratkan kendali atas dirinya untuk tetap bersikap tenang."Siapa kau?" tanya Audrey sebab ia merasa tak mengerti apapun.Wanita bertopeng itu mengumpatkan kata-kata kasar sembari perlahan menyentuh helaian rambutnya dan melepasnya begitu saja, sehingga menampilkan kepala asli miliknya yang tak ditumbuhi oleh rambut dan dihiasi oleh delapan jahitan yang tampak menyatukan kulit kepalanya yang robek. Tak hanya itu, ia juga melepas penutup wajahnya sehingga menampilkan dengan jelas siapa dirinya."Jangan bergerak atau pisau ini akan mengoyak wajah cantikmu" tangan kiri Lorent mencekik leher A

  • My Wish    30 - Perseteruan Berlanjut

    Perseteruan yang terjadi antara Lorent dan Audrey kini kian memanas akibat beberapa oknum 'dianggap' ikut mencampuri permasalahan yang sedang terjadi. Terlebih lagi ketika seseorang yang rupanya mengenali masa lalu Lorent mengungkap fakta mengejutkan yang mengegerkan semua orang. "Jujur saja, wajah aslimu memang sangat jelek Lorent. Kakak laki-lakiku bahkan secara terang-terangan menghinamu, terutama saat kau melakukan operasi plastik diusia muda hanya untuk memperbaiki wajahmu yang rusak" salah satu model baru yang berada disana dengan berani mengungkap fakta mengejutkan yang selama ini hanya diketahui oleh Marlyn, LF Agency, dan Lorent itu sendiri. "Tidak! Itu semua fitnah, kau berusaha menjatuhkan namaku? Kau iri pada kecantikanku?" Lorent berusaha membantah dengan sekuat tenaga yang ia miliki. "Aku tak iri padamu karena kecantikanku adalah alami, dan apakah kau perlu bukti? Sepertinya kakakku mempunyai foto lamamu di buku perpisahan sekolah miliknya, apak

Latest chapter

  • My Wish    81 - Epilog

    Situasi kemudian berlanjut di sebuah gedung yang menjulang tinggi. Terdengar suara teriakan memenuhi lorong yang sepi. Beberapa orang dengan pakaian serba putih segera datang dengan tali yang mereka bawa.Brak!!"Dokter Kenzler, pasien itu kembali mengamuk" seorang wanita yang memakai pakaian sama, membuka pintu ruangan psikiater yang menangani pasien itu. Mereka segera berlari menuju ke sumber suara, teriakan seorang perempuan yang terdengar semakin histeris. Terlihat seorang perempuan bertubuh besar dengan bekas luka bakar di wajah kirinya terikat di tempat tidurnya.Perempuan yang diketahui bernama Audrey Dianne itu terlihat mengamuk dan berusaha menyakiti dirinya sendiri. Tak hanya itu, ia juga sempat melukai pasien lain."Bagaimana dengan wali pasien ini?" tanya psikiater itu kepada para perawat."Mereka sudah dalam perjalanan dan kami sudah memberi obat penenang kepada pasien itu" perawat yang ditanya oleh psik

  • My Wish    80 - Runtuh

    "Alberth bersama perempuan lain?" Audrey kembali bertanya untuk memastikan apa yang ia dengar."Benar dan kurasa kali ini tindakan Alberth sudah terlalu berlebihan" ucapan Steve membuat degup jantung Audrey berdenyut semakin kencang.Sama halnya seperti perempuan lain ketika mendapat kabar bahwa pasangannya sedang bersama dengan orang lain. Hati yang hancur? Sudah pasti.Tring!Tanpa menunggu lebih lama lagi, Steve segera mengirimkan sebuah alamat di mana Alberth sedang menghabiskan malam di sana.Secepat kilat, Audrey mengambil jaket dan tasnya untuk segera memesan sebuah taksi online. Kejadian ini terasa tak begitu asing. Kejadian serupa tapi tak sama seperti apa yang ia alami waktu itu, kejadian yang bahkan turut hadir di dalam mimpinya.Sepanjang perjalanan, tentunya Audrey begitu gelisah, ia terus melakukan panggilan kepada Alberth, namun selalu berakhir tak terjawab. Mau bagaimana lagi, kecurigaan Audrey selama ini seakan t

