Beranda / Romansa / My Wish / 37 - Takdir dan Nasib

Share

37 - Takdir dan Nasib

Penulis: agllaea_
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Brakkk! Brakkk! 

"Dasar pembunuh, entah kau dari hadapanku!" gadis itu terus saja berteriak dan melempar barang yang ada di sekitarnya seolah sedang menghukum rajam seorang perempuan yang terlihat begitu hina dibola matanya.

"Hentikan, aku tak mengerti apa maksudmu Audrey" lirih Marlyn seraya melindungi wajah menggunakan lengannya.

"Kau membunuh sahabatmu itu artinya kau juga membunuh ibuku!!" ucapan Audrey membuat tubuh Marlyn serasa membeku di tempat.

"Apa maksudmu, Audrey?" tanya wanita itu tak mengerti dengan ucapan gadis dihadapannya.

"Kau membunuh ibuku! Ibuku, Christie!!" teriakan Audrey terdengar semakin histeris, sehingga mengakibatkan beberapa orang berkumpul memenuhi pintu masuk ruang inap tempatnya terbaring.

Beberapa orang yang lewat, atau yang dengan sengaja datang berkumpul, menghalangi pintu satu-satunya yang berguna sebagai jalur keluar masuk. Seolah memblokir jalan, mereka tak membiarkan siapapun melintasi jalan

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • My Wish    38 - Rumah Sakit

    Guratan senja muncul menampakkan keelokannya sekaligus menandakan bahwa hari akan segera berakhir. Beberapa jam setelah konflik ringan yang terjadi di rumah sakit ini juga telah berlalu begitu saja, termasuk Audrey yang sudah terbangun dari tidurnya dalam keadaan yang sangat baik. "Baiklah, satu suapan lagi, aa ..." Alberth mengangkat sendok yang terisi penuh dengan bubur kemudian mengarahkannya pada mulut seorang gadis yang terbuka lebar. Seseorang yang baru saja menjadi kekasihnya selama 3 hari ini. "Sudah habis, kau ingin makan lagi?" tawarnya pada gadis yang tak bisa beranjak jauh dari ranjang rumah sakitnya. "Tidak, perutku sudah penuh. Oh iya Alberth, apakah kau tak memberitahu Zoya? Mengapa ia tak kunjung datang menemuiku atau membalas pesanku?" wajah Audrey nampak murung. Namun, pertanyaan singkat yang terlontar dari celah mulut Audrey membuat hati Alberth menjadi gelisah. Ia takkan bisa mengungkapkan kondisi Zoya yang sebenarnya, ia tak

  • My Wish    39 - Kemalangan

    Audrey melangkahkan kaki bersama tiang infus yang berada dalam genggamannya. Beriringan dengan langkah Alberth disampingnya, mereka akhirnya berhenti di sebuah kamar inap lain tak jauh dari kamar Audrey. Perlahan Alberth menyentuh ganggang pintu tersebut dan ... Drekk ... Sebuah pintu yang mulai terbuka lebar,menampilkan ruangan yang nampak berbeda dari ruangan yang Audrey tempati. Terlihat, seorang perempuan sedang tertidur pulas di atas ranjang dengan kondisi kepala yang terbalut kain kasa. "Zoya?" panggilan itu membangunkan gadis yang sedang tertidur pulas tersebut. Gadis itu bereaksi, namun kepala dan lehernya yang terluka membuat gadis itu tak mampu menoleh kearah pintu masuk untuk melihat siapa yang ada di sana. Tetapi dengan penuh keyakinan, ia yakin bahwa dirinya benar-benar mengenali suara yang baru saja menyapa itu. "A-Audrey? Kau disini?" panggilnya untuk memastikan. Audrey lantas berjalan mendekat ketika mendengar panggilan

