Beranda / Romansa / My Wish / 24 - Bersalah dan Sedih

Share

24 - Bersalah dan Sedih

Penulis: agllaea_
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Seorang pria termenung menatap layar komputer yang menyala sedari tadi, sembari memangku wajahnya yang nampak lesu dengan satu tangan. Kini, pria itu sedang disibukkan dengan lamunan yang menganggu konsentrasinya dalam bekerja, seorang gadis yang ia temui semalam tak kunjung angkat kaki dari pikirannya.

Beberapa jam berlalu dengan sia-sia, pekerjaan yang tak kunjung usai semakin tertumpuk dengan tugas-tugas baru yang terus berdatangan. Semua menjadi terbengkalai begitu saja, waktu berharga tak dimanfaatkan sebaik mungkin.

Keinginan keras untuk menghubungi gadis itu bahkan turut muncul sepanjang waktu, namun keberanian yang sirna seakan menghalangi tindakannya. Ia begitu takut mengecewakan atau bahkan membuat gadis itu marah, dan sepertinya hal itu sudah terjadi. Bagaimana ini? Apa yang harus ia lakukan?

"Alberth" panggilan itu membuyarkan semua pikirannya.

Terlihat seorang gadis berambut panjang yang diurai mengenakan seragam kerja yang sama persis sepert

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • My Wish    25 - Upaya Memperbaiki

    Kedua ibu jari itu mulai bergerak lincah mengetik pesan balasan untuk seseorang yang mengirimkannya pesan. Namun, belum selesai ia mengetik seluruh balasan, ponselnya bergetar dan tampilannya berubah karena menerima sebuah panggilan dari seseorang yang sama. Tanpa ragu, kini Audrey mengangkat panggilan itu sehingga ia dapat mendengar sapaan 'hai' dari seseorang di sebrang sana. Mendengar suara seseorang yang sangat ia rindukan, gadis itu tak bisa berkata-kata. Ia mengira bahwa dirinya takkan dapat mendengar suara hangat pria ini lagi, Audrey mengira Alberth benar-benar menolaknya tiga hari yang lalu. "Audrey kau belum tidur?" tanya seseorang di sebrang sana karena tak kunjung mendapat sapaan balik seperti apa yang ia lontarkan. "Ah iya, maaf aku sedang tidak fokus" dalih Audrey. "Sepertinya memang benar, maafkan aku, aku akan menjelaskan semuanya nanti siang. Selamat malam Audrey, tidurlah yang nyenyak" perkataan itu menjadi penutup perbincangan singk

  • My Wish    26 - Kekasih?

    Aroma pasta bercampur potongan daging sapi yang dibalur dengan saus khas Italia sungguh menggugah selera makan semua orang yang memenuhi rumah makan tersebut. Tak terkecuali seorang gadis yang baru saja keluar dari kamar kecil tempatnya bersembunyi. "Wah, bisa-bisanya kalian mengabaikan pasta seenak ini" ucap Zoya ketika mendapati Alberth dan Audrey hanya mengaduk-aduk pasta yang berada di piring mereka. Gadis itu duduk disamping Audrey dan segera melahap pasta bagiannya untuk segera membungkam raungan cacing perut yang sedari tadi sudah mengadakan protes meminta makanan. Namun kesenangan Zoya saat melahap makanan tiba-tiba hilang begitu saja ketika mendapati raut wajah teman-temannya yang begitu lusuh, terlihat sangat menyebalkan! Sepertinya ia harus turun tangan (lagi) untuk memperbaiki situasi ini, Alberth benar-benar payah. "Hey, kalian tak memakannya? Apakah kalian menungguku agar bisa kusuapi satu persatu?" nada kesal yang dikeluarkan oleh

  • My Wish    27 - Ruang Rahasia

    Gemerlap pemandangan kota terlihat begitu memanjakan mata ketika bianglala mencapai ketinggian puncak. Namun sayangnya, Audrey tak dapat menikmati momen indah tersebut karena terdapat momen yang lebih indah lagi di depan matanya.Seorang pria yang berlutut menggunakan satu kakinya membawa sekotak kecil perhiasan berwarna merah dan bertanya pada dirinya apakah ia bersedia untuk merajut kasih sebagai pasangan kekasih? Pertanyaan yang terlontar secara tiba-tiba ini rupanya memang sangat tak baik untuk hatinya.Debaran jantung yang begitu kencang terasa seperti hendak meledak, wajahnya memerah, dan gadis itu sangat sulit mengendalikan ekspresi wajahnya sekarang. Sembari menutup kedua matanya, Audrey menjawab dengan yakin bahwa ia bersedia menjadi kekasih dari Alberth Galvin, seorang pria yang pernah menjadi tunangannya.Hal yang sama kini akhirnya dirasakan oleh Alberth, rasa bahagia yang memuncak, hampir meledak. Ia benar-benar tak menyangka bahwa rencana Zoy

