"Oh, oke." sahut William lembut, tegas sekaligus khawatir. "Aku segera pulang. Tolong temani Welas sebentar ya, Seika?" "Oke, William. Aku balik ke ruang keluarga lagi." Seika turun dari ayunan. "Kamu jangan lama-lama, ya?" William menyahut oke lalu memutuskan sambungan telepon. Sekarang, Seika berderap menuruni anak tangga, kembali ke ruang keluarga. "Welas, gimana?" Seika to the point, memperhatikan Welas dengan penuh kasih sayang. "Kamu nggak apa-apa, kan?" Welas menghela napas panjang, mengusap-usap pinggul. "Nggak Sei, cuman pinggangnya pegel banget." Seika menggigit bibir bawah kuat-kuat. "Oh, mau aku bantu usap-usap? Emh, pakai minyak zaitun ya biar lebih nyaman?" Welas mengangguk. "Aku tiduran miring di sofa saja ya, Sei?" "Oke, Welas. Sebentar ya aku ambil minyak zaitunnya di kotak P3K dulu?" "Oke, Sei." Tak ingin membuang waktu lebih banyak lagi, Seika berjalan ke wastafel samping kamar mandi tamu. Kotak P3K tergantung di sana. "Minyak zaitun, minyak zaitun … Nah,
Read more