  • My Wish    40 - Ajakan Bertemu

    Suasana rumah sakit yang terlihat ramai membuat Audrey harus menunggu selama berjam-jam lamanya hanya untuk membayar seluruh biaya perawatan rumah sakit yang diberikan padanya. Gadis itu menunggu di kursi tunggu bersama pasien atau keluarga pasien lainnya. Guna mengusir rasa bosan yang mulai menyerangnya, Audrey mengambil ponsel miliknya dan melihat berbagai pesan serta panggilan tak terjawab dari Mr. Vincent dan Marlyn, pembunuh ibunya. "Menganggu saja" keluh Audrey ketika terus menerus mendapat pesan yang berisi ajakan untuk bertemu sore nanti. Raut wajah Audrey menunjukkan segalanya, ia merasa tak nyaman dengan semua pesan dan panggilan itu. Untuk apa ia harus bertemu lagi dengan pembunuh yang membunuh ibunya? Walaupun mereka bekerja dalam satu agensi, pekerjaan mereka pun berbeda, Audrey bahkan berencana untuk menghindar dari wanita itu, lalu mengapa sekarang mereka justru mengajaknya untuk bertemu? Menganggu. Tepat ketika gadis itu mematikan pons

  • My Wish    41 - Bertemu

    Sebuah taksi berhenti tepat di sebuah rumah makan yang sudah dijanjikan, gadis yang baru saja turun dari taksi itu segera melakukan pembayaran dan memasuki rumah makan mewah yang terletak di pusat kota London. Rumah makan tersebut nampak begitu ramai, baik dipenuhi oleh warga lokal London maupun wisatawan asing yang datang ke kota ini. Barisan antrian yang panjang bahkan hampir menyentuh jalan raya, memang se-terkenal itu rumah makan ini. Maka, tak heran jika puluhan orang memilih bersabar dan mengantri hanya untuk menikmati sajian makanan lezat yang dijual di tempat itu. Tetapi, tak seperti orang-orang lainnya yang harus duduk dipinggir jalan dan mengantri, Audrey dengan penuh percaya diri memasuki tempat itu dan menanyakan tempat yang sebelumnya sudah di pesan langsung oleh Mr. Vincent, 3 jam yang lalu. Salah satu pelayan kemudian mengajak gadis itu pergi menaiki lantai atas dan menuju ke ruang VVIP yang disediakan di sana. Terlihat, banyak ruang pribad

  • My Wish    42 - Diam-Diam

    Ctak! Audrey menepis tangan wanita yang menggenggam erat kedua tangannya, secara kasar. Gadis itu mulai berteriak kembali, sebab ia tak bisa menahan emosi dalam dirinya, "Sudahlah, kau adalah pembunuh ibuku! Aku takkan mempercayai semua hal yang kau katakan!". "Dengarkan dulu Audrey, aku mohon" pelupuk mata Marlyn mulai menampakkan butiran air yang hendak jatuh membasahi pipinya. Akhirnya atas dasar keterpaksaan dan kasihan, serta wejangan dari Mr. Vincent, Audrey bersedia mendengarkan cerita Marlyn. Walaupun sebenarnya ia tetap bersikeras percaya pada ingatan masa lalu yang muncul sesaat saat kebakaran itu. "Audrey, aku bukanlah pembunuh ibumu. Semua ini hanyalah salah paham semata" sepertinya Marlyn mengawali kisah dengan pemilihan kata yang salah, sehingga membuat Audrey semakin meledak-ledak. "Ya! Kau tak membunuhnya secara langsung, tetapi kau tetap yang bertanggung jawab atas kematian Christie, ibuku!" teriakan Audrey kembali terde

  • My Wish    43 - Terjerumus

    Brakk!Tanaman besar yang terletak di dekat dua orang gadis tiba-tiba saja jatuh dan hampir mengenai seorang lelaki yang sedang berjalan kaki. Tanaman hias tersebut ternyata lebih ringan dari pada dugaan Christie, membuatnya secara tak sengaja jatuh karena terdorong."M-Maaf" teriak Chistie sembari berusaha membereskan kekacauan yang ia buat.Gadis itu, berusaha mengangkat kembali tanaman hias imitasi yang tergeletak di tanah. Ia bahkan merasa malu untuk mengangkat wajahnya dan melihat lelaki yang hampir saja terkena tanaman hias imitasi seberat 1/5 kg itu. Beberapa batu putih dan tanah sebagai pelengkap juga turut berhamburan mengotori lantai yang terbuat dari semen yang diamplas halus.Marlyn yang turut membantu sahabatnya itu, memungut beberapa batu putih yang berserakan dan tanpa ia sadari, lelaki itu turut membantu dua gadis itu membereskan kekacauan yang disebabkan oleh kelalaian Christie."Nona Christie, sebaiknya nona tinggalkan