  • My Wish    28 - Acara Akan Dilaksanakan

    London, 1 Maret 2019 - Pukul 15.00 - The Lanesborough Hotel. Hiruk pikuk persiapan acara masih terdengar jelas sampai ruang rias. Acara besar tahunan musim panas LF Agency ini diadakan di ballroom sebuah hotel ternama bintang lima di London dengan panggung besar yang turut menyertainya. Dekorasi mewah nan elegan nampak disesuaikan dengan tema 'musim panas' tahun ini. Acara besar ini akan dilaksanakan tepat pada pukul delapan malam nanti dengan kehadiran berbagai bintang tamu terkenal dan para orang penting di London. Persiapan acara besar yang bisa dibilang terlalu singkat bagi Audrey, namun ia yakin bahwa dirinya takkan mengecewakan siapapun malam ini. Sejak matahari terbit, para model baru yang akan diperkenalkan publik sudah berada di tempat ini guna melakukan pelatihan terakhir. Ratusan menit mereka lalui dengan penuh semangat untuk menyempurnakan tiap langkah yang akan mereka lakukan di atas panggung nantinya. Namun hingga pelatihan terakhir selesa

  • My Wish    29 - Perseteruan

    Seorang wanita dengan penutup wajah yang sedari tadi bersembunyi kini secara sengaja menarik tangan Audrey dan mendorong tubuhnya agar menyandar dinding. Wanita misterius itu lantas mencekik leher Audrey tanpa alasan dan mengacungkan pisau lipat tak jauh dari wajah gadis manis itu.Beberapa detik yang lalu Audrey memang begitu terkejut. Namun sekarang, gadis itu bisa mengeratkan kendali atas dirinya untuk tetap bersikap tenang."Siapa kau?" tanya Audrey sebab ia merasa tak mengerti apapun.Wanita bertopeng itu mengumpatkan kata-kata kasar sembari perlahan menyentuh helaian rambutnya dan melepasnya begitu saja, sehingga menampilkan kepala asli miliknya yang tak ditumbuhi oleh rambut dan dihiasi oleh delapan jahitan yang tampak menyatukan kulit kepalanya yang robek. Tak hanya itu, ia juga melepas penutup wajahnya sehingga menampilkan dengan jelas siapa dirinya."Jangan bergerak atau pisau ini akan mengoyak wajah cantikmu" tangan kiri Lorent mencekik leher A

  • My Wish    30 - Perseteruan Berlanjut

    Perseteruan yang terjadi antara Lorent dan Audrey kini kian memanas akibat beberapa oknum 'dianggap' ikut mencampuri permasalahan yang sedang terjadi. Terlebih lagi ketika seseorang yang rupanya mengenali masa lalu Lorent mengungkap fakta mengejutkan yang mengegerkan semua orang. "Jujur saja, wajah aslimu memang sangat jelek Lorent. Kakak laki-lakiku bahkan secara terang-terangan menghinamu, terutama saat kau melakukan operasi plastik diusia muda hanya untuk memperbaiki wajahmu yang rusak" salah satu model baru yang berada disana dengan berani mengungkap fakta mengejutkan yang selama ini hanya diketahui oleh Marlyn, LF Agency, dan Lorent itu sendiri. "Tidak! Itu semua fitnah, kau berusaha menjatuhkan namaku? Kau iri pada kecantikanku?" Lorent berusaha membantah dengan sekuat tenaga yang ia miliki. "Aku tak iri padamu karena kecantikanku adalah alami, dan apakah kau perlu bukti? Sepertinya kakakku mempunyai foto lamamu di buku perpisahan sekolah miliknya, apak

