Beranda / Romansa / My Wish / 30 - Perseteruan Berlanjut

Share

30 - Perseteruan Berlanjut

Penulis: agllaea_
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Perseteruan yang terjadi antara Lorent dan Audrey kini kian memanas akibat beberapa oknum 'dianggap' ikut mencampuri permasalahan yang sedang terjadi. Terlebih lagi ketika seseorang yang rupanya mengenali masa lalu Lorent mengungkap fakta mengejutkan yang mengegerkan semua orang.

"Jujur saja, wajah aslimu memang sangat jelek Lorent. Kakak laki-lakiku bahkan secara terang-terangan menghinamu, terutama saat kau melakukan operasi plastik diusia muda hanya untuk memperbaiki wajahmu yang rusak" salah satu model baru yang berada disana dengan berani mengungkap fakta mengejutkan yang selama ini hanya diketahui oleh Marlyn, LF Agency, dan Lorent itu sendiri.

"Tidak! Itu semua fitnah, kau berusaha menjatuhkan namaku? Kau iri pada kecantikanku?" Lorent berusaha membantah dengan sekuat tenaga yang ia miliki.

"Aku tak iri padamu karena kecantikanku adalah alami, dan apakah kau perlu bukti? Sepertinya kakakku mempunyai foto lamamu di buku perpisahan sekolah miliknya, apak

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • My Wish    31 - Peresmian Model

    London, 1 Maret 2019 - Pukul 20.00 - The Lanesborough Hotel. Waktu yang telah ditentukan akhirnya tiba, acara pembukaan dan penyambutan yang sudah diarahkan sebelumnya berjalan dengan baik. Terlihat seluruh tamu undangan yang memenuhi ruang ini dapat menikmati semuanya dengan baik. Walikota London yang sedang berpidato juga terlihat menyampaikan sesuatu dengan wajah yang berseri-seri. Semua terlihat bahagia dengan masing-masing segelas sampanye ditangan mereka, kecuali seorang gadis yang sedang berdiri dibalik panggung pertunjukkan dengan raut wajah yang tak bisa dijelaskan, tentunya bukan raut wajah bahagia yang nampak. Apa yang terjadi? "Tidak, sepertinya aku salah mendengar" lirih Audrey yang tanpa sadar menggigiti kuku ibu jarinya. "Tetapi tak mungkin indera pendengaranku salah, apakah benar?" Audrey sibuk berbicara pada dirinya sendiri sembari mengamati tingkah laku Marlyn yang sedari tadi sibuk mempersiapkan kebutuhan anak didiknya. "Jika semua

  • My Wish    32 - Kebakaran Hotel

    Karbonasi yang muncul dalam sampanye yang baru saja dituang terlihat begitu menyegarkan. Tetapi sayang, minuman mahal asal Perancis itu justru tak disentuh sama sekali oleh sang pemilik gelas. Terlihat gadis yang baru saja turun dari panggung megah berbaur dengan para tamu yang hadir dan menonton pertunjukan lainnya. Namun, sepertinya ia tak benar-benar menonton, arah matanya justru menatap latar belakang panggung tetapi tatapannya kosong. Gadis itu masih sibuk memikirkan ucapan Marlyn, terdengar membosankan tetapi tidak bagi gadis yang harus menyelidiki sesuatu berkaitan dengan masa lalunya yang buruk. Audrey terlalu fokus ketika memikirkan sesuatu sehingga ia bisa mengabaikan apa saja yang ada disekitarnya, termasuk musik meriah yang sama sekali terdengar hening di indera pendengaran miliknya. Riuhnya acara yang bahkan sama sekali tak terlihat di pelupuk matanya. Gadis ini sibuk berpikir, apakah ia harus mencari tahu sesuatu yang berkaitan dengan kematian ked