  • My Wish    79 - Terulang Kembali

    - London, 1 Februari 2021 -Beberapa minggu telah berlalu, Audrey kini menekuni pekerjaan yang sama seperti Steve, selain karena tidak adanya panggilan untuk pemotretan, Audrey merasa bahwa ia lebih menyukai pekerjaan sederhana ini.Tanggal satu bulan februari tahun dua ribu dua puluh satu, akhirnya, gadis ini sampai juga di hari yang paling sial bagi hidupnya di kehidupan lalu. Audrey kembali merayakan ulang tahunnya yang ke dua puluh lima. Namun situasi lalu dan sekarang sangat berbeda jauh, jika pada waktu itu Audrey berniat untuk mengakhiri hidupnya di kamar kost yang sempit, Audrey kini merasa sedikit lebih bahagia dan tinggal di apartemen mewah. Entah apakah ini semua nyata atau tidak, kehidupan baru yang ia jalani terasa hampir sempurna sejauh ini.Pagi ini, Audrey tengah menggunakan pakaian yang sedikit terbuka di bagian atasnya, tak hanya itu ia juga merias tipis wajahnya agar tak nampak seperti mayat hidup. Setelah itu, Audrey segera memposisikan

  • My Wish    78 - Hal Baru

    Situasi kembali pada Alberth dan Audrey yang sedang berada dalam posisi canggung. Masing-masing dari mereka terus saja membungkam mulut, sehingga tak ada satu pun kata yang keluar dari mulut mereka.Situasi ini terjadi cukup lama sampai mereka tiba di apartement yang mereka tinggali. Audrey yang merasa takut, bergegas untuk pergi ke kamar kecil guna menghindari tatapan Alberth, sementara lelaki itu sepertinya hendak membicarakan sesuatu dengan kekasihnya.Alberth yang terus mengikuti Audrey kini terpaksa harus menghentikan langkahnya ketika gadis itu mengunci pintu kamar kecil rapat-rapat. Setelah itu terdengar suara air yang mengalir dari keran.Alberth yang entah sedang memikirkan apa kemudian membuka ponselnya. Ia terlihat sedang mengetik suatu pesan kemudian keluar tuk berbincang dengan seseorang melalui ponsel yang ada digenggamannya.Waktu terasa berjalan begitu lambat, Audrey yang dapat meredakan rasa takutnya kini mulai memberanikan diri unt

  • My Wish    77 - Sifat Asli

    "Mungkin itu merupakan sifat aslinya" Marlyn memberi tanggapan setelah mendengar kisah yang diceritakan oleh Audrey."Benar, aku setuju dengan hal itu" terlihat pula Steve ikut mengeluarkan pendapatnya.Mereka bertiga kini tengah berkumpul untuk menikmati waktu minum teh, hal ini bukan merupakan pertama kalinya, bahkan sebelum Audrey terlibat suatu kasus pun, mereka sudah pernah berkumpul beberapa kali.Fakta uniknya adalah Steve ternyata merupakan keponakan dari Marlyn. Hal ini sudah diketahui oleh Audrey lebih awal melalui cerita dari Marlyn."Apakah ia pernah mengatakan kata-kata tak pantas kepadamu?" Steve kembali bertanya."Ehm, sepertinya tidak. Dia hanya membentakku dan berteriak keras. Lelaki itu bahkan belum pulang ke rumah, ini sudah hari ke tiga" gadis itu menekuk wajahnya, ia tak tahu harus berkeluh kesah kepada siapa selain pada Marlyn dan Steve teman barunya."Kau tak menghubunginya?" tanya Marlyn penuh selidik, juj