  • My Wish    31 - Peresmian Model

    London, 1 Maret 2019 - Pukul 20.00 - The Lanesborough Hotel. Waktu yang telah ditentukan akhirnya tiba, acara pembukaan dan penyambutan yang sudah diarahkan sebelumnya berjalan dengan baik. Terlihat seluruh tamu undangan yang memenuhi ruang ini dapat menikmati semuanya dengan baik. Walikota London yang sedang berpidato juga terlihat menyampaikan sesuatu dengan wajah yang berseri-seri. Semua terlihat bahagia dengan masing-masing segelas sampanye ditangan mereka, kecuali seorang gadis yang sedang berdiri dibalik panggung pertunjukkan dengan raut wajah yang tak bisa dijelaskan, tentunya bukan raut wajah bahagia yang nampak. Apa yang terjadi? "Tidak, sepertinya aku salah mendengar" lirih Audrey yang tanpa sadar menggigiti kuku ibu jarinya. "Tetapi tak mungkin indera pendengaranku salah, apakah benar?" Audrey sibuk berbicara pada dirinya sendiri sembari mengamati tingkah laku Marlyn yang sedari tadi sibuk mempersiapkan kebutuhan anak didiknya. "Jika semua

  • My Wish    32 - Kebakaran Hotel

    Karbonasi yang muncul dalam sampanye yang baru saja dituang terlihat begitu menyegarkan. Tetapi sayang, minuman mahal asal Perancis itu justru tak disentuh sama sekali oleh sang pemilik gelas. Terlihat gadis yang baru saja turun dari panggung megah berbaur dengan para tamu yang hadir dan menonton pertunjukan lainnya. Namun, sepertinya ia tak benar-benar menonton, arah matanya justru menatap latar belakang panggung tetapi tatapannya kosong. Gadis itu masih sibuk memikirkan ucapan Marlyn, terdengar membosankan tetapi tidak bagi gadis yang harus menyelidiki sesuatu berkaitan dengan masa lalunya yang buruk. Audrey terlalu fokus ketika memikirkan sesuatu sehingga ia bisa mengabaikan apa saja yang ada disekitarnya, termasuk musik meriah yang sama sekali terdengar hening di indera pendengaran miliknya. Riuhnya acara yang bahkan sama sekali tak terlihat di pelupuk matanya. Gadis ini sibuk berpikir, apakah ia harus mencari tahu sesuatu yang berkaitan dengan kematian ked

Bab terbaru

  • My Wish    81 - Epilog

    Situasi kemudian berlanjut di sebuah gedung yang menjulang tinggi. Terdengar suara teriakan memenuhi lorong yang sepi. Beberapa orang dengan pakaian serba putih segera datang dengan tali yang mereka bawa.Brak!!"Dokter Kenzler, pasien itu kembali mengamuk" seorang wanita yang memakai pakaian sama, membuka pintu ruangan psikiater yang menangani pasien itu. Mereka segera berlari menuju ke sumber suara, teriakan seorang perempuan yang terdengar semakin histeris. Terlihat seorang perempuan bertubuh besar dengan bekas luka bakar di wajah kirinya terikat di tempat tidurnya.Perempuan yang diketahui bernama Audrey Dianne itu terlihat mengamuk dan berusaha menyakiti dirinya sendiri. Tak hanya itu, ia juga sempat melukai pasien lain."Bagaimana dengan wali pasien ini?" tanya psikiater itu kepada para perawat."Mereka sudah dalam perjalanan dan kami sudah memberi obat penenang kepada pasien itu" perawat yang ditanya oleh psik

  • My Wish    80 - Runtuh

    "Alberth bersama perempuan lain?" Audrey kembali bertanya untuk memastikan apa yang ia dengar."Benar dan kurasa kali ini tindakan Alberth sudah terlalu berlebihan" ucapan Steve membuat degup jantung Audrey berdenyut semakin kencang.Sama halnya seperti perempuan lain ketika mendapat kabar bahwa pasangannya sedang bersama dengan orang lain. Hati yang hancur? Sudah pasti.Tring!Tanpa menunggu lebih lama lagi, Steve segera mengirimkan sebuah alamat di mana Alberth sedang menghabiskan malam di sana.Secepat kilat, Audrey mengambil jaket dan tasnya untuk segera memesan sebuah taksi online. Kejadian ini terasa tak begitu asing. Kejadian serupa tapi tak sama seperti apa yang ia alami waktu itu, kejadian yang bahkan turut hadir di dalam mimpinya.Sepanjang perjalanan, tentunya Audrey begitu gelisah, ia terus melakukan panggilan kepada Alberth, namun selalu berakhir tak terjawab. Mau bagaimana lagi, kecurigaan Audrey selama ini seakan t