  • My Wish    33 - Masa Lalu

    Teriakan dua orang tua membangunkan putri semata wayangnya yang sedang tertidur pulas. Awalnya ini semua terjadi hanya karena pertanyaan singkat yang bahkan tak diawali oleh rasa amarah. Semua peristiwa ini terjadi pada dini hari, dimana seharusnya waktu tersebut dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk mengistirahatkan tubuh yang telah beraktivitas seharian penuh. "Kau baru saja pulang? Lihat pukul berapa ini?" seorang wanita membuka pintu rumahnya dan melihat sang suami tercinta pulang dalam keadaan buruk. Baju yang penuh dengan aroma busuk, basah, compang-camping, dan tampang seperti kehilangan kewarasan. Sudah bisa ditebak bahwa pria ini baru saja menghabiskan malam disebuah pub yang penuh dengan wanita-wanita nakal. "Kau baru saja minum?" tanya sang istri memberanikan diri. "Memang kenapa? Masalah buatmu?" jawaban ketus yang sangat tak diharapkan oleh sang istri membuat amarahnya muncul secara perlahan. "Kau tak pulang beberapa hari ini, a

  • My Wish    34 - Masa Lalu (2)

    "Ibu ayo, cepat ibu!" teriakan histeris seorang gadis kecil kembali terdengar ketika melihat ayahnya bangkit berdiri. Tenaga gadis mungil itu rupanya masih belum cukup kuat untuk melumpuhkan ayahnya walaupun titik lemah sudah ia pukul sekuat tenaga.Sosok yang selalu ia banggakan di sekolah, di tempat pelatihan, maupun di mana saja kini berubah menjadi seorang psikopat haus darah yang membantai satu keluarga kecilnya. Sosok penyayang dan hebat yang selalu tersimpan dihatinya perlahan terbakar habis seiring perilaku keji yang semakin menjadi-jadi.Pria itu kini kembali berjalan mendekati mereka, menimbulkan ketakutan luar biasa dihati Audrey dan Christie. Entahlah, mereka berdua seakan sudah pasrah akan nasib yang menimpanya ini. Bahkan jika memang harus kehilangan nyawa malam ini, Christie siap asalkan nyawa putrinya terselamatkan."Seandainya saja kau menuruti perkataanku dan mengugurkan kandunganmu saat itu, pasti semua ini takkan terjadi" pria berhati iblis i

  • My Wish    35 - Masa Lalu (3)

    Pintu ruang tamu yang kembali terbuka, menampakkan sosok sang suami sekaligus ayah yang begitu keji terhadap keluarganya sendiri. Dengan kedua dirigen minyak tanah ditangan, pria yang sudah kehilangan kewarasannya itu kembali berulah. Ia mulai menuang minyak yang ada di dalam dirigen ke setiap sudut rumah, dan Christie yang mengetahui maksud suaminya itu segera membangunkan putrinya yang tampak belum sadarkan diri."Audrey, ibu mohon bangunlah nak" tangis Christie semakin lama semakin menjadi-jadi.Wanita itu hanya bisa mendekap erat putrinya dan berharap kesadaran Audrey akan segera pulih. Berulang kali ia memohon dan berdoa, agar sang pencipta kehidupan menyelamatkan buah hatinya, ia tak peduli pada dirinya sendiri sekarang.Puluhan menit Christie habiskan hanya untuk menangis, sementara sang suami sibuk menggenangi rumah dengan minyak tanah yang entah didapatkan dari mana.Tap ... tap ... tap ...Suara langkah kaki yang menurun

  • My Wish    36 - Pembunuh

    Tahun 2019 - Pukul 06.00 a.m - Rumah Sakit Nasional LondonTabung oksigen yang terpasang benar-benar membantu siapapun yang membutuhkan bantuannya. Selang infus yang menancap dipunggung tangan kiri pasien juga turut menunjang keselamatan atau kesehatan pasien. Kini diranjang rumah sakit, terbaring lemah sosok yang selama ini hidup dengan penuh perjuangan.Audrey Dianne sempat dilarikan ke rumah sakit sesaat setelah ia menderita sesak napas karena terlalu banyak menghirup asap kebakaran dari kobaran api yang melahap sebagian ballroom hotel bintang 5 di London.Gadis itu sangat beruntung karena seseorang menyelamatkan nyawanya tepat ketika ia tak bisa berbuat apapun, trauma hebat yang selalu membayangi kehidupannya membuat gadis itu tak bisa berpikir jernih kala mendapati peristiwa serupa. Sungguh, bayang-bayang masa lalu yang begitu merepotkan."Tenang saja, setelah melakukan beberapa pengecekan paru-paru, Audrey Dianne tampak tak mempunyai mas