  • My Wish    44 - Permohonan

    Jarum jam yang terus bergerak menunjukkan waktu tengah malam. Udara yang dingin, ditambah dengan derasnya hujan membuat suasana di luar ruangan menjadi begitu buruk. Tok ... tok ... tok Suara pintu yang diketuk membuat seorang lelaki yang tinggal di rumah itu keluar dari kamar dan membuka pintu rumahnya. Saat pintu rumah tersebut dibuka, terlihat jelas siapa pelaku yang mengetuk pintu rumah seseorang pada waktu tengah malam. Dengan seluruh tubuh yang basah kuyup akibat diguyur derasnya hujan, seorang gadis yang nampak begitu menggoda membuat iman Duke menjadi lemah. Tetapi, ia tetap berusaha sekuat tenaga untuk tidak menerkam gadis yang telah menjadi mantan kekasihnya itu. "Kau kemari setelah memutuskan hubungan kita 3 bulan yang lalu?" tanya Duke, firasatnya sangat tidak enak. "Kau tak ingin mengucapkan apapun? Baiklah, akan kututup pintunya" Duke memutuskan untuk bertindak, setelah melihat Christie hanya berdiri di tempat, memandanginy

  • My Wish    45 - Penawaran

    Hari-hari normal seperti biasanya berlangsung di perusahaan fashion milik ayah Christie. Semua pegawai terlihat disibukkan dengan pekerjaannya masing-masing, kecuali seorang pria setengah baya yang sedang memohon ampun di ruangan kepala yang diketahui milik ayah Christie."Saya mohon pak, ampuni anak saya" pria setengah baya itu datang bersama anak laki-laki semata wayangnya yang ia besarkan sendiri selama puluhan tahun."Sepertinya kau dan putramu baru mengetahuinya sekarang, kalian pasti sangat terkejut" ayah Christie mengalihkan pandangannya keluar jendela besar yang ada ruang pribadi miliknya."Saya meminta maaf pak, saya akan bertanggung jawab bagaimanapun caranya. Saya mohon, jangan tuntut anak saya" ayah Duke yang berprofesi sebagai sopir pribadi itu, berusaha membujuk atasannya agar memaafkan kesalahan putranya yang ia sendiri tahu bahwa hal ini tak bisa diampuni."Saya tak menyangka bahwa kelakuan putramu sangat berbanding jauh dengan dirimu. Pas

Bab terbaru

  • My Wish    81 - Epilog

    Situasi kemudian berlanjut di sebuah gedung yang menjulang tinggi. Terdengar suara teriakan memenuhi lorong yang sepi. Beberapa orang dengan pakaian serba putih segera datang dengan tali yang mereka bawa.Brak!!"Dokter Kenzler, pasien itu kembali mengamuk" seorang wanita yang memakai pakaian sama, membuka pintu ruangan psikiater yang menangani pasien itu. Mereka segera berlari menuju ke sumber suara, teriakan seorang perempuan yang terdengar semakin histeris. Terlihat seorang perempuan bertubuh besar dengan bekas luka bakar di wajah kirinya terikat di tempat tidurnya.Perempuan yang diketahui bernama Audrey Dianne itu terlihat mengamuk dan berusaha menyakiti dirinya sendiri. Tak hanya itu, ia juga sempat melukai pasien lain."Bagaimana dengan wali pasien ini?" tanya psikiater itu kepada para perawat."Mereka sudah dalam perjalanan dan kami sudah memberi obat penenang kepada pasien itu" perawat yang ditanya oleh psik

  • My Wish    80 - Runtuh

    "Alberth bersama perempuan lain?" Audrey kembali bertanya untuk memastikan apa yang ia dengar."Benar dan kurasa kali ini tindakan Alberth sudah terlalu berlebihan" ucapan Steve membuat degup jantung Audrey berdenyut semakin kencang.Sama halnya seperti perempuan lain ketika mendapat kabar bahwa pasangannya sedang bersama dengan orang lain. Hati yang hancur? Sudah pasti.Tring!Tanpa menunggu lebih lama lagi, Steve segera mengirimkan sebuah alamat di mana Alberth sedang menghabiskan malam di sana.Secepat kilat, Audrey mengambil jaket dan tasnya untuk segera memesan sebuah taksi online. Kejadian ini terasa tak begitu asing. Kejadian serupa tapi tak sama seperti apa yang ia alami waktu itu, kejadian yang bahkan turut hadir di dalam mimpinya.Sepanjang perjalanan, tentunya Audrey begitu gelisah, ia terus melakukan panggilan kepada Alberth, namun selalu berakhir tak terjawab. Mau bagaimana lagi, kecurigaan Audrey selama ini seakan t