  • My Wish    76 - Kelakuan

    Audrey mengangkat sebuah benda kecil berwarna hitam seukuran telunjuk jarinya di hadapan manik matanya. Secara perlahan ia membuka tutup benda tersebut dan memutar bagian bawahnya, ini adalah sebuah pewarna bibir dengan warna merah menyala.Sontak, Audrey jelas menaruh curiga pada Alberth, terutama setelah ia menemukan bukti bahwa kekasihnya sering bertemu dengan para perempuan selama ia berada di rumah sakit jiwa. Benda ini milik siapa?"Itu hadiah buatmu" ucap Alberth secara tiba-tiba."Untukku?" Audrey memincingkan mata, sebab Alberth tahu bahwa Audrey tak menyukai pewarna bibir dengan warna yang terlalu menarik perhatian, merah menyala terlalu berlebihan baginya."Iya, aku membelinya sebelum menjemputmu. Aku mengambil secara acak, kukira aku telah mengambil warna yang tepat, jadi aku membukanya untuk memastikannya, dan ternyata-" ucap Alberth yang tidak diketahui kebenarannya."Baiklah kalau ini memang untukku, terima kasih" Audrey memaks

  • My Wish    75 - Rencana Menikah?

    Audrey mengangkat sebuah benda kecil berwarna hitam seukuran telunjuk jarinya di hadapan manik matanya. Secara perlahan ia membuka tutup benda tersebut dan memutar bagian bawahnya, ini adalah sebuah pewarna bibir dengan warna merah menyala.Sontak, Audrey jelas menaruh curiga pada Alberth, terutama setelah ia menemukan bukti bahwa kekasihnya sering bertemu dengan para perempuan selama ia berada di rumah sakit jiwa. Benda ini milik siapa?"Itu hadiah buatmu" ucap Alberth secara tiba-tiba."Untukku?" Audrey memincingkan mata, sebab Alberth tahu bahwa Audrey tak menyukai pewarna bibir dengan warna yang terlalu menarik perhatian, merah menyala terlalu berlebihan baginya."Iya, aku membelinya sebelum menjemputmu. Aku mengambil secara acak, kukira aku telah mengambil warna yang tepat, jadi aku membukanya untuk memastikannya, dan ternyata-" ucap Alberth yang tidak diketahui kebenarannya."Baiklah kalau ini memang untukku, terima kasih" Audrey memaks

  • My Wish    74 - Bebas

    -Awal Tahun 2021-Rumah Sakit Jiwa Nasional, London-Tak terasa waktu berjalan begitu cepat. Kini Audrey kembali memasuki tahun dua ribu dua puluh satu dan sepertinya telah banyak hal yang terjadi di luar sana Audrey lewatkan begitu saja karena gadis malang itu harus mendekam di rumah sakit jiwa milik pemerintah.Seharusnya semua ini tidak akan terjadi karena gadis itu sebenarnya harus mendekam di balik jeruji besi selama dua puluh lima tahun lamanya. Entah apa yang dilakukan psikater dan pengacara yang ia andalkan itu, sebab dipersidangan akhir Audrey sama sekali tidak terbukti bersalah walau ia tetap harus mendekam di rumah sakit jiwa sampai dokter mengijinkan pulang."Kondisimu semakin membaik, kau menghabiskan makananmu hari ini" perawat yang bertugas merawat Audrey memberi tanggapan positif akan perilaku gadis itu akhir-akhir ini."Lantas, apakah aku bisa bebas secepatnya?" Audrey tak ingin berlama-lama berada di tempat ini, baginya, tempat ini

  • My Wish    73 - Audrey dan Psikiater

    Lorent dinyatakan meninggal di tempat akibat benturan keras yang menghantam bagian belakang kepalanya, selain itu ia juga mengalami patah tulang terbuka di beberapa bagian tubuhnya, hal inilah yang menyebabkan darah segar membanjiri tempat kejadian perkara.Selain itu, Audrey yang berada di lokasi kejadian saat peristiwa mengerikan itu berlangsung, kini ditetapkan sebagai tersangka utama. Lagi-lagi gadis malang itu harus berurusan dengan hal semacam ini.Di suatu ruangan sempit dengan penerangan minim, Audrey tampak sedang duduk berhadapan dengan seorang lelaki yang tak asing di matanya, psikiaternya. Pihak kepolisian memutuskan hal ini karena Audrey dicurigai memiliki penyakit mental yang belum sembuh sepenuhnya."Begini Audrey, sudah lama kita tidak bertemu, aku pikir kau tidak ada masalah dan dapat menjalani hidup dengan baik. Apa yang sebenarnya terjadi Audrey?" psikiater itu bertanya dengan lembut dan terlihat begitu mengkhawatirkan gadis yang sudah l

DMCA.com Protection Status