  • My Wish    37 - Takdir dan Nasib

    Brakkk! Brakkk! "Dasar pembunuh, entah kau dari hadapanku!" gadis itu terus saja berteriak dan melempar barang yang ada di sekitarnya seolah sedang menghukum rajam seorang perempuan yang terlihat begitu hina dibola matanya. "Hentikan, aku tak mengerti apa maksudmu Audrey" lirih Marlyn seraya melindungi wajah menggunakan lengannya. "Kau membunuh sahabatmu itu artinya kau juga membunuh ibuku!!" ucapan Audrey membuat tubuh Marlyn serasa membeku di tempat. "Apa maksudmu, Audrey?" tanya wanita itu tak mengerti dengan ucapan gadis dihadapannya. "Kau membunuh ibuku! Ibuku, Christie!!" teriakan Audrey terdengar semakin histeris, sehingga mengakibatkan beberapa orang berkumpul memenuhi pintu masuk ruang inap tempatnya terbaring. Beberapa orang yang lewat, atau yang dengan sengaja datang berkumpul, menghalangi pintu satu-satunya yang berguna sebagai jalur keluar masuk. Seolah memblokir jalan, mereka tak membiarkan siapapun melintasi jalan

  • My Wish    38 - Rumah Sakit

    Guratan senja muncul menampakkan keelokannya sekaligus menandakan bahwa hari akan segera berakhir. Beberapa jam setelah konflik ringan yang terjadi di rumah sakit ini juga telah berlalu begitu saja, termasuk Audrey yang sudah terbangun dari tidurnya dalam keadaan yang sangat baik. "Baiklah, satu suapan lagi, aa ..." Alberth mengangkat sendok yang terisi penuh dengan bubur kemudian mengarahkannya pada mulut seorang gadis yang terbuka lebar. Seseorang yang baru saja menjadi kekasihnya selama 3 hari ini. "Sudah habis, kau ingin makan lagi?" tawarnya pada gadis yang tak bisa beranjak jauh dari ranjang rumah sakitnya. "Tidak, perutku sudah penuh. Oh iya Alberth, apakah kau tak memberitahu Zoya? Mengapa ia tak kunjung datang menemuiku atau membalas pesanku?" wajah Audrey nampak murung. Namun, pertanyaan singkat yang terlontar dari celah mulut Audrey membuat hati Alberth menjadi gelisah. Ia takkan bisa mengungkapkan kondisi Zoya yang sebenarnya, ia tak

Bab terbaru

  • My Wish    81 - Epilog

    Situasi kemudian berlanjut di sebuah gedung yang menjulang tinggi. Terdengar suara teriakan memenuhi lorong yang sepi. Beberapa orang dengan pakaian serba putih segera datang dengan tali yang mereka bawa.Brak!!"Dokter Kenzler, pasien itu kembali mengamuk" seorang wanita yang memakai pakaian sama, membuka pintu ruangan psikiater yang menangani pasien itu. Mereka segera berlari menuju ke sumber suara, teriakan seorang perempuan yang terdengar semakin histeris. Terlihat seorang perempuan bertubuh besar dengan bekas luka bakar di wajah kirinya terikat di tempat tidurnya.Perempuan yang diketahui bernama Audrey Dianne itu terlihat mengamuk dan berusaha menyakiti dirinya sendiri. Tak hanya itu, ia juga sempat melukai pasien lain."Bagaimana dengan wali pasien ini?" tanya psikiater itu kepada para perawat."Mereka sudah dalam perjalanan dan kami sudah memberi obat penenang kepada pasien itu" perawat yang ditanya oleh psik

  • My Wish    80 - Runtuh

    "Alberth bersama perempuan lain?" Audrey kembali bertanya untuk memastikan apa yang ia dengar."Benar dan kurasa kali ini tindakan Alberth sudah terlalu berlebihan" ucapan Steve membuat degup jantung Audrey berdenyut semakin kencang.Sama halnya seperti perempuan lain ketika mendapat kabar bahwa pasangannya sedang bersama dengan orang lain. Hati yang hancur? Sudah pasti.Tring!Tanpa menunggu lebih lama lagi, Steve segera mengirimkan sebuah alamat di mana Alberth sedang menghabiskan malam di sana.Secepat kilat, Audrey mengambil jaket dan tasnya untuk segera memesan sebuah taksi online. Kejadian ini terasa tak begitu asing. Kejadian serupa tapi tak sama seperti apa yang ia alami waktu itu, kejadian yang bahkan turut hadir di dalam mimpinya.Sepanjang perjalanan, tentunya Audrey begitu gelisah, ia terus melakukan panggilan kepada Alberth, namun selalu berakhir tak terjawab. Mau bagaimana lagi, kecurigaan Audrey selama ini seakan t