  • My Wish    79 - Terulang Kembali

    - London, 1 Februari 2021 -Beberapa minggu telah berlalu, Audrey kini menekuni pekerjaan yang sama seperti Steve, selain karena tidak adanya panggilan untuk pemotretan, Audrey merasa bahwa ia lebih menyukai pekerjaan sederhana ini.Tanggal satu bulan februari tahun dua ribu dua puluh satu, akhirnya, gadis ini sampai juga di hari yang paling sial bagi hidupnya di kehidupan lalu. Audrey kembali merayakan ulang tahunnya yang ke dua puluh lima. Namun situasi lalu dan sekarang sangat berbeda jauh, jika pada waktu itu Audrey berniat untuk mengakhiri hidupnya di kamar kost yang sempit, Audrey kini merasa sedikit lebih bahagia dan tinggal di apartemen mewah. Entah apakah ini semua nyata atau tidak, kehidupan baru yang ia jalani terasa hampir sempurna sejauh ini.Pagi ini, Audrey tengah menggunakan pakaian yang sedikit terbuka di bagian atasnya, tak hanya itu ia juga merias tipis wajahnya agar tak nampak seperti mayat hidup. Setelah itu, Audrey segera memposisikan

  • My Wish    78 - Hal Baru

    Situasi kembali pada Alberth dan Audrey yang sedang berada dalam posisi canggung. Masing-masing dari mereka terus saja membungkam mulut, sehingga tak ada satu pun kata yang keluar dari mulut mereka.Situasi ini terjadi cukup lama sampai mereka tiba di apartement yang mereka tinggali. Audrey yang merasa takut, bergegas untuk pergi ke kamar kecil guna menghindari tatapan Alberth, sementara lelaki itu sepertinya hendak membicarakan sesuatu dengan kekasihnya.Alberth yang terus mengikuti Audrey kini terpaksa harus menghentikan langkahnya ketika gadis itu mengunci pintu kamar kecil rapat-rapat. Setelah itu terdengar suara air yang mengalir dari keran.Alberth yang entah sedang memikirkan apa kemudian membuka ponselnya. Ia terlihat sedang mengetik suatu pesan kemudian keluar tuk berbincang dengan seseorang melalui ponsel yang ada digenggamannya.Waktu terasa berjalan begitu lambat, Audrey yang dapat meredakan rasa takutnya kini mulai memberanikan diri unt

  • My Wish    77 - Sifat Asli

    "Mungkin itu merupakan sifat aslinya" Marlyn memberi tanggapan setelah mendengar kisah yang diceritakan oleh Audrey."Benar, aku setuju dengan hal itu" terlihat pula Steve ikut mengeluarkan pendapatnya.Mereka bertiga kini tengah berkumpul untuk menikmati waktu minum teh, hal ini bukan merupakan pertama kalinya, bahkan sebelum Audrey terlibat suatu kasus pun, mereka sudah pernah berkumpul beberapa kali.Fakta uniknya adalah Steve ternyata merupakan keponakan dari Marlyn. Hal ini sudah diketahui oleh Audrey lebih awal melalui cerita dari Marlyn."Apakah ia pernah mengatakan kata-kata tak pantas kepadamu?" Steve kembali bertanya."Ehm, sepertinya tidak. Dia hanya membentakku dan berteriak keras. Lelaki itu bahkan belum pulang ke rumah, ini sudah hari ke tiga" gadis itu menekuk wajahnya, ia tak tahu harus berkeluh kesah kepada siapa selain pada Marlyn dan Steve teman barunya."Kau tak menghubunginya?" tanya Marlyn penuh selidik, juj

