Semua Bab Kubalas Kesombongan Selingkuhanmu Lunas: Bab 111 - Bab 120

175 Bab

Part 42A

Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 42: Mulai TerkuakMeli diserempet sepeda motor. Arya langsung berlari menolong Santi."Santi!" teriak Arya.Aryo panik dan tidak tahu harus berbuat apa. Tanpa sadar, dia berlari sambil menggendong Santi menuju ruang kesehatan panti asuhan. Baru beberapa langkah, Arya berhenti mendengar ucapan Aisyah."Sudah berani iya pegang-pegang wanita yang bukan mahram. Apa jangan-jangan perempuan itu simpanan Pak Arya?"Sorot mata Aisyah membulat membuat sendi pertahanan tubuhnya mau ambruk. Namun, dia sadar kalau Santi sedang kritis dan perlu pertolongan pertama. Arya tidak peduli atas cemoohan Aisyah. Dia langsung pergi berlari tergopoh-gopoh."Jangan coba-coba bawa wanita murahan itu ke panti asuhan. Jika Pak Arya berani, saya tidak segan-segan melaporkan perbuatan bapak yang sudah kelewat batas."
Baca selengkapnya

Part 42B

 Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 42: Mulai Terkuak  Aisyah pergi melangkah meninggalkan Santi dan Arya. Dia ingin sekali memberikan kejutan kepada Arya. Cintanya selalu diabaikan Arya, kini saatnya dia balas dendam.****"Mas Arya, bo-boleh kah aku bertanya?" tanya Santi ragu.Santi takut kalau pertanyaannya ditolak mentah sama Arya. Seketika bayi di dalam rahimnya aktif dan mungkin janin di dalam perutnya tahu kalau Arya saudaranya.Wajah Arya mengerut, dia menebak pertanyaan apa yang akan dilontarkan Santi kepada dirinya."Bo-boleh,. Tentu saja boleh. Kalau boleh tahu mau bertanya tentang apa?" tanya Arya.Arya bringsut dan menuju balai bambu di taman. Santi mengekor di belakang Arya."Silahkan duduk! Maaf kalau kita bicara di taman ini. Aku tidak mau mengundang fitnah atau bahan omongan o
Baca selengkapnya

Part 42C

Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 42: Mulai Terkuak  Resah mulai hadir di dalam dirinya. Dia takut kalau Santi pergi sendirian ke panti asuhan. Dia merogoh ponsel miliknya di saku celana. Perasaannya sudah kalang kabut. Dia mencari kontak Santi pada layar ponselnya.Satu panggilan tidak terjawab. Dia tidak putus asa menghubungi Santi melalui panggilan telepon."Huft! Kenapa tidak ada sama sekali Mbak Santi menjawab teleponku,' ucap Dion dalam hati.Dion sudah tidak tenang lagi. Panik ... dia sangat panik atas kejadian ini. Akhirnya, dia memutuskan pergi ke panti asuhan. Gegas dia menuju mobil yang sedang parkir di garasi. Namun, dia berhenti dan lebih memilih sepeda motor. Dia takut jalan macet dan tidak bersua dengan santi."Iya! Aku harus mengendarai sepeda motor daripada mobil,' ucap Dion dalam hati.Dion men-starter sepeda motor lalu m
Baca selengkapnya

Part 42D

Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 42: Mulai Terkuak  Arya mengernyitkan dahi lalu berselancar memikirkan perkataan Santi."Maaf selama ini aku telah lalai bahkan tidak ingat kepada sang maha pencipta. Semoga pertemuan kita membawa berkah dan menjadikan aku ke arah yang lebih baik."Santi berkata jujur, ia tidak malu sama sekali membuka aibnya sendiri."Hentikan semuanya! Aku tidak mau mendengar aibmu. Cukup kamu dan Allah lah yang tahu tentang dirimu."Arya menasihati Santi agar tidak mengumbar aibnya. Dia melihat ke arah taman. Hatinya damai seketika melihat kumbang sedang menghampiri bunga. Dia ingin sekali memadu kasih dengan Santi. Namun, dia pikir itu tidak mungkin. Dirinya seorang bujang lapuk, sementara Santi janda saudara kembarnya."Oh iya, bagaimana cerita yang tadi sempat tertunda. Apakah aku boleh mendengarnya kembali dari narasumbernya langsung?" tanya Santi.Santi memulai perca
Baca selengkapnya

Part 42E

Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 42: Mulai Terkuak  Arya masih menahan perih akibat pukulan demi pukulan yang dia terima."Terima kasih sudah menolongku. Kamu juga harus berterima kasih kepadaku. Aku sudah menolong kamu dari amukan massa."Matanya membulat melihat Arya meringkuk kesakitan. Lumuran darah segar menetes dari sudut bibirnya."Akulah yang merampok dompet itu. Kemudian aku berikan kepadamu lalu aku ambil tasmu. Aku berlari mencari tempat yang sepi lalu aku mengganti pakaianku untuk menolong dirimu."Pria itu membuka baju yang dia pakai. Ternyata baju yang dipakai pria itu milik Arya."Lalu, siapa namamu? Kenapa kamu tega melakukan itu?" tanya Arya."Namaku Dion."Dion mengulas senyum sambil menatap langit yang biru. Mentari sudah mulai terbenam di ufuk barat pertanda malam telah tiba. "Sudahlah lupakan saja! Sebagai balas budiku, aku rela melakukan apapun itu
Baca selengkapnya