  • My Wish    79 - Terulang Kembali

    - London, 1 Februari 2021 -Beberapa minggu telah berlalu, Audrey kini menekuni pekerjaan yang sama seperti Steve, selain karena tidak adanya panggilan untuk pemotretan, Audrey merasa bahwa ia lebih menyukai pekerjaan sederhana ini.Tanggal satu bulan februari tahun dua ribu dua puluh satu, akhirnya, gadis ini sampai juga di hari yang paling sial bagi hidupnya di kehidupan lalu. Audrey kembali merayakan ulang tahunnya yang ke dua puluh lima. Namun situasi lalu dan sekarang sangat berbeda jauh, jika pada waktu itu Audrey berniat untuk mengakhiri hidupnya di kamar kost yang sempit, Audrey kini merasa sedikit lebih bahagia dan tinggal di apartemen mewah. Entah apakah ini semua nyata atau tidak, kehidupan baru yang ia jalani terasa hampir sempurna sejauh ini.Pagi ini, Audrey tengah menggunakan pakaian yang sedikit terbuka di bagian atasnya, tak hanya itu ia juga merias tipis wajahnya agar tak nampak seperti mayat hidup. Setelah itu, Audrey segera memposisikan

  • My Wish    78 - Hal Baru

    Situasi kembali pada Alberth dan Audrey yang sedang berada dalam posisi canggung. Masing-masing dari mereka terus saja membungkam mulut, sehingga tak ada satu pun kata yang keluar dari mulut mereka.Situasi ini terjadi cukup lama sampai mereka tiba di apartement yang mereka tinggali. Audrey yang merasa takut, bergegas untuk pergi ke kamar kecil guna menghindari tatapan Alberth, sementara lelaki itu sepertinya hendak membicarakan sesuatu dengan kekasihnya.Alberth yang terus mengikuti Audrey kini terpaksa harus menghentikan langkahnya ketika gadis itu mengunci pintu kamar kecil rapat-rapat. Setelah itu terdengar suara air yang mengalir dari keran.Alberth yang entah sedang memikirkan apa kemudian membuka ponselnya. Ia terlihat sedang mengetik suatu pesan kemudian keluar tuk berbincang dengan seseorang melalui ponsel yang ada digenggamannya.Waktu terasa berjalan begitu lambat, Audrey yang dapat meredakan rasa takutnya kini mulai memberanikan diri unt

  • My Wish    77 - Sifat Asli

    "Mungkin itu merupakan sifat aslinya" Marlyn memberi tanggapan setelah mendengar kisah yang diceritakan oleh Audrey."Benar, aku setuju dengan hal itu" terlihat pula Steve ikut mengeluarkan pendapatnya.Mereka bertiga kini tengah berkumpul untuk menikmati waktu minum teh, hal ini bukan merupakan pertama kalinya, bahkan sebelum Audrey terlibat suatu kasus pun, mereka sudah pernah berkumpul beberapa kali.Fakta uniknya adalah Steve ternyata merupakan keponakan dari Marlyn. Hal ini sudah diketahui oleh Audrey lebih awal melalui cerita dari Marlyn."Apakah ia pernah mengatakan kata-kata tak pantas kepadamu?" Steve kembali bertanya."Ehm, sepertinya tidak. Dia hanya membentakku dan berteriak keras. Lelaki itu bahkan belum pulang ke rumah, ini sudah hari ke tiga" gadis itu menekuk wajahnya, ia tak tahu harus berkeluh kesah kepada siapa selain pada Marlyn dan Steve teman barunya."Kau tak menghubunginya?" tanya Marlyn penuh selidik, juj