  • My Wish    76 - Kelakuan

    Audrey mengangkat sebuah benda kecil berwarna hitam seukuran telunjuk jarinya di hadapan manik matanya. Secara perlahan ia membuka tutup benda tersebut dan memutar bagian bawahnya, ini adalah sebuah pewarna bibir dengan warna merah menyala.Sontak, Audrey jelas menaruh curiga pada Alberth, terutama setelah ia menemukan bukti bahwa kekasihnya sering bertemu dengan para perempuan selama ia berada di rumah sakit jiwa. Benda ini milik siapa?"Itu hadiah buatmu" ucap Alberth secara tiba-tiba."Untukku?" Audrey memincingkan mata, sebab Alberth tahu bahwa Audrey tak menyukai pewarna bibir dengan warna yang terlalu menarik perhatian, merah menyala terlalu berlebihan baginya."Iya, aku membelinya sebelum menjemputmu. Aku mengambil secara acak, kukira aku telah mengambil warna yang tepat, jadi aku membukanya untuk memastikannya, dan ternyata-" ucap Alberth yang tidak diketahui kebenarannya."Baiklah kalau ini memang untukku, terima kasih" Audrey memaks

  • My Wish    75 - Rencana Menikah?

    Audrey mengangkat sebuah benda kecil berwarna hitam seukuran telunjuk jarinya di hadapan manik matanya. Secara perlahan ia membuka tutup benda tersebut dan memutar bagian bawahnya, ini adalah sebuah pewarna bibir dengan warna merah menyala.Sontak, Audrey jelas menaruh curiga pada Alberth, terutama setelah ia menemukan bukti bahwa kekasihnya sering bertemu dengan para perempuan selama ia berada di rumah sakit jiwa. Benda ini milik siapa?"Itu hadiah buatmu" ucap Alberth secara tiba-tiba."Untukku?" Audrey memincingkan mata, sebab Alberth tahu bahwa Audrey tak menyukai pewarna bibir dengan warna yang terlalu menarik perhatian, merah menyala terlalu berlebihan baginya."Iya, aku membelinya sebelum menjemputmu. Aku mengambil secara acak, kukira aku telah mengambil warna yang tepat, jadi aku membukanya untuk memastikannya, dan ternyata-" ucap Alberth yang tidak diketahui kebenarannya."Baiklah kalau ini memang untukku, terima kasih" Audrey memaks

  • My Wish    74 - Bebas

    -Awal Tahun 2021-Rumah Sakit Jiwa Nasional, London-Tak terasa waktu berjalan begitu cepat. Kini Audrey kembali memasuki tahun dua ribu dua puluh satu dan sepertinya telah banyak hal yang terjadi di luar sana Audrey lewatkan begitu saja karena gadis malang itu harus mendekam di rumah sakit jiwa milik pemerintah.Seharusnya semua ini tidak akan terjadi karena gadis itu sebenarnya harus mendekam di balik jeruji besi selama dua puluh lima tahun lamanya. Entah apa yang dilakukan psikater dan pengacara yang ia andalkan itu, sebab dipersidangan akhir Audrey sama sekali tidak terbukti bersalah walau ia tetap harus mendekam di rumah sakit jiwa sampai dokter mengijinkan pulang."Kondisimu semakin membaik, kau menghabiskan makananmu hari ini" perawat yang bertugas merawat Audrey memberi tanggapan positif akan perilaku gadis itu akhir-akhir ini."Lantas, apakah aku bisa bebas secepatnya?" Audrey tak ingin berlama-lama berada di tempat ini, baginya, tempat ini

  • My Wish    73 - Audrey dan Psikiater

    Lorent dinyatakan meninggal di tempat akibat benturan keras yang menghantam bagian belakang kepalanya, selain itu ia juga mengalami patah tulang terbuka di beberapa bagian tubuhnya, hal inilah yang menyebabkan darah segar membanjiri tempat kejadian perkara.Selain itu, Audrey yang berada di lokasi kejadian saat peristiwa mengerikan itu berlangsung, kini ditetapkan sebagai tersangka utama. Lagi-lagi gadis malang itu harus berurusan dengan hal semacam ini.Di suatu ruangan sempit dengan penerangan minim, Audrey tampak sedang duduk berhadapan dengan seorang lelaki yang tak asing di matanya, psikiaternya. Pihak kepolisian memutuskan hal ini karena Audrey dicurigai memiliki penyakit mental yang belum sembuh sepenuhnya."Begini Audrey, sudah lama kita tidak bertemu, aku pikir kau tidak ada masalah dan dapat menjalani hidup dengan baik. Apa yang sebenarnya terjadi Audrey?" psikiater itu bertanya dengan lembut dan terlihat begitu mengkhawatirkan gadis yang sudah l

DMCA.com Protection Status