Part 43A

  Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu Menyesal Part 43: Arya Berkata Jujur     Arya segan ingin berkata jujur. Soalnya dia sudah menumpang di rumah Dion. Masa dia menumpang makan. "Tapi kenapa? Segan karena nggak ada uang?" Wajah Arya memerah akibat menahan malu yang tiada tara. Namun, dia terpaksa menahan malu daripada menahan lapar. "Iya," jawab Arya dengan nada pelan. "Dasar pria pemalu. Anggap saja aku ini saudaramu. Aku juga hidup sebatang kara. Jadi, harus bisa bergaul dan mengambil hati seseorang. Pokoknya kamu tenang saja. Selagi masih ada aku, hidupmu tidak akan terlantar." Dion mulai berpikir bagaimana caranya agar Arya menjadi tumbalnya. "Sudah cepat cuci muka! Aku keluar sebentar membeli sarapan." "Ba-baik," jawab Arya. Arya beranja
Baca selengkapnya

Part 43B

Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu Menyesal Part 43: Arya Berkata Jujur   "Pengen sekolah, tapi biayanya nggak ada. Terus tas dan semua buku tinggal di rumah." Dion mempunyai ide. "Aku ada ide," ucap Dion. "Apa itu?" balas Arya. Dion duduk di samping Arya sambil menepuk pundak Arya. "Bagaimana kalau kamu pulang ke rumah sebentar mengambil buku, tas dan perlengkapan sekolah." "Aku sudah malas kembali ke rumah," ucap Arya memotong perkataan Dion. Dion berusaha membujuk Arya agar mau ke rumahnya. Dia punya niat busuk makanya bekerja keras membujuk Arya. "Mengalah demi menang nggak apa-apa." Akhirnya Arya memutuskan kembali ke rumahnya mengambil baju dan peralatan lainnya. Tidak perlu buang-buang waktu, Arya dan Dion sudah bersiap-siap pergi ke rumah Arya dengan mengendarai sepeda motor yang dipinjam Dion punya kawannya. Hanya butuh dua puluh menit, sudah tiba di rumah Arya. "
Baca selengkapnya

Part 43C

Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu Menyesal Part 43: Arya Berkata Jujur     Humairah pergi menuju kamarnya. Tidak berapa lama, dia datang membawa seikat uang berwarna merah. "Ambil ini, Nak! Aku harap dengan bekal ini kamu bisa bertahan hidup." "Aku nggak butuh uangmu, Bu! Ambil saja." Arya melangkah pergi keluar dari rumah tanpa melihat sama sekali ke belakang. Sementara Dion sangat tergiur dengan uang itu. Setelah Arya sudah berada di teras rumah. Dion berkata. "Biar aku saja yang mengambil uang ini, Bu." "Terima kasih, Nak! Oh iya, tolong sampaikan surat ini kepada Arya. Kalau ayahnya bekerja di ibu kota. Ini alamat dan nomor telponnya." Dion merasa mendapat durian runtuh. 'Yes ... Yes ... Kamu kira aku bakalan mau mengasih tahu kepada Arya. Jangan harap.' Dion pergi mengejar Arya keluar.
Baca selengkapnya

Part 43D

 Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 43: Arya Berkata Jujur   "Apa maksud kamu, aku juga hanya mengambil keuntungan? Keuntungan mana yang kamu maksud? Aku saja baru bersua dengan kamu kedua kali ini," balas Arya.Santi baru sadar kalau dia salah sebut nama."Ma-maksud aku Aryo, bukan Arya. Maaf kalau aku salah sebut nama.""Mbak Santi, aku mohon maafkan aku. Aku tidak mau kehilangan kamu."Arya dan Santi heran dengan perkataan Dion."Maksud kamu apa?!" tanya Arya.Dadanya bergemuruh, tidak tahu alasannya kenapa dia bisa darahnya mendidih."Aku tidak mau kehilangan Mbak Santi. Sejak pertemuan pertama, aku sudah jatuh cinta sama kamu, Mbak."Dion terus terang mengungkapkan perasaannya kepada Santi. Arya hilang kendali sehingga satu pukulan melayang di punggung Arya. Dia teringat seketika pada saat dirinya dihajar massa."Kamu wajar mendapat perlakua
Baca selengkapnya

Part 44

Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 44: Sumber Dana Dibekukan"Beri aku waktu untuk menjawab pertanyaan kamu, Mas!"Arya diam. Dia berharap ingin sekali memiliki Santi. Selain dia ingin menunaikan ibadah, dia juga ingin menepati amanah ayahnya yang sudah lama tidak ada kabar."Apakah aku boleh menemani kamu untuk menyelesaikan semua masalahmu?" tanya Arya.Santi bergeming dan menatap ke arah taman. Ia laksana makan buah simalakama. Jika dimakan, mati ayah. Jika tidak dimakan mati ibu. Jika ia menyetujuinya, takut menimbulkan fitnah. Jika tidak, ia takut kalau Dion berbuat sesuatu kepada dirinya."Bagaimana?" tanya Arya kembali.Arya sudah tidak sabar menunggu jawaban Santi. Namun, Santi masih enggan buka suara. Matanya di pejamkan sekejap lalu ia buka kembali."Boleh! Tapi ada satu syarat.""Se-serius?!
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1011121314
...
18
DMCA.com Protection Status