  • My Wish    76 - Kelakuan

    Audrey mengangkat sebuah benda kecil berwarna hitam seukuran telunjuk jarinya di hadapan manik matanya. Secara perlahan ia membuka tutup benda tersebut dan memutar bagian bawahnya, ini adalah sebuah pewarna bibir dengan warna merah menyala.Sontak, Audrey jelas menaruh curiga pada Alberth, terutama setelah ia menemukan bukti bahwa kekasihnya sering bertemu dengan para perempuan selama ia berada di rumah sakit jiwa. Benda ini milik siapa?"Itu hadiah buatmu" ucap Alberth secara tiba-tiba."Untukku?" Audrey memincingkan mata, sebab Alberth tahu bahwa Audrey tak menyukai pewarna bibir dengan warna yang terlalu menarik perhatian, merah menyala terlalu berlebihan baginya."Iya, aku membelinya sebelum menjemputmu. Aku mengambil secara acak, kukira aku telah mengambil warna yang tepat, jadi aku membukanya untuk memastikannya, dan ternyata-" ucap Alberth yang tidak diketahui kebenarannya."Baiklah kalau ini memang untukku, terima kasih" Audrey memaks

  • My Wish    75 - Rencana Menikah?

    Audrey mengangkat sebuah benda kecil berwarna hitam seukuran telunjuk jarinya di hadapan manik matanya. Secara perlahan ia membuka tutup benda tersebut dan memutar bagian bawahnya, ini adalah sebuah pewarna bibir dengan warna merah menyala.Sontak, Audrey jelas menaruh curiga pada Alberth, terutama setelah ia menemukan bukti bahwa kekasihnya sering bertemu dengan para perempuan selama ia berada di rumah sakit jiwa. Benda ini milik siapa?"Itu hadiah buatmu" ucap Alberth secara tiba-tiba."Untukku?" Audrey memincingkan mata, sebab Alberth tahu bahwa Audrey tak menyukai pewarna bibir dengan warna yang terlalu menarik perhatian, merah menyala terlalu berlebihan baginya."Iya, aku membelinya sebelum menjemputmu. Aku mengambil secara acak, kukira aku telah mengambil warna yang tepat, jadi aku membukanya untuk memastikannya, dan ternyata-" ucap Alberth yang tidak diketahui kebenarannya."Baiklah kalau ini memang untukku, terima kasih" Audrey memaks

  • My Wish    74 - Bebas

    -Awal Tahun 2021-Rumah Sakit Jiwa Nasional, London-Tak terasa waktu berjalan begitu cepat. Kini Audrey kembali memasuki tahun dua ribu dua puluh satu dan sepertinya telah banyak hal yang terjadi di luar sana Audrey lewatkan begitu saja karena gadis malang itu harus mendekam di rumah sakit jiwa milik pemerintah.Seharusnya semua ini tidak akan terjadi karena gadis itu sebenarnya harus mendekam di balik jeruji besi selama dua puluh lima tahun lamanya. Entah apa yang dilakukan psikater dan pengacara yang ia andalkan itu, sebab dipersidangan akhir Audrey sama sekali tidak terbukti bersalah walau ia tetap harus mendekam di rumah sakit jiwa sampai dokter mengijinkan pulang."Kondisimu semakin membaik, kau menghabiskan makananmu hari ini" perawat yang bertugas merawat Audrey memberi tanggapan positif akan perilaku gadis itu akhir-akhir ini."Lantas, apakah aku bisa bebas secepatnya?" Audrey tak ingin berlama-lama berada di tempat ini, baginya, tempat ini

  • My Wish    73 - Audrey dan Psikiater

    Lorent dinyatakan meninggal di tempat akibat benturan keras yang menghantam bagian belakang kepalanya, selain itu ia juga mengalami patah tulang terbuka di beberapa bagian tubuhnya, hal inilah yang menyebabkan darah segar membanjiri tempat kejadian perkara.Selain itu, Audrey yang berada di lokasi kejadian saat peristiwa mengerikan itu berlangsung, kini ditetapkan sebagai tersangka utama. Lagi-lagi gadis malang itu harus berurusan dengan hal semacam ini.Di suatu ruangan sempit dengan penerangan minim, Audrey tampak sedang duduk berhadapan dengan seorang lelaki yang tak asing di matanya, psikiaternya. Pihak kepolisian memutuskan hal ini karena Audrey dicurigai memiliki penyakit mental yang belum sembuh sepenuhnya."Begini Audrey, sudah lama kita tidak bertemu, aku pikir kau tidak ada masalah dan dapat menjalani hidup dengan baik. Apa yang sebenarnya terjadi Audrey?" psikiater itu bertanya dengan lembut dan terlihat begitu mengkhawatirkan gadis yang sudah l

DMCA.com Protection Status