  • My Wish    79 - Terulang Kembali

    - London, 1 Februari 2021 -Beberapa minggu telah berlalu, Audrey kini menekuni pekerjaan yang sama seperti Steve, selain karena tidak adanya panggilan untuk pemotretan, Audrey merasa bahwa ia lebih menyukai pekerjaan sederhana ini.Tanggal satu bulan februari tahun dua ribu dua puluh satu, akhirnya, gadis ini sampai juga di hari yang paling sial bagi hidupnya di kehidupan lalu. Audrey kembali merayakan ulang tahunnya yang ke dua puluh lima. Namun situasi lalu dan sekarang sangat berbeda jauh, jika pada waktu itu Audrey berniat untuk mengakhiri hidupnya di kamar kost yang sempit, Audrey kini merasa sedikit lebih bahagia dan tinggal di apartemen mewah. Entah apakah ini semua nyata atau tidak, kehidupan baru yang ia jalani terasa hampir sempurna sejauh ini.Pagi ini, Audrey tengah menggunakan pakaian yang sedikit terbuka di bagian atasnya, tak hanya itu ia juga merias tipis wajahnya agar tak nampak seperti mayat hidup. Setelah itu, Audrey segera memposisikan

  • My Wish    78 - Hal Baru

    Situasi kembali pada Alberth dan Audrey yang sedang berada dalam posisi canggung. Masing-masing dari mereka terus saja membungkam mulut, sehingga tak ada satu pun kata yang keluar dari mulut mereka.Situasi ini terjadi cukup lama sampai mereka tiba di apartement yang mereka tinggali. Audrey yang merasa takut, bergegas untuk pergi ke kamar kecil guna menghindari tatapan Alberth, sementara lelaki itu sepertinya hendak membicarakan sesuatu dengan kekasihnya.Alberth yang terus mengikuti Audrey kini terpaksa harus menghentikan langkahnya ketika gadis itu mengunci pintu kamar kecil rapat-rapat. Setelah itu terdengar suara air yang mengalir dari keran.Alberth yang entah sedang memikirkan apa kemudian membuka ponselnya. Ia terlihat sedang mengetik suatu pesan kemudian keluar tuk berbincang dengan seseorang melalui ponsel yang ada digenggamannya.Waktu terasa berjalan begitu lambat, Audrey yang dapat meredakan rasa takutnya kini mulai memberanikan diri unt

  • My Wish    77 - Sifat Asli

    "Mungkin itu merupakan sifat aslinya" Marlyn memberi tanggapan setelah mendengar kisah yang diceritakan oleh Audrey."Benar, aku setuju dengan hal itu" terlihat pula Steve ikut mengeluarkan pendapatnya.Mereka bertiga kini tengah berkumpul untuk menikmati waktu minum teh, hal ini bukan merupakan pertama kalinya, bahkan sebelum Audrey terlibat suatu kasus pun, mereka sudah pernah berkumpul beberapa kali.Fakta uniknya adalah Steve ternyata merupakan keponakan dari Marlyn. Hal ini sudah diketahui oleh Audrey lebih awal melalui cerita dari Marlyn."Apakah ia pernah mengatakan kata-kata tak pantas kepadamu?" Steve kembali bertanya."Ehm, sepertinya tidak. Dia hanya membentakku dan berteriak keras. Lelaki itu bahkan belum pulang ke rumah, ini sudah hari ke tiga" gadis itu menekuk wajahnya, ia tak tahu harus berkeluh kesah kepada siapa selain pada Marlyn dan Steve teman barunya."Kau tak menghubunginya?" tanya Marlyn penuh selidik, juj

  • My Wish    76 - Kelakuan

    Audrey mengangkat sebuah benda kecil berwarna hitam seukuran telunjuk jarinya di hadapan manik matanya. Secara perlahan ia membuka tutup benda tersebut dan memutar bagian bawahnya, ini adalah sebuah pewarna bibir dengan warna merah menyala.Sontak, Audrey jelas menaruh curiga pada Alberth, terutama setelah ia menemukan bukti bahwa kekasihnya sering bertemu dengan para perempuan selama ia berada di rumah sakit jiwa. Benda ini milik siapa?"Itu hadiah buatmu" ucap Alberth secara tiba-tiba."Untukku?" Audrey memincingkan mata, sebab Alberth tahu bahwa Audrey tak menyukai pewarna bibir dengan warna yang terlalu menarik perhatian, merah menyala terlalu berlebihan baginya."Iya, aku membelinya sebelum menjemputmu. Aku mengambil secara acak, kukira aku telah mengambil warna yang tepat, jadi aku membukanya untuk memastikannya, dan ternyata-" ucap Alberth yang tidak diketahui kebenarannya."Baiklah kalau ini memang untukku, terima kasih" Audrey memaks

  • My Wish    75 - Rencana Menikah?

    Audrey mengangkat sebuah benda kecil berwarna hitam seukuran telunjuk jarinya di hadapan manik matanya. Secara perlahan ia membuka tutup benda tersebut dan memutar bagian bawahnya, ini adalah sebuah pewarna bibir dengan warna merah menyala.Sontak, Audrey jelas menaruh curiga pada Alberth, terutama setelah ia menemukan bukti bahwa kekasihnya sering bertemu dengan para perempuan selama ia berada di rumah sakit jiwa. Benda ini milik siapa?"Itu hadiah buatmu" ucap Alberth secara tiba-tiba."Untukku?" Audrey memincingkan mata, sebab Alberth tahu bahwa Audrey tak menyukai pewarna bibir dengan warna yang terlalu menarik perhatian, merah menyala terlalu berlebihan baginya."Iya, aku membelinya sebelum menjemputmu. Aku mengambil secara acak, kukira aku telah mengambil warna yang tepat, jadi aku membukanya untuk memastikannya, dan ternyata-" ucap Alberth yang tidak diketahui kebenarannya."Baiklah kalau ini memang untukku, terima kasih" Audrey memaks

  • My Wish    74 - Bebas

    -Awal Tahun 2021-Rumah Sakit Jiwa Nasional, London-Tak terasa waktu berjalan begitu cepat. Kini Audrey kembali memasuki tahun dua ribu dua puluh satu dan sepertinya telah banyak hal yang terjadi di luar sana Audrey lewatkan begitu saja karena gadis malang itu harus mendekam di rumah sakit jiwa milik pemerintah.Seharusnya semua ini tidak akan terjadi karena gadis itu sebenarnya harus mendekam di balik jeruji besi selama dua puluh lima tahun lamanya. Entah apa yang dilakukan psikater dan pengacara yang ia andalkan itu, sebab dipersidangan akhir Audrey sama sekali tidak terbukti bersalah walau ia tetap harus mendekam di rumah sakit jiwa sampai dokter mengijinkan pulang."Kondisimu semakin membaik, kau menghabiskan makananmu hari ini" perawat yang bertugas merawat Audrey memberi tanggapan positif akan perilaku gadis itu akhir-akhir ini."Lantas, apakah aku bisa bebas secepatnya?" Audrey tak ingin berlama-lama berada di tempat ini, baginya, tempat ini

  • My Wish    73 - Audrey dan Psikiater

    Lorent dinyatakan meninggal di tempat akibat benturan keras yang menghantam bagian belakang kepalanya, selain itu ia juga mengalami patah tulang terbuka di beberapa bagian tubuhnya, hal inilah yang menyebabkan darah segar membanjiri tempat kejadian perkara.Selain itu, Audrey yang berada di lokasi kejadian saat peristiwa mengerikan itu berlangsung, kini ditetapkan sebagai tersangka utama. Lagi-lagi gadis malang itu harus berurusan dengan hal semacam ini.Di suatu ruangan sempit dengan penerangan minim, Audrey tampak sedang duduk berhadapan dengan seorang lelaki yang tak asing di matanya, psikiaternya. Pihak kepolisian memutuskan hal ini karena Audrey dicurigai memiliki penyakit mental yang belum sembuh sepenuhnya."Begini Audrey, sudah lama kita tidak bertemu, aku pikir kau tidak ada masalah dan dapat menjalani hidup dengan baik. Apa yang sebenarnya terjadi Audrey?" psikiater itu bertanya dengan lembut dan terlihat begitu mengkhawatirkan gadis yang sudah l

DMCA.com Protection Status